Milenianews.com, Cilacap – Seorang kerabat pemudik meninggal dunia secara mendadak di Cilacap, Selasa (29/4). Meninggalnya tersebut diduga karena terpapar virus Corona, yang tertular dari kerabatnya yang baru mudik dari Jakarta ke Cilacap.
Rombongan, total delapan pemudik tersebut menaiki mobil travel. Hasil rapid test rombongan pemudik semuanya menunjukkan terpapar Corona. Tes tersebut dilakukan sebagai hasil tracing atas kejadian kakak salah satu pemudik itu yang meninggal mendadak.
Baca Juga : Sembuh dari Corona, Menhub Ikut Rapat Pertama dengan Presiden
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi mengatakan, kematian mendadak ini sangat mengejutkan, karena sang kakak tidak ada riwayat bepergian ke wilayah zona merah.
“Adiknya (si pemudik) kemudian dilakukan rapid test. Hasilnya positif Corona,” ujarnya. Lalu petugas melakukan tracing yang menyebut bersama 8 orang pemudik dari Jakarta.
Semua rombongan pemudik terpapar virus Corona

Hasil tracing tersebut juga menuturkan, selama di Jakarta mereka tinggal dalam satu kontrakan dan bekerja di tempat yang sama di sebuah perusahaan konfeksi.
Dari 8 orang itu pula, terdapat satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak. Mereka semua saat ini ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) dan harus di isolasi di RSUD Majenang.
“Mereka masih menunggu hasil test swab yang dikirim ke laboratorium Yogyakarta, termasuk hasil pemeriksaan terhadap jasad kakak pemudik yang meninggal,” paparnya.
Berdasarkan hasil tersebut, pemudik diimbau untuk mematuhi aturan pemerintah untuk karantina selama 14 hari. Guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Baca Juga : WHO : Pandemi Corona masih belum Berakhir
“Jika tidak ada gejala, harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Jangan ke mana-mana, jangan berkerumun. Jika tiba-tiba muncul gejala sakit, diharapkan segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit,” jelasnya.
Kasus tersebut harus menjadi perhatian bagi semua masyarakat agar selalu mentaati peraturan pemerintah. Kasus tersebut, dikatakan Ganjar Pranowo sebagai pengingat, agar masyarakat tidak mudik secara sembunyi-sembunyi. (Ikok)