Ramadan Kita Berbeda

Umi Fadhillah

Mata Akademisi, Milenianews.com – Ramadan kita tahun ini sangat berbeda. Banyak yang berbeda dengan Ramadan kita. Jika boleh jujur dalam diri, sungguh, pasti kesedihan telah menyelimuti jiwa kita. Karena Ramadan kita tahun ini harus dilakukan dengan sendiri-sendiri, tak ada kumpul bersama sahabat, kawan dan paling menyakitkan adalah tak bisanya kita berbagi tawa saat berbuka puasa bersama keluarga tercinta.

Bukan semata karena corona, namun kita harus ikhlas menerima bahwa Ramadan kita tahun ini merupakan teguran nyata dari Allah Azza wa Jalla.

Baca Juga : Bahagia dan Cemas dalam Bingkai Corona

Patogen yang tak kasat mata itu (corona) telah membuat semua keceriaan kita menjadi duka dan luka. Perih memang, sakit terasa karena kita tak bisa ramaikan masjid-masjid kita tarawih, tahajud, itikab, bahkan kita tak bisa lagi berlomba dengan tadarus bersama.

Kita tak boleh menyalahkan takdir yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan. Namun sebisa mungkin kita harus ambil hikmah dan pelajaran dari kejadian ini semua. Ramadan kita tahun ini mengajarkan kita untuk secara khusyu’ beribadah tanpa pencitraan.

Karena seyogyanya, ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan ibadah yang rahasia. Dan seharusnya hanya Allah Azza wa Jalla yang tahu segala amal baik dan perbuatan yang kita kerjakan selama Ramadan. Bukan dengan mengumbar dan mengekspos foto-foto selfi saat kita ibadah. Mari kita jadikan masa pandemi ini sebagai pelajaran untuk Ramadhan kita.

Ramadan harus dimanfaatkan dengan memperbanyak ibadah dan doa.

Ramadan kita memang boleh berbeda, namun selayaknya kadar keimanan kita harus lebih ditingkatkan, karena kita harus menyadari ujian ini. Tak perlu larut dalam duka dan kesedihan, meski kita tak bisa sahur bersama keluarga, kawan dan sahabat tercinta.

Tapi kita masih bisa berbagi doa untuk mereka dan untuk kita semua. Agar Ramadan kita kali ini tidak hanya ada tangis air mata yang sia-sia tapi semua ujian ini mampu mendekatkan kita semakin erat dengan Sang Maha Kasih dan Sayang.

Dan jangan lupa selipkan di setiap doa-doa untuk semua saudara-saudara kita yang mendapatkan ujian lebih hebat dari kita. Ada diantara kita, di Ramadan tahun ini harus kehilangan keluarganya karena harus lebih dulu kembali pulang pada Sang Khaliq.

Ada juga diantara kita yang harus mengisolasi diri demi keselamatan dan kesehatan orang-orang tercinta, ada pula yang harus kehilangan pekerjaan karena perusahaan merugi, dan ada pula yang harus tinggal di pelataran toko karena kontrakan tak lagi mampu dibayar, ada lagi yang tidak dapat membeli beras karena uang sudah tak punya, apalagi lauk pauk dan sayur. Mereka benar-benar puasa tidak makan karena sudah tak ada lagi uang untuk membeli.

Kita yang masih dapat kemudahan dari Allah SWT, janganlah mudah mengeluh dan menyerah meratapi nasib. Tetaplah tegar dan istiqomah, karena sesungguhnya banyak yang dapat kita ambil hikmah dan pelajaran dari musibah ini.

Baca Juga : Ramadhan dan Imunitas Tubuh

Ini adalah musibah bersama. Maka selayaknyalah kita pun ikut membantu saudara-saudara kita dan mendoakan mereka agar senantiasa istiqomah di jalan Allah dan kembali Allah berikan kemudahan dan kelimpahan rizky yang halal lagi baik buat mereka.

Semoga kita semua dimampukan untuk mencapai derajat tertinggi dan semoga kita peroleh keberkahan dari Ramadhan kita yang berbeda ini.

Penulis : Umi Fadhillah, Dosen Universitas Bina Sarana Informatika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *