News  

Kasus Yel-yel Pramuka Berbau SARA Tuai Protes dari Banyak Pihak

Kasus Yel-yel Pramuka SD Timuran

Milenianews.com, Yogyakarta – Kasus yel-yel yang dilakukan oknum pembina Pramuka di SD Negeri Timuran Yogyakarta, menjadi sorotan publik. Yel-yel tersebut sempat viral di media sosial karena didalamnya mengandung bau SARA.

Dalam yel-yel tersebut, diakhiri dengan kata-kata Islam-islam yes Kafir-kafir No, beberapa orangtua murid pun langsung protes terkait yel-yel tersebut.

Baca Juga : Raja dan Ratu Kerajaan Agung Sejagat Ditangkap Polisi

“Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel Islam Islam yes, Kafir Kafir no. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior. Saya merasa keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya, itu mencemari kebhinekaan Pramuka,” kata seorang wali murid, dikutip Kompas.com, Rabu (15/1).

Tanggapan Tokoh

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X sangat menyesalkan kejadian tersebut, terlebih terjadi di Yogyakarta sebagai Kota Pelajar.

“Tidak betul itu, tidak tempatnya di situ dan tidak boleh mengatakan seperti itu. Di Indonesia tidak ada kafir,” ujar Sri Sultan seusai menghadiri acara dialog kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1).

Kasus tersebut harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah. Yel-yel tersebut berpotensi merusak keutuhan bangsa dan negara.

Menkopohukam, Mahfud MD, bahkan menyebut itu sebagai tindakan merendahkan keberagamaan. Ia pun menyuruh untuk memanggil pembina pramuka tersebut, untuk menanyakan terkait yel-yel tersebut.

“Merendahkan keberagaman dan keberagamaan. Ya itu tanggapan saya. Pembinaan dulu aja deh, dipanggil. Itu jangan-jangan gurunya agak bego kali, dipanggil aja dulu siapa, masak ada yel begitu. Dilihat dulu, dipanggil pembina Pramuka-nya siapa,” katanya.

Tempat Praktik Kursus Mahir Lanjutan Pembina Pramuka


Foto : Republika

Kepala Sekolah SD Negeri Timuran, Esti Kartini mengaku tahu kejadian tersebut setelah videonya viral di media sosial. Saat itu, sekolahnya memang sedang menjadi tempat praktik Kursus Mahir Lanjutan (KML) pembina Pramuka.

Baca Juga : PB DJarum Hentikan Beasiswa Bulutangkis, KPAI Tutup Sarana Pengembangan Atlet Bulutangkis Indonesia

Hal tersebut kata pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang KH Mustofa Bisri, atau Gus Mus, seharusnya tidak dilakukan oleh Pembina Pramuka kepada generasi muda.

“Ada yang kafir itu opo? Itu urusannya apa dengan Pramuka, tidak ada urusan. Itu bodoh dan gendeng, wis gitu aja. Wong enggak ada hubungannya,” katanya. (Ikok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *