Milenianews.com, Mata Akademisi – Isu lingkungan di Indonesia kian berkembang menjadi persoalan yang mendesak, terutama terkait akses terhadap air bersih. Di beberapa daerah, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), masyarakat masih harus berjalan jauh demi memperoleh air yang layak pakai. Kondisi ini menunjukkan bahwa krisis air bukan sekadar persoalan alam, melainkan juga persoalan sistem dan pengelolaan.
Dalam konteks inilah pendekatan ilmiah menjadi sangat penting untuk menggali akar masalah dan merumuskan solusi yang tepat. Menariknya, pola pikir ilmiah tidak hanya dimiliki oleh akademisi atau peneliti, tetapi juga dapat diterapkan oleh individu muda seperti Jerhemy Owen, yang melalui konten sekaligus aksi nyata berupaya mengatasi persoalan krisis air di NTT.
Baca juga: Pandawara Group dan Aksiologi Kepedulian Lingkungan di Indonesia
Observasi Lapangan sebagai Langkah Awal Ilmiah
Beberapa waktu lalu, Jerhemy Owen mengunjungi NTT untuk membantu masyarakat membangun saluran air bersih. Kunjungannya bukan semata untuk membuat konten sosial, melainkan juga sebagai upaya mengamati secara langsung kondisi di lapangan. Ia menyaksikan bagaimana warga harus menempuh jarak jauh untuk mengambil air, tanah yang gersang sulit menyimpan cadangan air, serta potensi sumber air yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Tindakan ini mencerminkan tahap awal dalam proses ilmiah, yakni observasi terhadap fenomena nyata. Melalui pengamatan langsung, persoalan krisis air tidak lagi dipahami secara abstrak, tetapi sebagai realitas sosial yang dihadapi masyarakat setiap hari.
Analisis Masalah dan Perumusan Solusi
Dari hasil observasi tersebut, muncul pertanyaan mendasar mengenai penyebab utama sulitnya akses air serta bagaimana cara mengalirkan air secara lebih efektif ke pemukiman warga. Jerhemy memahami bahwa persoalan air di NTT tidak hanya berkaitan dengan kekeringan, tetapi juga keterbatasan infrastruktur distribusi.
Meskipun sumber air tersedia, lokasinya jauh dari pemukiman dan kondisi tanah berbukit memperumit proses distribusi. Dari analisis ini, ia menyadari bahwa solusi yang tepat bukan sekadar menyediakan penampungan air, melainkan membangun saluran atau pipa yang mampu mengalirkan air dari sumber ke rumah-rumah warga tanpa merusak keseimbangan alam.
Implementasi Pendekatan Ilmiah di Lapangan
Pendekatan ilmiah semakin terlihat ketika Jerhemy dan timnya mulai merancang solusi yang dapat diterapkan. Mereka tidak hanya memerhatikan ketersediaan air, tetapi juga aspek teknis lain seperti topografi wilayah, jarak sumber air dengan pemukiman, serta karakteristik tanah NTT yang keras dan kering.
Selain itu, mereka juga mempertimbangkan tekanan air pada pipa, debit air yang tersedia, serta upaya menjaga kualitas air yang dialirkan. Meskipun Jerhemy bukan ahli hidrologi, langkah-langkah yang diambilnya menunjukkan penerapan prinsip ilmiah yang logis, berbasis pengamatan, analisis sebab-akibat, dan pertimbangan lingkungan.
Dampak Nyata bagi Kehidupan Masyarakat
Setelah saluran air berhasil dibangun, dampaknya mulai dirasakan secara nyata. Air mengalir lebih dekat ke rumah-rumah warga, sehingga beban masyarakat yang sebelumnya harus berjalan jauh setiap hari berkurang secara signifikan.
Aksi sederhana ini membawa perubahan besar: akses air bersih menjadi lebih mudah, kesehatan masyarakat membaik, anak-anak tidak lagi terbebani untuk ikut mengangkut air, dan produktivitas warga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa krisis air, meskipun tampak sebagai masalah besar, dapat diatasi melalui solusi yang tepat, praktis, dan berbasis ilmu pengetahuan.
Evaluasi dan Keberlanjutan Solusi
Dalam pendekatan ilmiah, evaluasi merupakan tahap yang tidak kalah penting. Setelah solusi diterapkan, dampaknya perlu ditinjau kembali untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang. Dalam hal ini, Jerhemy dan timnya tidak hanya memikirkan manfaat sesaat, tetapi juga memastikan bahwa sistem saluran air dapat dipelihara dan dikembangkan untuk menjangkau lebih banyak desa.
Pendekatan ini menunjukkan kesadaran bahwa solusi lingkungan harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan agar manfaatnya tidak berhenti pada satu waktu atau satu wilayah saja.
Ilmu Pengetahuan sebagai Alat Perubahan Sosial
Aksi Jerhemy Owen membuktikan bahwa pola pikir ilmiah memiliki peran besar dalam mengatasi persoalan lingkungan. Cara berpikir ilmiah tidak terbatas pada ruang kelas atau laboratorium, melainkan dapat diterapkan oleh siapa saja yang memiliki kepedulian dan kemauan untuk bertindak.
Baca juga: Etika Lingkungan dalam As-Sunnah: Prinsip Islam Menjaga Alam di Era Modern
Pengalaman di NTT menunjukkan bahwa observasi yang cermat, analisis sebab-akibat, serta pemilihan solusi berbasis ilmu pengetahuan mampu menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat. Ini menegaskan bahwa untuk berkontribusi dalam menyelesaikan masalah lingkungan, yang dibutuhkan bukan semata gelar akademik, melainkan kemauan untuk belajar, berpikir kritis, dan terjun langsung ke lapangan.
Dalam konteks yang lebih luas, pendekatan ilmiah yang dipadukan dengan kepedulian sosial menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan lingkungan masa kini. Jerhemy Owen memberi inspirasi bahwa setiap individu, dengan latar belakang apa pun, memiliki potensi untuk menciptakan perubahan nyata bagi lingkungan dan kehidupan sosial di sekitarnya.
Penulis: Annida Al Umairoh, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.













