Milenianews.com, Mekkah– Di bawah terik matahari yang menyengat, ribuan jamaah berlalu lalang di pelataran Masjidil Haram, Mekkah. Di antara lautan putih ihram dan hitam abaya, seorang ibu berdiri teguh, menggenggam erat selembar foto. Wajahnya tersembunyi di balik kacamata hitam, namun ada kesedihan yang terpancar dari setiap garis wajahnya. Ibu Rukayati Zulfa, jamaah umrah dari Jazira Wisata, yang sedang menjalankan ibadah badal umrah untuk anaknya yang telah tiada.
Seharusnya, perjalanan suci ini ia lakukan bersama sang Putri, Adinda Rizqy Rira Hardiani binti Azhari Miharja. Adinda yang dengan penuh kerja keras mengumpulkan setiap rupiah, memastikan sang ibu bisa berangkat ke Tanah Suci, mewujudkan impian mereka bersama. Namun, takdir berkata lain. Sebelum sempat merasakan sujud di hadapan Ka’bah, sebelum sempat menggenggam tangan ibunya di Masjidil Haram, Adinda pergi lebih dulu. Impian yang telah ia bangun dengan keringat dan doa, kini hanya bisa diwujudkan sang ibu seorang diri.
Lima bulan yang lalu, Ibu Rukayati kehilangan putrinya, Adinda Rizqy Rira Hardiani binti Azhari Miharja, yang telah lama bercita-cita untuk beribadah ke Tanah Suci bersama. Kepergian Adinda yang begitu mendadak meninggalkan duka mendalam, tetapi Ibu Rukayati tetap berpegang pada janji mereka berdua. Dengan tekad yang kuat, ia berangkat ke Makkah, menjalankan umrah bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mewujudkan impian Adinda, meskipun tanpa kehadirannya di sisi.
Di hari yang panas menyengat ini, 29 Maret 2025, dalam keadaan berpuasa, ia melangkahkan kaki menuju Masjidil Haram. Setiap langkahnya terasa berat, namun semangatnya tak goyah. Ia ingin memastikan bahwa Adinda mendapatkan pahala umrah, apalagi ini umrah Ramadhan, meski raganya tak lagi di dunia.
Di depan Ka’bah, Ibu Rukayati mengangkat tangan dan berdoa, “Ya Allah, terimalah ibadah ini untuk anakku. Lapangkan kuburnya, ampuni segala dosanya, dan jadikan ia penghuni surga-Mu.” Air mata mengalir di balik kacamata hitamnya, namun ia tak menghapusnya. Biarlah tangis itu menjadi saksi cinta seorang ibu yang tak terbatas oleh dunia.
Dalam genggamannya, foto Adinda terus menemani. Wajahnya tersenyum dalam potret itu, seakan turut bahagia karena akhirnya, meski tak secara fisik, ia telah “sampai” ke Baitullah melalui cinta ibunya.
Direktur Jazira Halal Wisata, Ustadz Nuryadin Yakub mengatakan, kisah Ibu Rukayati adalah kisah keteguhan hati, cinta tanpa batas, dan perjuangan seorang ibu yang tidak ingin impian anaknya terkubur begitu saja. “Ia adalah bukti bahwa kasih sayang seorang ibu tak berhenti di batas kehidupan, melainkan terus mengalir, bahkan hingga ke Tanah Suci,” kata Ustadz Nuryadin kepada Milenianews.com.
Ia menambahkan, “Semoga Allah menerima ibadahnya, mengampuni dosa-dosa Adinda Rizqy, dan menguatkan hati seorang ibu yang telah membuktikan bahwa cinta sejati tidak pernah mati.”