Rahasia Penyembelihan Sapi Betina

Dr. KH. Syamsul Yakin MA.,  Wakil Ketua Umum MUI Kota Depok. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Setidaknya Allah menceritakan penyembelihan sapi betina pada lima ayat di dalam al-Qur’an. Pertama,  pada ayat, “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata, “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil” (QS. al-Baqarah/2: 67).

Ayat ini turun, menurut pengarang kitab Tafsir Jalalain, terkait seorang dari kalangan Bani Israil yang terbunuh, namun tidak diketahui pembunuhnya. Mayat itu, seperti diceritakan Syaikh Nawawi dalam kitab Tafsir Munir, dilempar ke tengah jalan. Kemudian mereka mengadukan hal itu kepada Nabi Musa. Dialog mereka direkam dalam al-Qur’an seperti ayat di atas.

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa orang yang dibunuh adalah orang kaya yang tidak mempunyai anak karena mandul. Yang membunuh adalah keponakannya sendiri. Tujuannya agar  sang ponakan dapat segera mewarisi harta sang paman. Namun tak ada seorangpun dari kalangan  Bani Israil yang mengetahui hal itu.

Kedua, pada ayat, “Mereka menjawab, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu”. Musa menjawab, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.” (QS. al-Baqarah/2: 68).

Dalam ayat ini mereka bertanya  mengenai kreteria sapi betina itu, seperti usianya, yang masih muda atau yang sudah tua. Kreteria sapi betina yang disyaratkan terlihat dalam ayat tersebut. Bahkan pada ayat ketiga, mereka bertanya lebih spesifik lagi, yakni tentang warnanya.

Inilah ayat yang ketiga itu, “Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya”. Musa menjawab, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya.” (QS. al-Baqarah/2: 69).

Mereka tak hanya bertanya tentang usia dan warna, lebih jauh mereka bertanya hakikat sapi betina itu, yakni  yang dipekerjakan atau tidak. Inilah ayat keempat, “Mereka berkata  “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).” (QS. al-Baqarah/2: 70).

Inilah ayat kelima yang merupakan jawaban dari pertanyaan mereka yang mengaku sapi betina itu masih samar. “Musa berkata, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya”. Mereka berkata, “Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya”. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu” (QS. al-Baqarah/2: 71).

Di dalam kitab Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa  sekiranya mereka segera menyembelih sapi betina seperti  yang diinformasikan Nabi Musa dan tidak banyak bertanya, maka sapi betina apapun dianggap memadai. Tapi karena mereka terus saja bertanya dengan pertanyaan yang membuat susah diri mereka sendiri, maka Allah juga membuat mereka susah.

Dengan disembelihnya sapi betina, maka terungkaplah kasus pembunuhan yang membuat gempar itu. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, pembunuhan itu terkuak lewat sapi betina yang telah disembelih (dengan cara dipukulkan salah satu bagian tubuhnya kepada orang yang dibunuh). Selanjutnya Allah menghidupkan orang yang dibunuh untuk berbicara. Dia menyebut pe­lakunya adalah dari kalangan mereka.  Tepatnya, keponakannya sendiri.

Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA.,  Wakil Ketua Umum MUI Kota Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *