Milenianews.com, Jakarta – Setelah hampir dua dekade memimpin Spotify dan mengubah cara dunia menikmati musik, Daniel Ek akhirnya pamit dari posisi CEO. Tapi tenang, doi nggak benar-benar “cabut”. Mulai 1 Januari 2026, Ek bakal naik level jadi Executive Chairman, alias tetap nongkrong di kursi strategis dan ngatur arah masa depan Spotify dari balik layar.
Langkah ini jadi babak baru buat Spotify, platform streaming asal Swedia yang sekarang udah punya 696 juta pengguna aktif bulanan dan 276 juta pelanggan premium di seluruh dunia. Gokil, kan?
Baca juga: Musisi Dunia Ramai-Ramai Cabut dari Spotify Gara-Gara CEO Investasi Senjata AI
Duo lama Spotify naik jadi Co-CEO
Spotify nggak cuma kehilangan satu nama besar, tapi juga langsung ngenalin dua pengganti yang udah akrab banget sama perusahaan ini: Gustav Söderström dan Alex Norström. Keduanya bukan orang baru udah lebih dari 15 tahun mereka berdua ikut ngebangun Spotify dari dalam.
Daniel Ek sendiri bilang kalau perubahan ini bukan hal yang mengejutkan. “This change simply formalizes how Spotify has successfully operated since 2023,” tulis Daniel Ek dalam surat ke karyawan, dikutip dari laman Spotify Newsroom, Rabu (30/9).
Artinya? Mereka berdua udah lama pegang kendali operasional, cuma sekarang baru disahkan secara resmi aja. Walau udah nggak jadi CEO, Daniel Ek nggak bakal lepas tangan begitu aja. Sebagai Executive Chairman, dia tetap bakal ngatur strategi jangka panjang, investasi besar, sampai urusan regulasi global.
“As Executive Chairman, I’ll be more active than many in similar roles, focusing on long-term strategy, capital allocation, and the big decisions that will shape Spotify’s future,” ujar Ek dalam pernyataannya di laman Spotify Newsroom.
Ek juga bilang, buat mayoritas karyawan Spotify, semuanya bakal tetap sama. Cuma fokus dan waktunya aja yang bakal beda. “For most of you, nothing will change. But my focus and time will look different,” tulisnya lagi pada pernyataan yang sama
Dari startup “anti-bajakan” jadi raksasa musik dunia
Kalau balik ke tahun 2006, Spotify sebenarnya cuma startup kecil di Swedia yang pengen ngelawan maraknya pembajakan musik. Tapi berkat ide gila Daniel Ek dengerin musik gratis (dengan iklan) atau premium tanpa batas, dunia musik digital pun berubah total.
Sekarang, Spotify udah jadi platform all-in-one buat musik, podcast, dan audiobook. Bahkan dengan AI, Spotify bisa nyiptain playlist yang ngebaca mood kamu lebih baik dari gebetan sendiri.
Di balik kesuksesannya, Daniel Ek juga sempat terseret kontroversi gara-gara investasinya di Helsing, perusahaan teknologi pertahanan berbasis AI di Jerman. Beberapa musisi kayak Massive Attack sampai menarik lagu mereka dari Spotify sebagai bentuk protes moral.
Meski begitu, Spotify menegaskan kalau keputusan Ek untuk mundur udah direncanain jauh sebelum drama itu muncul.
Saham turun, tapi masa depan tetap optimis
Begitu kabar ini keluar, saham Spotify langsung turun sekitar 4% di awal perdagangan. Tapi analis pasar bilang, restrukturisasi ini justru bisa bikin Spotify lebih solid dan adaptif menghadapi persaingan audio digital yang makin panas.
Baca juga: Spotify Kasih Kebebasan Baru Buat Pengguna Gratis, Bisa Pilih Lagu Sesuai Mood!
Daniel Ek pun menutup pernyataannya dengan semangat penuh keyakinan “Spotify’s mission has always been to unlock the potential of human creativity, and that mission continues. I’m excited for what comes next,” ujar Ek.
Spotify mungkin bakal ganti nakhoda, tapi arah kapalnya jelas: terus jadi rumah buat kreativitas dan musik dunia. Daniel Ek memang turun dari panggung utama, tapi tetap jadi sosok yang nyetel ritme masa depan Spotify dari balik layar.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.