Milenianews.com, Jakarta – Tsar Bomba, juga terkenal dengan nama resmi RDS-220 Soviet, adalah bom hidrogen dan senjata nuklir terkuat dalam sejarah. Dalam bahasa Rusia, “Tsar Bomba” artinya “Raja Bom”. Bom ini memiliki kekuatan ledakan lebih dari 50 megaton TNT, yang setara dengan 50 juta ton bahan peledak konvensional.
Bob ini memiliki kekuatan yang luar biasa, yakni 10 kali lebih kuat dari semua amunisi yang berguna selama Perang Dunia II. Atau, setara juga dengan lebih dari 1.500 kali lebih kuat dari gabungan kekuatan bom atom yang jatuh di Hiroshima dan Nagasaki.
Tsar Bomba
Pencipta Tsar Bomba
Berdasarkan informasi dari Atomic Heritage Foundation, Tsar Bomba dirancang oleh tim fisikawan yang dipimpin oleh Yuli Khariton. Tim tersebut termasuk Andrei Sakharov, Viktor Adamsky, Yuri Babayev, Yuri Smirnov, dan Yuri Trutnev.
Baca juga : Fakta Menarik Film Oppenheimer : Kisah Pembuat Bom Nuklir
Tsar Bomba adalah bom hidrogen tiga tahap dengan desain Trutnev-Babaev pada tahap kedua dan ketiga. Bom ini menggunakan bom atom tipe fisi sebagai tahap pertama untuk menciptakan tekanan pada tahap kedua yang termonuklir.
Energi dari ledakan ini kemudian diarahkan untuk memampatkan tahap ketiga termonuklir yang jauh lebih besar. Ada bukti bahwa bom ini menggunakan beberapa tahap ketiga.
Secara teori, Tsar Bomba dapat menghasilkan sekitar 100 megaton kekuatan ledakan, tetapi itu akan mengakibatkan tingkat radiasi nuklir yang sangat berbahaya (sekitar 25% dari seluruh radiasi nuklir yang dihasilkan sejak penemuan senjata nuklir pada tahun 1945).
Uji coba pertama kalinya
Pada pagi tanggal 30 Oktober 1961, Uni Soviet secara resmi melakukan uji coba Tsar Bomba setelah pembuatan selesai. Pengantaran bom ini menggunakan pesawat pembom jarak jauh Tu-95V Soviet dengan pengemudi Mayor Andrei Durnovstev selama pengujian.
Baca juga : Titanic OceanGate Mengalami Ledakan Di Kedalaman 4000 Meter!
Pesawat pembom dengan pendamping pesawat pengamat Tu-16 yang bertugas mengumpulkan sampel udara dan merekam pengujian. Untuk mengurangi kerusakan termal pada permukaannya, pesawat pembom tertutup dengan cat putih reflektif.
Tsar Bomba meledak di atmosfer tepat pukul 11:32 Waktu Moskow di atas Rentang Pengujian Nuklir Teluk Mityushikha di Lingkaran Arktik utara. Bom tersebut telah terpasang sensor barometrik untuk meledak pada ketinggian 13.000 kaki (sekitar 4 kilometer) setelah jatuh dari ketinggian 34.000 kaki (sekitar 10 kilometer).
“Awan di bawah pesawat dan di kejauhan diterangi oleh kilatan yang kuat,” kenang seorang juru kamera Soviet yang mengamati ledakan tersebut, sebagaimana dikutip dari IFL Science.
Baca juga : Ledakan di Monas, Bukan dari Bom Bunuh Diri tapi dari Ledakan Granat
“Lautan cahaya menyebar di bawah palka dan bahkan awan mulai bersinar dan menjadi transparan. Pada saat itu, pesawat kami muncul dari antara dua lapisan awan dan di bawah celah itu muncul bola oranye terang yang besar,” imbuhnya.
Ternyata, meskipun memiliki kekuatan ledakan yang sangat besar, Tsar Bomba menghasilkan dampak kejatuhan yang relatif minim karena desainnya yang canggih.
Perbandingan Tsar Bomba dengan Senjata Nuklir
Perkiraan hasil ledakan dari Tsar Bomba sekitar 1.570 kali lebih kuat dari gabungan hasil ledakan bom yang Hiroshima dan Nagasaki jatuhkan. Ledakan bom ini juga setara dengan sekitar 25% dari hasil letusan gunung berapi Krakatau pada tahun 1883.
Untuk perbandingan, senjata nuklir terbesar Amerika Serikat, B41, memiliki hasil teoretis sekitar 25 megaton. Perangkat nuklir terbesar yang pernah Amerika Serikat ledakan adalah Castle Bravo dengan hasil sekitar 15 megaton. Senjata nuklir terbesar yang dikerahkan oleh Uni Soviet, SS-18 Mod. 3 hulu ledak ICBM, juga memiliki kekuatan sekitar 25 megaton.
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.