Milenianews.com, Mojokerto– Iqtishad Consulting Indonesia selaku Lembaga Diklat dan Sertifikasi Notaris Perbankan Syariah, bekerja sama dengan Pengurus Daerah Mojokerto Ikatan Notaris Indonesia (INI), menggelar Pelatihan Notaris Bank Syariah Level 1, 2 dan 3 sekaligus, Angkatan 1.273, 1.274, dan 1.275. Pelatihan ini diikuti 124 orang, yang berasal dari Mojokerto maupun kabupaten/kota dan provinsi lainnya, seperti Bogor.
Acara ini dilaksanakan di Hotel Ayola, Mojokerto, Jumat-Sabtu (6-7 Desember 2024). “Event ini merupakan yang pertama di Indonesia yang mencakup 3 level sekaligus secara tuntas. Baik level dasar, level intermediate maupun level advance,” kata Presiden Direktur Iqtishad, Associate Professor Agustianto Mingka, MA. dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Sabtu (7/12/2024).
Hadir pada acara tersebut, Ketua Pengwil Jawa Timur, Pengurus Pengda Mojokerto INI, Ketua Pengda Kab. Mojokerto IPPAT, perwakilan Ketua Pengda Kota Mojokerto, Majelis Pengawas Daerah Notaris Mojokerto, Majelis Kehormatan, Dewan Kehormatan, Ketua Pengda dan jajaran lainnya.
Associate Professor Agustianto Mingka, MA. menyebutkan, Pelatihan Notaris Bank Syariah yang digelar bersama Pengda Mojokerto INI merupakan Pelatihan Notaris Perbankan yang luar biasa. “Karena materinya lengkap dan komprehensif serta terkini dan pertama di Indonesia karena belum pernah ada Pengda, Pengwil, perbankan, atau kami sendiri yang menggelar pelatihan 3 level sekaligus,” ujarnya.
Ketua Panitia Dr. Agnes Nova Randomis SH, MKn mengatakan acara ini dilaksanakan oleh Pengurus Daerah Mojokerto Ikatan Notaris Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Diklat Perbankan Syariah nasional Iqtishad Consulting Indonesia dari Jakarta — sebuah lembaga diklat yang paling terkemuka di Indonesia.
“Perlu kami sampaikan bahwa acara Pelatihan Notaris Bank Syariah yang digelar Pengda Mojokerto, 3 sekaligus, merupakan acara yang luar biasa, karena pertama di Indonesia,” ujarnya saat memberikan kata sambutan.
Ia menjelaskan, level ke-1 sebagai syarat awal menjadi rekanan bank syariah, sehingga ada ujiannya. “Level pertama merupakan pelatihan mengenai proses ndip akad akad dasar bank syariah dengan materi perjanjian pembiayaan syariah yg utama saja, seperti perjanjian murabahah, musyarakah, mudharabah dan Ijarah.Belum membahas MMq, Line facility modal kerja dan belum hybrid contact,” kata Agnes.
Level ke-2 adalah pelatihan yang membahas pembuatan akad MMq, perjanjian perbankan syariah yang lebih advance yaitu Musyarakah Mutanaqshah, akad sapu jagad yang canggih karena dapat diterapkan untuk segala macam jenis produk pembiayaan syariah
“Pembuatan akad perjanjian MMq ini dijadikan sebagai Level dua karena akad ini sudah meluas digunakan di semua perbankan syariah untuk berbagai macam produk,” ujarnya.
Sedangkan level ke-3, kata Agnes membahas segala macam hybrid contracts dalam perjanjian bank syariah. “Level 3 adalah tingkatan advance. Topik ini perlu bagi notaris karena akan membekali notaris untuk membuat perjanjian hybrid. Level ke-11 membahas perjanjian dengan akad tunggal, maka perjajian hybrid contrats akan membahas teknik pembuatan perjajian yang hybrid. Nanti ada 40 jenis perjanjian hybrid contrtcs di perbankan dan keuangan syariah . Kita akan membahasnya secara prioritas,” paparnya.
Agnes mengungkapkan, tujuan umum diadakannya pelatihan perbankan syariah ini bagi notaries adalah untuk memberikan ilmu dan kompetesi hukum perjanjian perbankan syariah dan teknik membuat akta perjanjiannya sehingga notaris, PPAT atau ALB mendapatkan ilmu dan kompetensi perbankan syariah. “Khusus level ke-1 berguna sebagai syarat menjadi rekanan bank syariah, Makin banyak sertifikat, makin besar pekluang menjadi rekanan perbankan syariah,” kata Agnes.
Notaris yang Kompeten sangat Dibutuhkan
Ketua Umum Pengurus Wilayah Jawa Timur INI Dr. Isy Karimah Syakir SH., M.Kn. MH saat memberikan keynote speech mengatakan, notaris menduduki posisi yang sangat penting dalam industri perbankan syariah, karena notaris berperan dalam pembuatan akta-akta kontrak-kontrak produk perbankan syariah dan pengikatan jaminan (khususnya HT dan Fiducia).
Sebagaimana dimaklumi bersama,pPerbankan dan keuangan syariah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan aset mencapai Rp 2.500 triliun.
Menurut data OJK, aset perbankan syariah sudah mencapai Rp 900 triliun (bulan September 2024), ditambah 157 Bank BPRS dan ratusan Lembaga Keuangan Syariah, serta 4.000 Koperasi Syariah dan BMT.
“Semua lembaga tersebut, membutuhkan para notaris yang kompeten dalam membuat akta-akta syariah dan pengikatan jaminannya,” kata Isy Karimah.
Ia menambahkan, industri keuangan dan perbankan syariah di Indonesia membutuhkan notaris yang memahami dengan baik konsep-konsep syariah dan penerapannya di praktek perbankan.
Akad perjanjian dan kontrak produk-produk perbankan syariah semakin beragam, karena semakin banyak inovasi produk perbankan syariah, sehingga kompetensi Notaris tidak cukup hanya mengikuti di level dasar atau level ke-1. Diperlukan peningkatan, penambahan ilmu dan kompetensi yang lebih luas, sehingga sangat diperlukan pelatihan di level-level lanjutan mulai level ke-1 sampai 10.
“Untuk itulah diperlukan Training dan Workshop, Aspek Legal dan Kontrak-Kontrak Produk Perbankan Syariah dalam tiga level,” ujar Isy Karimah.