Milenianews.com, Jakarta – Rizka Raditashela, yang lebih sering dipanggil Cika, duduk di bangku SMKN 41 Jakarta. Usianya masih 17 tahun, tapi omongannya soal tawuran pelajar udah kayak kakak tingkat yang udah lulus: blak-blakan, nyentil, dan nyesek juga kalau didengerin sambil mikir.
“Aku tuh mikir ya, buat apa sih tawuran? Malah ngebahayain diri sendiri, terus kalo ketangkep, yang jelek malah nama sekolah duluan yang disorot. Padahal, belum tentu gurunya tau muridnya ngelakuin apa,” ujar Cika saat ditemui usai pulang sekolah, di stasiun krl yang memang suka berangkat dan pulang sekolah naik kereta.
Di kota-koat besar bahkan di kota kecil sekalipun, tawuran antar pelajar masih jadi “gengsi terselubung” bagi sebagian siswa cowok. Bawa senjata tajam, petantang-petenteng di jalan, saling ejek di medsos atau pas lagi nongkrong, semuanya itu yang jadi pemantik api yang nggak penting, tapi selalu meledak.
Baca juga: MKKS SMK Kabupaten Tegal Buat Film Kajogan Sebagai Antipasi Tawuran Pelajar
Tawuran: ‘Simbol Keren’ yang Salah Kaprah
“Aku pernah liat tuh yang tawuran langsung, pas pulang sekolah di daerah Lenteng Agung, di tapal kuda (putaran balik) situ. Ada yang tawuran. Enggak tahu dari sekolah mana, tapi serem sih,” kenang Cika. Suaranya pelan, tapi nada takutnya nyata.
Cika juga denger cerita yang lebih ngeri dari temennya tentang pelajar yang tewas karena bacokan pas tawuran. “Katanya sempet dibawa ke rumah sakit, tapi enggak tertolong terus meninggal,” katanya, sembari menunduk.
Yang lebih menyedihkan, banyak sekali dari mereka yang ikut tawuran justru punya masalah yang lebih dalam, seperti bolos sekolah, suka nantangin guru, dan hidupnya kayak gak punya arah.
“Aku nggak ngerti sih, mereka pikir itu keren? Gak ada kerennya sama sekali. Justru kayak cari-cari celaka sendiri.”
Ganteng Tapi Tawuran? Gak Layak Dipilih!
Sebagai cewek, Cika punya prinsip yang udah mateng buat anak seumurannya. “Kalau cowok ganteng tapi suka tawuran? No, thank you. Masa depannya gelap, terus pasti punya jejak kriminal. Mending biasa aja tapi waras, nggak usah neko-neko,” ucapnya sambil tertawa kecil.
Menurutnya, cowok yang terlibat tawuran bukan cuma ngerugiin diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya. “Kalau udah masuk catatan kriminal, susah nyari kerja. Mau nikah, keluarga ceweknya juga pasti mikir-mikir.”
Tapi Cika nggak sepenuhnya pesimis. “Kalau mereka mau berubah, terus bener-bener niat ninggalin kelakuan lamanya, ya mungkin aja masa depannya bagus. Tapi ya itu, harus dari dirinya sendiri dulu”.
Baca juga: Sebanyak 18 Siswa SMA Bina Insani Lolos SNBT 2025, Tersebar di 13 PTN
Mau Keren? Jangan Bikin Makam Duluan
Cerita Cika adalah potret dari ribuan pelajar lain yang jadi saksi bisu atau korban sosial dari budaya tawuran. Dia bukan aktivis, bukan influencer, tapi suaranya mewakili nalar sehat yang sering kalah keras dibanding suara bising celurit dan ejekan di jalan.
“Yang suka tawuran tuh harusnya mikir, mau keren sekarang tapi mati muda? Atau hidup waras dan bisa punya masa depan? Hidup tuh enggak cuman soal adu kuat. Tapi soal siapa yang bisa mikir panjang,” tutup Cika.
Dan dari cewek biasa kayak Cika, kita semua diingatkan: waras itu lebih keren dari liar.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.









