Milenianews.com, Semarang — Wisuda Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) yang terkenal sebagai Kampus Digital Kreatif, di Ballroom Patrajasa Hotel Semarang, Kamis (20/11), semula berjalan penuh haru dan keanggunan. Namun, detik lampu panggung mulai menyorot, suasana formal itu berubah total. Ballroom seakan berevolusi menjadi ajang perayaan ketika grup musik unik Disco’nann mengambil alih perhatian hadirin.
Disco’nann bukan grup yang bisa kamu jelaskan dalam satu tarikan napas. Ada Ricci Bulu dengan suara yang bikin bangku belakang ikut goyang, hadir bersama DJ Riiz yang meracik beat elektronik ala pesta malam, serta Carlo dan Adhit yang mengisi bagian band, membuat irama panggung hidup seperti denyut jantung para wisudawan yang baru lulus.
Baca juga: Momentum Penuh Syukur di Patrajasa! Yayasan BSI Dorong Wisudawan UBSI Melangkah Mantap ke Masa Depan
Konsep Disco’nann sendiri seperti perpaduan rasa di warung angkringan yang tidak mewah, tidak sok, tapi menghibur sampai bikin senyum lepas. Mereka membawa format kolaborasi biduanita, DJ, dan band, yang entah bagaimana berhasil membuat toga wisuda terlihat cocok dengan hentakan musik.
Ketika lagu pertama dimulai, ruang Patrajasa yang tadi penuh formalitas langsung berubah jadi tempat perayaan. Wisudawan melambaikan tabung wisuda seperti glowstick, orang tua mengangguk pelan (walau tidak yakin lagu apa yang diputar), dan panitia tersenyum lega karena setidaknya tidak ada yang menari terlalu liar.
Di sela musik, Ricci Bulu menyampaikan doa untuk para lulusan yang baru saja resmi lahir ke dunia persaingan kerja. “Semoga sukses selalu buat seluruh wisudawan UBSI,” ucapnya dengan nada yang tulus meski tetap bergoyang kecil.
Di samping itu, DJ Riiz ikut menimpali sambil menaikkan beat, “Semoga kalian semua bisa jadi orang hebat dan selalu rendah hati.” Carlo dan Adhit hanya mengangguk sambil tetap memainkan instrumen seperti sedang ikut mengamini.
Harapan itu terdengar sederhana, tapi terasa pas. Tidak terlalu formal, tidak terlalu teoritis, tapi cukup jujur untuk dibawa pulang di kepala para lulusan.
Baca juga: Toga, Tangis Haru, dan Tawa Kos: Patrajasa Hotel Semarang Jadi Saksi Meriahnya Wisuda UBSI
Disco’nann menutup penampilan dengan energi yang membuat senyum tersebar rata di seluruh ruangan. Bukan hanya karena musiknya, tetapi karena mereka berhasil menjembatani dua suasana yang biasanya bertolak belakang, yaitu sakralnya seremoni dan riangnya perayaan.
Dan mungkin itu yang dibutuhkan saat wisuda. Kita tidak hanya butuh prosesi yang rapi. Kita juga butuh tawa, irama, dan doa yang datang dengan beat elektronik untuk mengingatkan bahwa hidup setelah toga tidak selamanya serius. Ada musik yang perlu dinikmati di tengah perjalanan menuju masa depan.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.













