Milenianews.com, Jakarta – Menutup tahun 2024, penyair Pulo Lasman Simanjuntak mempersembahkan dua puisi terbaiknya dalam format dwibahasa (Indonesia-Inggris). Kedua puisi yang berjudul ‘Mata Puisi’ dan ‘Sajak Tahun 2024′ ini dipilih dari 20 sajak yang ia tulis sepanjang tahun.
Karya tersebut dialihbahasakan oleh musikus klasik Ananda Sukarlan, yang sebelumnya mengadaptasi salah satu puisinya berjudul ‘Menulis Puisi untuk Presiden – Episode Dua’ menjadi tembang puitik.
Baca juga: Penyair Pulo Lasman Simanjuntak Menulis Syair Untuk Presiden 2024
“Bahkan pada 19 Januari 2025 nanti, salah satu karya puisi saya yang berjudul ‘Menulis Puisi untuk Presiden – Episode 2 akan dibawakan oleh Komponis Ananda Sukarlan dalam sebuah konser musik di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Konser ini diselenggarakan untuk menghormati Penyair D. Zawawi Imron, yang menerima anugerah sastra pada puncak peringatan Hari Puisi Indonesia di tanggal 20 Desember lalu,” kata Penyair Pulo Lasman Simanjuntak di Jakarta, Minggu (29/12).
Di bawah ini adalah isi dari puisi berjudul ‘Mata Puisi’ karya Pulo:
MATA PUISI
menghitung hari-hari
nyaris buta (cemas!)
seperti puisiku yang menua
diselimuti asap kabut
dari pinggiran kota berawanterus kususuri menuju
rumah ibadah
untuk mukjizat kesembuhan
di atas mimbar kesucianmembawa juga tubuhmu
digerogoti ulat-ulat beracun
dari dalam tanah basah
airmata terus berdarahsebelum aku merangkul
pekabaran tiap dinihari
rajin gerak badan di tikungan jalanmulutku yang membusuk
telah menelan rakus
ribuan potong daging haram
ratusan ikan dari selokanbahkan sering disuguhkan minuman biang gula
dari perkebunan teh yang tumbuh liar
di sekujur tubuhkumaka kuputuskan (tiba-tiba!)
mata puisi ini
harus berlari ke rumah duka
disuntik obat mata dosis tinggilalu jadilah aku menjelma
jadi seorang tukang sihir
yang tak mampu melihat sinar matahari berdiri
tegak tiap pagipada malam ini
sesudah hujan dan petir bertandang di pekarangan rumah
gelap gulita
harus kuselesaikan
membaca kitab suci
dengan mata kiri
menari-nari sendiriaku harus kuat, pesanmu
sampai nanti kita bisa bertemu lagi
di hamparan langit baru
tanpa ada lagi
tangisan membuta
atau penyakit menular
sudah dimatikan seekor ulardamailah hati ini.
Selanjutnya, puisi berjudul ‘Sajak Tahun 2024’ yang juga menjadi bagian dari karya Pulo di penghujung tahun ini.
SAJAK TAHUN 2024
serpihan waktu purba
dihembuskan-
dari seonggok kesepian
babak belur di sudut hati tercemar pergulatan berkepanjangancemas
mengerikan
mematikan, katamu dengan suara kurus keringkemelaratan ada di setiap
ujung akhir tahun
tak mau dicatat
dalam sajak
berabad-abad
percakapan
tak kunjung sembuhtengoklah
roh siapa harus dibakar
api kekal
di atas kaki dian
selalu menyala
tak pernah padammeskipun ditiup angin
musim kemarau
cuaca basahsemuanya tak kunjung selesai
sampai tutup dan buka tahun
seperti ada penghakiman liar
mengambang
dilepas semua jabatan
ditikam pisau pertempuranbiarlah
waktu terus berlari
hidup harus berserah
sampai kita tiba
di lautan kaca
dengan nama penyair
tak berbuah