Pentingnya Mempelajari Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari dan Dunia Ilmu

mempelajari filsafat
mempelajari filsafat

Milenianews.com, Mata Akademisi – Mempelajari filsafat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui filsafat, seseorang dilatih untuk berpikir kritis, logis, dan analitis. Kemampuan ini membantu dalam memecahkan masalah, memahami nilai dan etika, memperluas wawasan interdisipliner—mulai dari sains, seni, hingga politik—serta menemukan makna hidup dan jati diri.

Filsafat juga menjadi bekal penting dalam berbagai profesi karena membiasakan seseorang berpikir secara terstruktur dan terbuka. Secara umum, filsafat dapat dipahami sebagai ilmu yang mendasari alam pikiran manusia, sekaligus mengaitkan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi dalam satu kerangka berpikir yang utuh.

Stigma Filsafat sebagai Ilmu yang Sulit

Tidak sedikit orang yang menganggap filsafat sebagai pelajaran yang sulit dan membingungkan. Bahkan, bagi generasi muda, istilah filsafat sering kali memunculkan kesan rumit dan melelahkan secara intelektual. Anggapan ini sebenarnya sudah muncul sejak lama, karena filsafat memang dikenal menuntut daya pikir yang mendalam.

Namun, tanpa disadari, filsafat justru sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Cara manusia mempertimbangkan keputusan, menilai benar dan salah, serta mempertanyakan makna di balik suatu peristiwa merupakan bentuk praktik filsafat. Kesulitan memahami filsafat kerap muncul karena bahasa buku-buku filsafat yang berat dan penyajiannya yang kurang komunikatif. Apabila filsafat disampaikan dengan bahasa yang lebih ringan dan kontekstual, pelajaran ini akan jauh lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Ragam Aliran Filsafat

Filsafat memiliki beragam aliran yang berkembang sepanjang sejarah pemikiran manusia. Beberapa aliran utama yang dikenal antara lain idealisme yang menekankan realitas ide atau jiwa, rasionalisme yang memandang akal sebagai sumber pengetahuan, dan empirisme yang menekankan pengalaman inderawi.

Selain itu, terdapat materialisme yang memandang materi sebagai realitas utama, pragmatisme yang menilai kebenaran dari kegunaannya, eksistensialisme yang menekankan kebebasan dan tanggung jawab individu, positivisme yang mengutamakan pengetahuan ilmiah, skeptisisme yang meragukan kepastian pengetahuan, serta fenomenologi yang mengkaji pengalaman sadar sebagaimana dialami manusia secara langsung.

Baca juga: Qirā’at QS. Al-Ahzab: 33 dan Ruang Karir Perempuan dalam Perspektif Matan Syatibi

Filsafat Berdasarkan Sejarah dan Bidang Kajian

Dilihat dari sejarah dan bidang khusus, filsafat dapat dibedakan menjadi filsafat Barat yang berakar dari Yunani kuno hingga modern, filsafat Timur yang berkembang di Asia, filsafat agama yang membahas persoalan teologis, serta filsafat sejarah yang mengkaji makna dan pola peristiwa sejarah.

Pembagian ini menunjukkan bahwa filsafat hadir dalam berbagai konteks kebudayaan dan peradaban, namun tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu memahami hakikat realitas dan kehidupan manusia secara mendalam.

Cabang Utama dalam Filsafat

Dalam ruang lingkupnya, filsafat memiliki beberapa cabang utama. Ontologi membahas hakikat keberadaan, epistemologi mengkaji pengetahuan dan kebenaran, sementara aksiologi membahas nilai yang mencakup etika dan estetika. Selain itu, terdapat logika sebagai kajian penalaran yang benar, filsafat politik yang membahas kekuasaan dan keadilan, serta filsafat ilmu yang mengkaji dasar dan tujuan ilmu pengetahuan.

Cabang-cabang ini saling berkaitan dan membentuk kerangka berpikir yang menjadi landasan dalam berbagai bidang keilmuan.

Aksiologi dan Perannya dalam Kehidupan

Salah satu cabang filsafat yang relevan dalam kehidupan sehari-hari adalah aksiologi. Menurut Anditta Marsha Aqilla dan rekan-rekannya, aksiologi mempelajari nilai dan etika yang berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku individu. Nilai-nilai ini memengaruhi tindakan manusia dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari agama, sosial, politik, hingga sains dan teknologi.

Pemahaman yang mendalam terhadap nilai aksiologis membantu individu menghadapi dilema etika, meningkatkan kesadaran sosial, serta memperkuat hubungan antarmanusia. Dengan demikian, aksiologi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga berfungsi sebagai panduan praktis dalam kehidupan.

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Peran filsafat juga sangat penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Asrorul Azizi dalam tulisannya menjelaskan bahwa filsafat ilmu membantu ilmuwan menghubungkan praktik sains dengan dasar-dasar filosofisnya. Hal ini membentuk sikap ilmiah yang lebih kritis, reflektif, dan bertanggung jawab.

Melalui filsafat ilmu, para ilmuwan menjadi lebih sadar akan batasan dan asumsi yang melekat pada ilmu yang mereka tekuni. Dengan demikian, filsafat berfungsi sebagai jembatan menuju kebijaksanaan ilmiah yang lebih matang.

Filsafat sebagai Dasar Kerangka Berpikir

Pada dasarnya, seluruh cabang filsafat memiliki persamaan tujuan, yaitu mencari kebenaran, makna, dan hakikat realitas melalui akal budi secara kritis dan sistematis. Meskipun metode dan fokusnya berbeda, filsafat selalu berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang “mengapa” di balik fenomena kehidupan.

Kerangka berpikir filsafat—yang mencakup ontologi, epistemologi, dan aksiologi—sering digunakan sebagai landasan dalam berbagai mata pelajaran dan disiplin ilmu. Hal inilah yang menjadikan filsafat sebagai dasar penting dalam proses pembelajaran.

Menumbuhkan Minat terhadap Filsafat

Mempelajari filsafat memang membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Kesulitan sering muncul karena pendekatan yang terlalu menekankan sejarah tokoh dan aliran, sehingga terasa berat. Namun, dengan membaca secara rutin, mencari sumber yang mudah dipahami, serta mempelajarinya dengan keikhlasan, filsafat dapat menjadi pelajaran yang menarik dan bermakna.

Keikhlasan, kesabaran, ketekunan, dan keyakinan pada diri sendiri menjadi kunci utama dalam memahami filsafat. Dengan mencintai filsafat, seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga membangun cara berpikir yang reflektif, rasional, dan menjunjung nilai kemanusiaan.

Penulis: Putri Nurin Najwa, Mahasiswa Institut Ilmu Qurán (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *