Tantangan Islam di Era Modren

tantangan islam di era modern

Mata Akademisi, Milenianews.com – Di era perkembangan teknologi yang semakin canggih, memunculkan tantangan dan dinamika yang kompleks terhadap Islam sebagai agama mayoritas yang dianut oleh penduduk bumi. Maka pentingnya kita sebagai pemeluk agama Islam untuk menjaga, mempertahankan, serta mempromosikan moderasi Islam yang seimbang, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai dan prinsip agama Islam. Namun di era yang semakin canggih ini, tidak sedikit orang yang menyalahgunakan teknologi untuk menyebarkan informasi mengenai pemahaman teologi menurut perspektif mereka masing- masing, bahkan sampai menggunakan teologi tersebut sebagai alat politik.

Munculnya permasalahan di era modern, bukan terjadi begitu saja namun akar permasalahannya sudah ada sejak zaman sahabat sepeninggalnya Nabi Muhammad SAW, di masa itu umat muslim saling memperdebatkan mengenai Khalifah yang akan menggantikan posisi Nabi Muhammad, diantara mereka ada yang berpendapat bahwa yang berhak menduduki posisi kekhalifahan adalah berasal dari keluarga Nabi.

Baca juga: Akal, Wahyu dan Keadilan Ilahi: Menelusuri Warisan Intelektual Mu’tazilah dalam Dialektika Teologi Islam

Sementara sebagian kelompok menentang hal tersebut, mereka berpendapat bahwa yang pantas menduduki kekhalifahan adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq karena beliau adalah orang yang pertama kali menggantikan posisi Nabi menjadi imam shalat sebelum nabi wafat, itu pun atas perintah Nabi Muhammad SAW. Sehingga dari kejadian inilah muncul banyak perbedaan pemahaman, serta golongan yang mulai muncul akibat dari permasalahan politik. Tanpa mereka sadari mereka adalah saudara sesama muslim yang seharusnya menjaga keutuhan dan kedamaian antara sesama muslim.

Dari masalah inilah mulai muncul beberapa golongan seperti Syiah, Khawarij, Murjiah, Muktazilah, dan lain-lain. Dengan beragamnya golongan ini bukan saja menimbulkan perdebatan pada pemahaman politik, melainkan timbul kesalahan konteks pada penafsiran Al-Qur’an bahkan mereka membenarkan pemahaman sesuai dengan golongan mereka masing-masing. Maka ini merupakan salah satu faktor yang berdampak hingga saat ini.

Munculnya aliran-aliran yang ekstrem, seperti radikal dapat muncul disebabkan perbedaan dalam proses pemberian makna atau penafsiran terhadap suatu objek, informasi, dan data (interpretasi). Perselisihan antara mazhab dan kelompok juga menjadi tantangan Islam saat ini.

Permasalahan ini dapat di lihat adanya saling menyalahkan antara berbagai mazhab. Seperti saling membid’ah-bid’ah mazhab lain yang tidak sesuai dengan ajaran yang ada pada mazhabnya, baik terkait interpretasi ajaran agama, praktik ibadah atau bahkan dalam hal sosial politik. Contohnya: seperti kejadian yang ada di Madura, yaitu konflik sampang pada tahun 2012,perselisihan antara warga Sunni dan Syi’ah, sehingga menyebabkan pengungsian warga Syi’ah. Contoh selanjutnya yaitu, kelompok wahabi yang menganggapnya ritual ibadah tertentu sebagai bid’ah dan sesat.

Perbedaan tindakan terhadap aliran mengenai amal, dosa besar dan pahala. Mengenai amal, seperti aliran murjiah yang menganggap bahwa shalat itu tidak wajib bagi umat IsIam. Karena mereka memandang bahwa iman cukup didalam hati tanpa harus diwujudkan dengan amal. Sehingga pendapat mereka tersebut akan menjadi suatu perbincangan di aliran yang lain yang meyakinkan bahwa iman harus diwujudkan dengan amal, seperti aliran asy’ariah, maturidiah. Adapun mengenai dosa besar, ada beberapa negara memberlakukan hukum yang tergolong ekstrem, seperti hukum mati bagi pelaku dosa besar.

Permusuhan sosial, perbedaan aliran yang terdapat pada zaman modern ini dapat menjadi sumber konflik dan permusuhan antar kelompok bahkan antar individu di mana mereka saling membenarkan aliran mereka sendiri dan menyalahkan aliran orang lain. Sehingga terkadang untuk mengadakan salat jama’ah saja mereka menyesuaikan aliran di masjid tertentu di mana masjid ini untuk aliran A dan masjid ini untuk aliran B, dari kejadian inilah, keharmonisan antar sesama umat Islam menjadi hilang. Perbedaan pemahaman dan penafsiran terhadap ajaran agama dapat menimbulkan perselisihan antar dai-daiyah. Dan masih banyak tantangan yang dihadapi Islam di era modern ini.

Beberapa dampak positif dari munculnya tantangan teologi: yaitu menyadari bahwa luasnya ilmu yang Allah hamparkan di muka bumi ini, juga mengajarkan untuk lebih memahami perbedaan pendapat di kalangan beberapa mazhab dan untuk menambah ilmu pengetahuan terkait dalil dan argumen yang dijadikan hujjah pada mazhab itu sendiri.

Selain itu beragamnya aliran teologi yang ada pada saat ini, menjadikan manusia lebih kritis, dan mendorong setiap individu untuk melakukan interpretasi yang lebih luas, baik itu dilakukan melalui penelitian, pengamatan, dan cara lainnya sehingga mengembangkan pemahaman agama yang lebih mendalam. Adapun dampak negatifnya, yaitu munculnya perselisihan dan perpecahan di antara kaum muslimin, munculnya sikap saling menyalahkan satu sama lain, lebih membenarkan Mazhab sendiri dan masih banyak dampak negatif lainnya.

Baca juga: Rasionalisme Asy`ariyah: Tanggapan atas Tafsir dengan Pendekatan Hermeneutika

Solusi menghadapi berbagai tantangan islam di era modern diantaranya; memperdalam ilmu pengetahuan agama dan mempelajari ilmu agama sesuai dengan tahapannya, seperti: mendahulukan Ilmu Tauhid, kemudian Ilmu Fiqih, dilanjutkan dengan Ilmu Tasawuf dan begitu seterusnya, menerima dan menghargai pendapat Mazhab lain, tidak mudah menyalahkan terhadap pendapat dan mazhab orang lain, karena mereka juga memiliki dalil terhadap argumen mereka. Keempat: menjunjung tinggi nilai persaudaraan sebagai sesama muslim, menyikapi dengan sebijak-bijaknya, menghindari perselisihan, memperdalam wawasan dan pemahaman, serta masih banyak cara positif dalam menghadapi tantangan di era modern ini.

Sebagai umat muslim, kita harus mempunyai sikap seperti akhlak rasul, akhlak Al-Qur’an, yaitu menghargai perbedaan pendapat sesama. Karena kita tidak mempunyai hak untuk saling menyalahkan orang lain, yang dapat memungkinkan pendapat orang lain itu lebih benar dari pada pendapat kita. Juga kita mesti mengikat erat persaudaraan sesama muslim, dengan menyambung tali silaturahmi, memperkuat ukhuwah islamiah tanpa membedakan dan memandang latar belakang mazhab, argumentasi dan sebagainya. Dengan permasalahan yang sudah terjadi mengenai perselisihan perbedaan teologi, cukup menjadi pelajaran bagi kita kedepannya menjadi lebih baik, lebih intropeksi diri, lebih menghargai perbedaan agar terciptanya persatuan dan persaudaraan sesama muslim di dunia.

Penulis: Abdul Rasyid, Dosen serta Afifah Luthfiatul Ulya, Nurjannah, Ratna Zakiah Anwar, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *