Milenianews.com – Sabtu (11/4) dini hari lalu, Daerah Jakarta sampai Depok digemparkan dengan peristiwa aneh dentuman keras yang terdengar jelas. Suara terdengar sepanjang wilayah Jakarta hingga Depok, Jawa Barat. Suara tersebut sampai membuat beberapa kaca rumah bergetar.
Dilansir dari Merdeka.com(14/4), Ahli vulkanologi yang juga mantan Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan bahwa suara gemuruh dan dentuman itu kemungkinan berasal Gunung Anak Krakatau (GAK). Pada saat bersamaan, gunung di Selat Sunda itu memang mengalami erupsi.
“Pada saat masyarakat mendengar dentuman, bersamaan dengan letusan anak krakatau. Bisa jadi bahwa suara dentuman ini dari Gunung Anak Krakatau,” ujar Surono dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (11/4) pagi.
Analisis Ahli Vulkanologi Soal Sumber Dentuman Keras di Jakarta & Bogor
Surono menambahkan, suara dentuman bisa terjadi lantaran didukung suasana yang sepi. Sehingga suara itu bisa terdengar jauh dari titik lokasi gunung anak krakatau.
Lantas mengapa suara ini terdengar di Jakarta sedangkan di daerah dekat gunung tidak terdengar?Surono menjelaskan hal ini lantaran gelombang suara sampai di suatu daerah bergantung tekanan udara.
“Bisa jadi tekanan udara tersebut berbeda-beda. Bila ledakan tidak keras, dini hari, jika juga tidak terdengar karena tidur atau sedang kegiatan lain bisa terjadi,” jelas pria yang akrab dipanggil Mbah Rono.
Baca Juga : Selama Satu Bulan Tradisi ‘Megengan Kapitu’, Bromo Bebas Kendaraan Bermotor
PVMBG Sebut Dentuman Bukan Berasal dari Letusan Gunung Anak Krakatau
Sementara itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyebut suara dentuman tersebut bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
“Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/4).
Menurut dia, erupsi gunung yang terletak di Selat Sunda dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung itu hanya mengeluarkan semburan ketinggian berkisar 500 meter.Dia menyebut letusan yang terjadi pada Jumat (10/4) malam juga bukan merupakan letusan eksplosif dan hanya semburan.