Ruginya Pacaran

Say No Pacaran
Say No Pacaran

Mata Akademisi, Milenianews.com – Rugi pacaran dari sisi mana pun. Ada tak sependapat, silahkan saja. Tapi menurut saya hubungan ini tanpa legalitas yang jelas, tidak ada komitmen, dan tidak ada landasan apa pun. Tentunya pacaran tidak punya visi dan misi yang jelas.

Mungkin agak ekstrim pendapat saya. Akan tetapi ini atas pengamatan saya pada lingkungan teman-teman saya, yang sampai saat ini masih enjoy dengan yang namanya “pacaran”.

Baca Juga: Pergilah Lelaki ku

Buat saya pacaran itu “omong kosong”. Kenapa?? Kata sayang, kata cinta, kata setia itu semua nonsense. Semua hanya lisan yang penuh hawa nafsu, tentunya tidak ada landasan kuat, kenapa dia sayang, kenapa dia cinta, kenapa dia setia.

Bisikan Syaetan

ruginya pacaran
ruginya pacaran

Semua karena bisikan syaetan yang amat lembut. Ingatlah teman, syaetan tidak suka (manusia) lakukan hal yang baik.

 

Coba saat ini, kita lihat dalam status pacaran apa yang untung??. Jika merasa ada, itu hanya sebuah ajang pembenaran, baik laki-laki atau perempuan semua tidak ada yang untung. Perempuan harusnya bisa jaga anggota tubuhnya yang masih suci dan baik, kenapa harus rela sentuh oleh “dia” yang tidak punya status apapun.

Tentu tidak akan ada yang bisa tanggungjawab atau bisa tuntut hak dan kewajiban atas tindakan ini. yang pria lakukan pada wanitanya. Yang terjadi saat itu hanya hawa nafsu gelora tanpa kendali.

Mari coba pikir, tidakkah kalian rasa salah pada nanti pasangan sesungguhnya. Yang Allah takdirkan untuk kita, karena dia jadi orang kedua, ketiga, keempat, kelima, atau bahkan kesepuluh yang tahu atau rasakan segala kesempurnaan diri sebagai pasangan halal.

Baca Juga: Jawaban Istikhoroh Mas-ku 

Kenapa kita begitu tega bagi cinta pada orang yang belum tentu ikhlas cintai kita karena Allah. Semua hal dalam hubungan pacaran tak akan pernah bisa tuntut atau dipertanggungjawabkan.

“Jangan pernah tuntut kata setia pada pasangan dalam hubungan pacaran, karena tak akan pernah ada, jangan minta kasih pada pasangan karena itu tak mungkin berikan dengan tulusnya”.

“Halalkan hubunganmu dengan pernikahan maka segalanya akan jadi nikmat dan buah surga”.

Komitmen, tak siap bina hubungan serius dalam bingkai rumah tangga. Tinggalkan ‘dia’ yang kamu sayang. Pada bingkai ‘pacar’ atau ‘kekasih’ karena semua semu. Karena semua hanya akan dekatkan diri pada keburukan dan nafsu syaetan.

Mari Tekad. Tinggalkan atau Halalkan.

Penulis: Umi Faddillah, Dosen Universitas Bina Sarana Informatika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *