Realita Media Sosial dari Ruang Belajar Hingga Ruang Bullying

Realita Media Sosial dari Ruang Belajar Hingga Ruang Bullying (2)

Milenianews.com, Mata Akademisi – Media sosial adalah platform digital yang memungkinkan pengguna untuk terhubung, berinteraksi, dan berbagi konten berupa teks, gambar, maupun video secara daring tanpa terhalang oleh ruang dan waktu. Fungsi utama media sosial ialah memfasilitasi komunikasi dua arah serta membangun jaringan sosial antarindividu maupun kelompok secara interaktif. Di era modern ini, terdapat berbagai jenis media sosial yang dapat digunakan, seperti Instagram, Facebook, Twitter (X), TikTok, YouTube, dan lain sebagainya.

Media sosial memiliki banyak kegunaan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era modern. Melalui media sosial, masyarakat dapat dengan mudah mencari dan menyebarkan informasi secara cepat. Selain itu, media sosial juga dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran, seperti jual beli daring, serta sebagai alat bantu pembelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Salah satu dampak positif media sosial adalah kemudahan dalam berkomunikasi meskipun jarak memisahkan. Pengguna dapat berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Jika digunakan secara bijak, media sosial memungkinkan seseorang mengakses informasi global dengan cepat. Media sosial juga berperan sebagai sarana edukasi, seperti video tutorial, kelas daring, dan konten pembelajaran lainnya.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila media sosial digunakan untuk hal-hal positif. Namun, tidak sedikit pengguna yang menyalahgunakan kemajuan media sosial. Misalnya, menyebarkan rumor bohong atau mengunggah konten tanpa berpikir kritis mengenai dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Sebagian orang mengunggah konten hanya demi popularitas dan jumlah pengikut, tanpa mempertimbangkan nilai etika.

Baca juga: AI sebagai Mufti Digital? Mengurai Tantangan Dakwah di Era Teknologi

Akibatnya, media sosial juga menimbulkan dampak buruk. Di era saat ini, banyak beredar video maupun berita bohong yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, tetapi sudah tersebar luas di media sosial. Fenomena ini dikenal sebagai hoaks. Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mencatat sebanyak 1.593 kasus hoaks di Indonesia selama satu tahun terakhir. Hoaks tersebut disebarkan melalui berbagai platform digital seperti Facebook, Twitter atau X, YouTube, Instagram, dan WhatsApp.

“Bahkan media sosial dapat mengganggu kesehatan mental. Pengguna media sosial harus mampu menyaring informasi dan membatasi akses terhadap konten negatif agar tidak terkontaminasi fenomena flexing yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur blok, hide, dan mute untuk menyaring konten negatif di dunia maya. Dengan begitu, kesehatan mental pengguna media sosial dapat tetap terjaga,” ujar Wakil Bendahara Umum DPP Pemuda Perindo dalam podcast Aksi Nyata Dari Kamu Untuk Indonesia.

Dampak negatif media sosial juga terlihat pada kasus yang terjadi pada 15 Oktober 2025. Kasus tersebut menimpa seorang mahasiswa Universitas Udayana bernama Timothy Anugerah Saputra. Di berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter, kasus perundungan siber ini ramai diperbincangkan. Kronologi kejadian menyebutkan bahwa Timothy melompat dari lantai dua Gedung FISIP Kampus Sudirman pada Rabu, 15 Oktober 2025, sekitar pukul 09.00 WITA.

Akibat peristiwa tersebut, Timothy mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh, seperti lengan kanan, paha kanan, dan tulang pinggul. Peristiwa ini diduga berkaitan dengan kasus perundungan atau bullying yang dialami korban. Pelaku perundungan diketahui merupakan sejumlah rekannya sendiri yang sesama mahasiswa.

Mirisnya, para pelaku perundungan masih sempat mengejek korban yang telah meninggal dunia melalui grup WhatsApp. Dalam percakapan tersebut, terdapat foto korban yang tergeletak di tempat kejadian perkara dan disamakan dengan seorang kreator konten. Peristiwa ini menjadi contoh nyata dampak negatif media sosial berupa cyberbullying, bahkan terjadi setelah korban meninggal dunia.

Meskipun memiliki banyak dampak negatif, media sosial tetap dipandang sebagai ruang digital yang menyimpan banyak manfaat apabila digunakan secara bijak. Di era perkembangan teknologi informasi saat ini, untuk melihat dunia secara lebih luas tidak hanya melalui buku, tetapi cukup dengan mengetikkan kata kunci pada kolom pencarian, berbagai informasi dari seluruh dunia dapat diakses dengan mudah.

Dampak negatif media sosial tidak selalu muncul secara sengaja, tetapi sering kali merupakan akibat dari penggunaan yang tidak bijak. Penggunaan berlebihan dapat menimbulkan kecanduan, yang pada akhirnya mengganggu aktivitas kehidupan nyata. Selain itu, ketergantungan pada media sosial juga dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis dan menurunkan produktivitas manusia.

Baca juga: Fenomena Overthinking ala Remaja

Oleh karena itu, di era yang maju dan canggih ini, manusia seharusnya mampu menggunakan media sosial secara bijak, bertanggung jawab, dan etis. Masyarakat tidak seharusnya langsung mempercayai informasi hanya karena banyak dibicarakan, sebab popularitas tidak selalu mencerminkan kebenaran. Informasi perlu diverifikasi dengan mempertimbangkan sumber yang terpercaya sebelum dipercaya atau disebarkan.

Pada akhirnya, media sosial bukan hanya ruang untuk berbagi, tetapi juga ruang untuk membentuk karakter digital. Ketika setiap individu memilih untuk lebih sadar, kritis, dan bertanggung jawab dalam setiap unggahan maupun interaksi, media sosial dapat menjadi lingkungan yang lebih aman, lebih manusiawi, dan lebih bermanfaat. Dengan pemahaman yang baik, pengguna dapat menjadikan media sosial sebagai alat kemajuan, bukan sebagai ancaman bagi kesehatan mental maupun kehidupan manusia.

Penulis: Loviana Cinta, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *