Milenianews.com, Jakarta – Tiga penerbit mayor menerbitkan buku cerita bergambar “Becoming a Changemaker: Menjadi Penggerak Perubahan”. Mereka meluncurkan buku tersebut dalam rangkaian acara Indonesia International Book Fair di Jakarta, Minggu (13/11).
Penerbit mayor tersebut adalah Penerbit Bestari, Bhuana Ilmu Populer (BIP—Kompas Gramedia Group) dan Nourabooks. Melalui buku itu, mereka berkomitmen untuk menggerakkan literasi di Indonesia.
Baca Juga : Luncurkan Buku Antologi Puisi, Miss Indonesia 2022 Audrey Vanessa Apresiasi Siswa MAN 1 Bogor
Selain membangun literasi, Room to Read dan Ashoka juga bermaksud mengembangkan keterampilan di abad ke-21. Salah satu caranya adalah mengajak anak-anak membaca kisah para pembaharu Indonesia. Agar menarik, mereka menyajikannya dalam cerita bergambar dengan genre non-fiksi naratif.
Becoming a Changemaker: Menjadi Penggerak Perubahan, ajarkan anak hadapi masalah
Serial buku cerita bergambar “Becoming a Changemaker: Menjadi Penggerak Perubahan”, menampilkan 12 kisah pembaharu Indonesia, dirancang untuk mengajak anak usia 7-12 tahun agar gemar membaca.
Selain itu, buku tersebut juga mengajarkan untuk tidak gentar melihat masalah, dan berani membuat perubahan.
Menurut Nani Zulminarni, Direktur Ashoka Asia Tenggara, mengatakan, sebagai orang dewasa harus mengenalkan realitas dunia dan mengajak anak-anak untuk tidak takut terhadap masalah.
“Kita juga harus membuka realitas dunia yang penuh masalah kepada anak-anak sambil mengajak mereka untuk tidak takut ‘masalah’. Bahkan mampu menciptakan perubahan yang berguna bagi komunitasnya,” papar Nani.
Baca Juga : Eksistensi Selebritas Dalam Buku “Memo Kemanusiaan” Karya Akhmad Sekhu
Perubahan yang dimaksud antara lain seperti kolaborasi, fleksibilitas, kepemimpinan, mencetuskan inisiatif, kreativitas dan banyak lagi.
Di antara berbagai tokoh pembaharu yang di angkat dalam serial buku-buku ini, ada Butet Manurung, penggerak sekolah bagi anak-anak rimba; Tri Mumpuni, penggerak sumber energi terbarukan di desa-desa melalui mikro-hidro; Nani Zulminarni, penggerak gerakan perempuan kepala keluarga; Nabila Ishma, penggerak gerakan inklusi dan terciptanya ruang kreatif di sekolah untuk semua anak; serta banyak lagi para pembaharu muda dan dewasa dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Itrin yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.(Nadya Nurrahmah)
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.