Pemahaman Artificial Intelligence (AI) di Masyarakat Masih Terbatas

Milenianews.com, Mata Akademisi– Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini semakin banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari asisten virtual hingga sistem rekomendasi di media sosial. Namun, pemahaman masyarakat umum terhadap AI masih tergolong terbatas. Banyak yang menganggap AI sebagai sesuatu yang futuristik atau bahkan berbahaya, tanpa benar-benar memahami cara kerja dan potensi positif dari teknologi ini.

Situasi ini menunjukkan pentingnya pemerataan edukasi digital. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan agar tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga memahami secara kritis teknologi yang mereka gunakan. Ketidaktahuan tentang AI dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak berdasar, seperti anggapan bahwa AI akan sepenuhnya menggantikan pekerjaan manusia. Padahal, jika dimanfaatkan secara bijak, AI justru dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan menciptakan peluang kerja baru di berbagai sektor.

Oleh karena itu, penting untuk memandang AI bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai alat bantu yang perlu dipahami, diawasi, dan dikelola bersama. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor industri sangat diperlukan untuk menyediakan informasi yang akurat serta pelatihan yang relevan mengenai AI.

Dengan pemahaman yang baik, masyarakat akan lebih kritis, adaptif, dan bijak dalam menyikapi perkembangan teknologi ini. Dengan demikian, pemanfaatan AI dapat memberikan manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat—bukan hanya segelintir kalangan.

Penulis : Rizalina Nurazizah (Guru Sekolah Prestasi Global)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *