Milenianews.com, Mata Akademisi– Sejalan dengan perkembangan masa, kebutuhan seseorang kian beraneka ragam, mereka akan mempunyai keperluan yang tidak sama. Tampilan menjadi aspek terpenting pada penduduk modern, khususnya untuk perempuan, seseorang akan selalu menginginkan terlihat menarik. Mereka ikut pada sejumlah usaha, termasuk menjalankan perawatan kecantikan disalon atau diluar. Berapa konsumen memilih memakai obat, baik yang bersifat kimia maupun herbal, sementara perempuan lebih memilih mengaplikasikan dengan kosmetik.
Dalam beberapa waktu terakhir, muncul tren baru, yaitu tren penggunaan produk perawatan kulit yang bertujuan menyehatkan kulit di luar. Hal ini menjadi sejumlah aktivitas yang akan menjadi penunjang kesehatan kulitnya, perawatan kecantikan berfokus kepada upaya dalam meningkatkan tampilan serta meminimalisir masalah kuliynya. Sehingga akan melibatkan langkah-langkah dalam mengurangi dampak buruk atas terkenanya sinar ultraviolet dengan berlebih.
Dengan hadirnya skincare, wanita akan selalu mengalokasikan dana untuk membeli produk perawatan kulit yang diinginkan. Kebanyakan perempuan menganggap perawatan kulit sebagai bagian penting dalam kehidupan mereka. Di era globalisasi, adanya perkembangan teknologi menjadikan seseorang sudah mengembangkan beragam produk dalam mencukupi keperluan maupun kehendaknya.
Sekarang kosmetik sudah dijadikan produk yang tak terlepas berdasarkan kehidupan seseorang. Kosmetik mempunyai beragam kelebihan, termasuk merawat kulit serta tata rias dalam mempercantik wajahnya. Selain memberikan efek visual yang positif, kosmetik juga berdampak positif pada psikologi, seperti meningkatkan kepercayaan diri.
Di Indonesia, tren produk skincare terus maju, bahkan ketika wabah corona sedang berlangsung. Rasa sadar dalam merawat kecantikan meningkat sebagai dampak dari perubahan gaya hidup masyarakat dan munculnya tren baru. Hal tersebut ditinjau berdasarkan data BPS ditahun 2020, yang mencatat pertumbuhan industri kosmetik sebesar 5,59 persen. Proyeksi untuk tahun 2021 menunjukkan perkiraan pertumbuhan sebesar 7 persen, sementara untuk tahun 2022, pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut seiring dalam trend maupun bentuk barang paling baru yang muncul.
Salah satu produk skincare yang sedang diminati di kalangan pengguna perawatan kulit di Indonesia saat ini berasal dari brand Somethinc, merek kecantikan Indonesia yang didirikan oleh sejumlah individu, termasuk Irene Ursula. Alasan pendirian merek ini, menurut Irene, adalah karena kecintaannya pada perawatan kulit yang mengandung bahan aktif. Mereka telah aktif sejak tahun 2019, meluncurkan produk skincare pertama mereka pada 1 Mei 2019, kemudian diikuti oleh produk makeup.
Meskipun relatif baru, Somethinc berhasil meraih penghargaan Best Newcomer Local Brand dari Female Daily. Dalam wawancara, Irene Ursula menyampaikan tujuan mereka dengan mengatakan, “Dengan brand ini, kami ingin mengubah citra bahwa produk dalam negeri juga bisa memiliki kualitas dan standar internasional” (Tempo.co, 2020). Pernyataan ini secara tidak langsung mencerminkan pandangan bahwa brand ini muncul sebagai respons terhadap pandangan bahwa produk lokal selama ini belum mencapai standar internasional yang diinginkan (Laurienzia, Goenawan, dan Yogatama 2019).
Somethinc menjamin kualitas tinggi dan keamanan bahan dalam produk perawatan kulit mereka, sebagaimana diungkapkan oleh Suhay Salim dalam ulasannya di saluran YouTube pribadinya. Menurut Suhay Salim, dia sangat menyukai beberapa produk Somethinc sejak pertama kali menggunakannya, dan menilai bahwa produk-produk tersebut menciptakan gabungan unik antara perawatan kulit ala Korea dan Amerika. Meskipun produk perawatan kulit Somethinc masih terbilang baru di industri kecantikan, kepastian kehalalan produk ini telah diakui dengan sertifikasi halal dari MUI. Dengan harga yang terjangkau, produk ini semakin diminati oleh berbagai kalangan.
Produk-produk dari brand Somethinc menampilkan desain yang menarik dan memberikan kemudahan bagi pengguna, seperti yang terlihat pada produk Somethinc Game Changer Tripeptide Eye Concentrate Gel. Produk perawatan mata tersebut mempunyai kemasan dengan aplikator yang dirancang khusus untuk mengaplikasikan isi produk ke area bawah mata tanpa perlu menggunakan jari, sehingga lebih sanitasi.
Selain itu, Somethinc menawarkan berbagai jenis produk perawatan kulit, termasuk serum skin solver, krim dan minyak tubuh, pelembap, pembersih, perawatan mata, toner, tabir surya, masker yang dapat dibilas, serta scrub tubuh dan bibir.
Seiring dengan meningkatnya popularitas produk-produk perawatan kulit lokal di pasaran, para produsen kini semakin bersaing untuk pemasaran produknya. Sebuah rancangan yang digunakan untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan merek skincare adalah dengan terus mendorong peningkatan dalam pengeluaran konsumen. Kenaikan dalam pengeluaran konsumen mencerminkan bahwa produk skincare dari merek tersebut mendapat banyak minat dari konsumen yang memilih untuk membeli produk tersebut.
Berdasarkan pendapat Kotlers & Amstrong (2016) sebagaimana dikutip oleh Lestari & Suryani (2022), keputusan membeli yaitu unit integral atas tindakan pelanggan, yang melibatkan penelitian mengenai bagaimanakah seseorang, golongan, serta organisasi membuat pilihan, melakukan pembelian, dan memakai produk, layanan, gagasan, maupun pengalamannya untuk mencukupi keperluan dan kehendaknya. Kebijakan membelu mencakup langkah konsumen memilih di antara beberapa merek dan akhirnya membeli produk sesuai dengan preferensi atau melalui proses pertimbangan yang dijalani konsumen untuk menentukan barang atau jasa yang akan dibeli (Annafik & Rahardjo, 2012 sebagaimana dikutip oleh Hermiyanti & Wandi, 2018).
Berdasarkan pendapat (Kotlers & Keler, 2009) pada (Adriyanti & Indriyani, 2017), saat pelanggan dapat membeli, umumna mereka menemukan data terlebih dahulu mengenai barang yang hendak dibeli. Pengumpulan informasi ini dapat meningkatkan kepercayaan diri konsumen terhadap keputusan pembelian mereka (Chevalier & Mayzlin, 2006) seperti yang disitir oleh (Adriyati & Indriani, 2017). (Hermiyenti & Wardi, 2018) juga menjelaskan bahwa kebijakan membeli dalam pelanggan terpengaruh dengan bebragai hal, misalnya dengan pencarian informasi.
Dengan kemunculan internet, akses informasi tentang produk dan merek menjadi lebih mudah diakses, dan konsumen dapat melakukan pencarian kapan saja dan di mana saja. Sebelum melakukan pembelian, konsumen melewati tahapan pencarian data yang diperoleh berdasarkan komentar di social media (Rahmadani & Prihatini, 2018). Hal ini merupakan tahap kedinamisan dan berkelanjutan dalam penyebaran informasi antara pelanggan saat ini, potensial, atau sebelumnya tentang jasa, barang, merek, atau perusahaan melalui media internet, seperti yang dijelaskan oleh (Ismagilova et al., 2019).
Kesuksesan produk Somethinc tidak terlepas dari peran Electronic Words of Mouths (e-WoM). Ulasan dari pelanggan lain dapat memengaruhi persepsi merek, yang pada akhirnya memicu niat beli konsumen (Mangold, 2011). Efek ini dapat terwujud dengan baik jika konsumen merasa puas dengan produk yang digunakan, sehingga e-WoM dapat membentuk citra merek yang positif dalam pikiran konsumen dan meningkatkan niat beli (Mughoffar et al., 2019).
Brand image yaitu bagaimana pelanggan melihat sebuah merk menjadi hasil atas assosiasi yan terbentuk dipikirannya. Saat persaingan rendah, merek hanya menjadi sebuah nama, tetapi dalam persaingan tinggi, merek membantu menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Somethinc, dengan reputasi skincare yang baik di kalangan masyarakat Indonesia, telah meraih peringkat 1 dengan jumlah pembelian terbanyak di platform E-Commerce seperti Tiktok Shop dan Shopee. Keterkaitan di antara brand image dengan kebijakan membeli memiliki keterkaitan yang erat; ketika citra produk memiliki nilai yang kuat di pasar, hal tersebut akan berdampak pada kebijakan membeli. Dengan demikian, dapat disimpulkan berdasarkan riset ini, brand image berdampak positif dan signifikan pada kebijakan membeli pada konsumen.
Di samping itu, produsen perlu mampu mengaplikasikan kemajuan teknologi dengan merancang strategi pemasaran online untuk meningkatkan penjualan. Dalam penerapan pemasaran digital, banyak merek perawatan kulit lokal yang memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran untuk meningkatkan penjualan, tanpa memerlukan biaya pemasaran yang besar dan dianggap lebih efektif dalam mencapai target pelanggan.
Kekuatan media sosial semakin meningkat, didukung oleh praktik pemasaran influencer yang dapat memengaruhi masyarakat dalam memperkenalkan produk serum tersebut. Saat ini, influencer marketing digunakan sebagai strategi promosi perusahaan (Kusumasondjaja & Tjiptono, 2019).
Beauty influencer, sebuah istilah untuk mereka yang mahir dan suka mereview produk kecantikan, dapat memberikan ulasan tentang produk melalui akun media sosial mereka. Salah satu beauty influencer terkemuka adalah Tasya Farasya, dengan nama akun @tasyafarasya, yang disebutkan oleh Katadata.co.id (2022) memiliki jumlah pengikut terbanyak hingga puluhan juta di platform media sosialnya seperti Instagram dan Tiktok. Dia juga masuk dalam daftar beauty influencer Indonesia yang menginspirasi, sebagaimana diungkapkan oleh MediaIndonesia.com (2021). Tasya Farasya pernah meraih penghargaan “Breakout Creator of The Year” dalam Beauty Fest Asia 2018 yang diselenggarakan oleh Popbela, serta memenangkan penghargaan dalam XYZ Day 2018 Creator Award sebagai “Content Creator Kategori Fashion and Beauty.”
Tasya Farasya sering kali mempromosikan dan mereview produk-produk yang dikeluarkan oleh Somethinc melalui Instagram Story dan Tiktok. Inilah yang membuat brand Somethinc menjadi viral dan menjadi perbincangan di masyarakat, terutama di platform media sosial Instagram dan Tiktok.
Seperti yang dilaporkan oleh iprice.id pada tahun 2023, Somethinc menjadi merek perawatan kulit lokal dengan jumlah penonton terbanyak di TikTok, mencapai 57 juta viewers. Angka ini jauh melampaui merek lain seperti Wardah dengan 17 juta viewers, Avoskin dengan 15 juta viewers, Emina dengan 11 juta viewers, dan Lacoco dengan 5 juta viewers.
Gambar 1. Produk Skincare Paling Banyak Ditonton di Tiktok
Selain menjadi merek skincare dengan jumlah penonton terbanyak di platform TikTok, Somethinc juga menduduki peringkat pertama sebagai produk perawatan kulit terlaris dalam daftar Top 10 Brand Lokal, sebagaimana dilaporkan oleh Compas.co.id.
Gambar 2. Produk Skincare Terlaris Dari Top 10 Brand Lokal
Konsumen mengambil sejumlah besar keputusan pembelian setiap harinya, dan keputusan pembelian menjadi fokus utama dalam strategi pemasaran (Kotler & Armstrong, 2018). Oleh karena itu, analisis perilaku konsumen terkait keputusan pembelian menjadi hal terpenting untuk sebuah organisasi. Hal tersebut dikarenakan kebijakan pembelian tidak hanya mencakup proses konsumsi semata, tetapi konsumen juga melanjutkan dengan melakukan evaluasi terhadap produk yang dibelinya. Proses evaluasi tersebut kemudian memengaruhi tingkat kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap produk tersebut (Tirtayasa, dkk, 2021).
- Literatur Review
E-WOM
Berdasarkan pendapat Hening-Thureau dkk., yaitu pemaparan baik maupun buruk dari pelanggan secara fakta, potensial, maupun pelanggan sebelumnya tentang sebuah barnag maupun instansi yang mana data tersebut telah disediakan untuk seseorang maupun Perusahaan lewat social media.
Citra Merek
Yaitu keselurahan presepsi dalam merk yang terbentyk atas data maupun pengalaman dimasa lalu kepada merk tersebut. Hal ini berkaitan terhadap sejumlah perilaku yang berbentuk kepercayaan maupun preferensi kepada sebuah merk.
Influencer
Yaitu seseorang sebagai figure didalam platform social media dengan beragam followers secara significant, serta hal ini akan terpengaruh berdasarkan followers¬¬-nya (Hariyanti & Wirapraja, 2018: 141).
Dari pernyataan diatas, ditetapkan sebuah hipotesis, yaitu:
H1: Diduga E-WOM (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)
E-WOM merupakan faktor yang signifikan dalam memengaruhi kebijakan membeli pada konsumen. e-WOM dianggap sebagai bentuk perbincangan online yang mirip dengan informasi mouth to mouth. Pada persoalan produk Somethick, e-WOM mencakup ulasan produk, penilaian dengan rate stars (skala 1-5), serta ulasan pelaggan yang dapat bersifat baik atau buruk di forum-forum khusus pada aplikasi seluler. Umumnya sebelum membeli, palnggan nantinya mencari data terkait barang yang diminati.
Sesudah menjumpai barang yang sesuai, pelanggan kemudian membaca komentar para pelanggan lain yang sudah memakai barang itu. Apabila pelanggan sebelumnya memberikan ulasan positif dengan rate stars 4-5 dan menyertakan pembuktian berupa video serta barang produknya yang didapat, ini menandakan bahwa pelanggan tersebut sangatlah puas terhadap mutu produk yang didapat, ini menandakan bahwa pelanggan tersebut sangaylah senang terhadap mutu produk maupun layanan ditoko online itu.
Pelanggan dengan kepuasan cenderung akan memberi rekomendasi terkait barang yang mereka beli terhadap pelanggan lain, baik yang telah membeli maupun belum memakai produknya. Dengan adanya rekomendasi ini, konsumen lain yang memiliki kebutuhan serupa akan cenderung tertarik dan termotivasi untuk membeli produk tersebut.
Sebaliknya, jika konsumen sebelumnya memberikan ulasan negatif dengan rating 1-3, disertai pembuktian berupa vidio maupun gambar barang yang tidak memuaskan sebab tak berdasar dengan pesanan maupun tak diberi rekomendasi kepada konsumen lain, kecenderungan ini menjadikan pelanggan tak menjalankan kebijakan dalam membli produknya. Hal ini karena adanya banyak komentar buruk, komentar negatif, serta tidak adanya rekomendasi dari konsumen terdahulu terhadap produk tersebut.
Sehingga, bisa ditarik kesimplan jika dengan e-WOM merupakan strategi pemasaran yang sangat efektif dimasa digitalisasi sekarang. Beberapa penelitian dari Priyansa, D. J. (2016), Sari dkk. (2017), dan Pereira dkk. (2019), menjelaskan jika e-WOM secara significant memberikan pengaruh positif pada kebijakan membeli terhadap konsumen. Berdasarkan temuan-temuan ini, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H2: Diduga Citra Merek (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)
Brand image yaitu faktor yang sangat krusial, sehingga perusahaan perlu memberikan perhatian serius untuk meningkatkan penjualan dan membatasi alternatif pilihan bagi konsumen. Secara esensial, citra yang positif memiliki potensi untuk membentuk persepsi positif terhadap perusahaan dan produknya, yang pada gilirannya dapat menciptakan minat yang tinggi dari konsumen untuk mengonsumsi produk tersebut. Lebih lanjut, citra positif juga dapat membuat perusahaan dan produknya diterima dengan baik di kalangan konsumen target.
Sebaliknya, jika citra perusahaan dan produknya buruk, konsumen cenderung enggan mendapat dan mengonsumsi barang maupun layanan yang diberikan perusahaannya. Pandangan ini sejalan dengan perspektif Fandy Tjiptono, sebagaimana disampaikan dalam jurnal Jordi Silcyjeova Moniharapon dan Agus Supandi Soegoto (2022:880), di mana citra merek diartikan sebagai penjelasan asosiasi maupun loyalitas pelanggan pada sebuah merk tertentu.
Perspektif ini juga mendapat dukungan dari Atilgan et al., sebagaimana dijelaskan dalam jurnal Amron (2018:5188), yang menjelaskan jika brand image merupakan sejumlah keunikan asosuasu yang diberntuk dengan pemasarnanya. Hal ini mencerminkan esensi merk dan janji yang diberikan kepada konsumen.
Studi yang dilakukan oleh Herawati dan Khoirotunnisa (2022) menegaskan jika ada dampak positif dan signifikan di antara brand image dan proses kebijakan membeli, yang bernilai mencapai 82,9%. Hasil riset tersebut selaras terhadap temuan dari Yogi Sugiarto Maulana dan rekan-rekannya (2021), menjelaskan brand image berpengaruh positive maupun simultan pada proses kebijakan membeli dengan persentase sebesar 31,2%, serta pengaruh secara parsial sebesar 22,56%. Temuan serupa juga terlihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Gita Ramadhani dan Sugeng Widodo (2021), menjelaskan jika brand image berdampak positive pada proses membeli dengan nilai sebesar 14,4%.
H3: Diduga Influencer Media Sosial (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)
Sugiarto dan Ramadhan (2018) menyatakan jika seorang influencer yaitu individu yang memiliki kemampuan memengaruhi seseorang melalui perkataannya, seringkali dengan jumlah pengikut atau audiens yang besar. Penting untuk dicatat bahwa seorang influencer tidak selalu harus memiliki status selebritas; bahkan individu biasa dapat dianggap sebagai influencer jika perkataannya memiliki dampak pada individu lainnya.
Peran influencer untuk pemasaran barang atau layanan dalam merk yang bekerja sama dengannya akan berfungsi sebagai saluran data maupun eksposur bagi calon pelanggan, membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan membeli. Temuan tersebut selaras terhadap riset dari Amalia (2019), yang menyimpulkan bahwa influencer berdampak significant kepada kebijakan membeli.
Gambar 3. Metode Penelitian
- Metode Penelitian
Penelitian tersebut adalah riset yang menggunakan metode kuantitatif. Sumberdata utama yang dipakai pada riset tersebut yakni data primer. Data ini menjadi jenis data yang diperoleh dengan langsung oleh pengumpul datanya dari sumbernya (Sugiyono, 2015). Data primer dalam riset tersebut akan terkumpul lewat sebaran angket dengan G-form, dan respondennya adalah mahasiswa Universitas Mulawarman. Riset tersebut melibatkan 3 variable indeenden, yakni E-WOM (X1), brand image (X2), Influencer Media Sosial (X3), serta satu variable dependen, yaikni Keputusan Pembelian (Y).
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, I., & Hidayat, R. (2021). Tinjauan Aktivitas Sosial Media Marketing Instagram Pada Mpone Stationery Di Lampung Tahun 2021 Review Of Instagram Social Media Marketing Activities At Mpone Stationery In Lampung. E-Proceeding of Applied Science, 7(5).
Amrullah, M. F. (2021). Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Image, dan Elektronic Word of Mouth terhadap Pembelian Pada Pengguna E-Commerce Shopee di Indonesia. ALEXANDRIA (Journal of Economics, Business, & Entrepreneurship), 2(1), 1– 5. https://doi.org/10.29303/alexandria.v2i1.28
Anwar, M. L. K., & Widiartanto, W. (2021). Pengaruh Brand Image, Brand Awareness Dan Product Quality Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Asus (Studi Pada Konsumen Laptop Asus Di Plasa Simpang Lima Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 10(1), 822–828. https://doi.org/10.14710/jiab.2021.29822
Fatmalawati, D. S., & Andriana, A. N. (2021). Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Pembelian Ulang Kosmetik Pt. Paragon Technology and Innovation. JMB : Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 10(1), 177–186. https://doi.org/10.31000/jmb.v10i1.4228
Himmah, A. R., & Prihatini, A. E. (2021). Pengaruh Citra Merek Dan Electronic Word Of Mouth (E-Wom) Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Pixy Di Kota Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 10(2), 1153–1161. https://doi.org/10.14710/jiab.2021.31359
Huda, N. (2020). Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha Di Makassar. Jurnal AsySyarikah: Jurnal Lembaga Keuangan, Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2(1). https://doi.org/10.47435/asy-syarikah.v2i1.311
Indah Zukrufa Zikra, R. (2023). Pengaruh Electronic Word Of Mouth ( E-Wom ) terhadap Keputusan Pembelian Penggunaan Produk Kosmetik LT Pro Smooth Corrector Cream Foundation Survei pada Mahasiswi Jurusan Tata Rias dan Kecantikan. 7, 950–958.
Inggasari, S. M., & Hartati, R. (2022). “Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Image, dan Brand Trust Terhadap Keputusan Pembelian Produk Scarlett Whitening.” 3(1).
Kawilarang, C. G., & Tumbuan, W. J. F. A. (2022). Analysis of the Effect of Celebrity Endorsement, Beauty Vlogger and Brand Image on Purchase Decisions on Somethinc Local Skincare Products. Loindong 770 Jurnal EMBA, 10(4).
Lia, S. (2022). Data Penjualan Serum: Lagi, Brand Lokal Kokoh Pimpin Pasar Periode 1-15 September! Retrieved from https://compas.co.id/article/data-penjualan-serum-brand-lokal/
Mulyana, M. (2019). Inisiasi VIII Strategi Promosi dan Komunikasi. Materi Tutorial Online Ekma 4216 Manajemen Pemasaran
Priansa, D. J. (2017). Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada Era Media Sosial. Bandung: Bandung : CV Pustaka Setia.
Putri Sari, Y., & Noor Andriana, A. (2023). Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadapkeputusan Pembelian Ulang Produk Ms Glow (Studi Pada Konsumen Ms Glow Tenggarong) the Influence of Product Quality, Price and Brand Image on the Decision To Repurchase of Ms Glow Products (Study on M. Jurnal Ilmu Sosial MAHAKAM, 11(2), 2023.
Rahmahyanti, R. N., & Andriana, A. N. (2023). Pengaruh Pengaruh Kualitas Produk, Brand Ambassador dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Produk MS Glow. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS), 4(4), 1143–1151. https://doi.org/10.47065/ekuitas.v4i4.3309
Rahmawati, A. W., Udayana, I., & Maharani, B. D. (2022). Pengaruh Celebrity Endorser , Brand Image , Online Customer Review Dan E-Trust Terhadap Keputusan Pembelian pada Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal. Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal, 4(4), 1030–1043. https://doi.org/10.47476/reslaj.v4i4.
Ramadhania, R. N., Savitri, C., & Pertiwi, W. (2023). Pengaruh Celebrity Endorser dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Lipstik Pixy ( Studi Mahasiswi Manajemen 2017 Universitas Buana Perjuangan Karawang ). 8(2), 42–55.
Ristauli Hutagaol, R. S., & Safrin, F. A. (2022). Pengaruh Celebrity Endorser dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Scarlett Whitening. Journal Of Social Research, 1(7), 761–772. https://doi.org/10.55324/josr.v1i7.147
Sugiyani, I. G. A. A., & Yuesti, A., Bhegawati, D. A. S. (2022). Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Pajak, Kewajiban Moral Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Jurnal KARMA (Karya Riset Mahasiswa Akuntansi), 2(1), 2389–2395
Syntha, N., Mella, S. K., Reni, A., & Laras, A. I. G. (2022). Pengaruh Social Media Marketing, Celebrity Endorser, Brand Image, Electronic Word of Mouth dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah. 11(1).
Wardani, D. S. D., & Maskur, A. (2022). Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Scarlett Whitening (Studi Kasus Pengguna Scarlett Whitening). Jesya, 5(2). https://doi.org/10.36778/jesya.v5i2.689
Yulindasari, E. R., & Fikriyah, K. (2022). Pengaruh e-WoM (Electronic Word of Mouth) terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Halal di Shopee. Journal of Islamic Economics and Finance Studies, 3(1), 55. https://doi.org/10.47700/jiefes.v3i1.4293
Penulis: Siti Fatma, Mahasiswa STEI SEBI.