Pandawara Group dan Aksiologi Kepedulian Lingkungan di Indonesia

Pandawara Group

Milenianews.com, Mata Akademisi – Pandawara Group merupakan sekelompok pemuda yang menunjukkan kepedulian nyata terhadap lingkungan. Gerakan ini dirintis oleh lima orang, yaitu Ikhsan Destian, Gilang Rahma, Muhammad Rifqi, Rafly Pasya, dan Agung Permana. Nama Pandawara Group terinspirasi dari kisah Pandawa Lima dalam epos Mahabharata, yakni Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa, yang melambangkan nilai kebajikan, keberanian, serta tanggung jawab.

Pandawara Group dikenal luas melalui aksi merawat bumi yang mereka lakukan, khususnya kegiatan bersih-bersih sampah di sungai dan pantai. Aksi tersebut kemudian dibagikan melalui media sosial, terutama TikTok dan Instagram, sehingga menuai apresiasi luas dari masyarakat. Tidak hanya sekadar konten digital, kegiatan ini meninggalkan dampak nyata, di mana lokasi yang sebelumnya kumuh dan tercemar berubah menjadi lebih bersih dan tertata. Bahkan, Pandawara Group mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan orang untuk terlibat dalam kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan.

Manfaat dan Dampak Sosial Pandawara Group

Keberadaan Pandawara Group memberikan manfaat yang signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Aksi yang dilakukan menghadirkan dampak nyata bagi lingkungan, sekaligus berfungsi sebagai sarana edukasi publik mengenai pentingnya menjaga kebersihan alam. Penggunaan media sosial secara efektif menjadikan pesan kepedulian lingkungan lebih mudah diterima, khususnya oleh generasi muda.

Selain itu, Pandawara Group turut membangun kebiasaan positif di tengah masyarakat serta mendorong pengembangan solusi sederhana terhadap permasalahan lingkungan. Hal ini menjadi relevan mengingat masalah lingkungan di Indonesia semakin nyata, mulai dari pencemaran sungai, penumpukan sampah di berbagai daerah, hingga rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Aksi Lingkungan dalam Perspektif Aksiologi

Kegiatan bersih-bersih, ajakan menjaga lingkungan, serta kepedulian sosial yang ditunjukkan Pandawara Group tidak dapat dipandang sekadar sebagai aktivitas sosial biasa. Tindakan tersebut berkaitan erat dengan aksiologi, yaitu cabang filsafat yang membahas nilai dan manfaat suatu tindakan. Aksiologi memiliki peran penting dalam membentuk nilai, sikap, serta kepercayaan manusia agar memiliki etika dan estetika dalam menilai suatu perbuatan.

Secara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni axios yang berarti layak atau pantas, dan logos yang berarti ilmu atau kajian. Sementara itu, kata nilai juga berasal dari bahasa Latin valere yang berarti berguna, berdaya, atau kuat. Nilai dimaknai sebagai kualitas yang membuat sesuatu dianggap penting, bermanfaat, dan layak dihargai sebagai suatu kebaikan.

Baca juga: Qirā’at QS. Al-Ahzab: 33 dan Ruang Karir Perempuan dalam Perspektif Matan Syatibi

Aksiologi sebagai Hakikat Nilai Tindakan Manusia

Aksiologi dapat dipahami sebagai cabang filsafat yang mempelajari tujuan ilmu pengetahuan dan bagaimana manusia menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan. Melalui aksiologi, dapat dipahami mengapa suatu ilmu ada, bagaimana ilmu tersebut dimanfaatkan, serta nilai apa yang terkandung di dalamnya. Ilmu dalam perspektif aksiologi mencakup seluruh nilai kehidupan, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Dalam konteks ini, aksiologi juga disebut sebagai kajian tentang hakikat nilai, di mana nilai-nilai kehidupan yang beragam melibatkan perasaan serta pola pikir manusia. Oleh karena itu, tindakan manusia terhadap lingkungan tidak hanya dinilai dari hasilnya, tetapi juga dari nilai dan manfaat yang terkandung di dalamnya.

Pandawara Group dan Nilai Kebermanfaatan Lingkungan

Aksi kepedulian yang ditunjukkan oleh Pandawara Group mencerminkan penerapan nilai-nilai aksiologi, khususnya kebermanfaatan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Kegiatan bersih-bersih dan ajakan menjaga alam menunjukkan bahwa tindakan manusia memiliki dampak langsung terhadap kelestarian lingkungan dan kehidupan sosial.

Hal ini menjadi semakin relevan ketika berbagai bencana lingkungan masih sering terjadi di Indonesia. Peristiwa banjir yang kembali melanda Aceh menjadi salah satu contoh bahwa permasalahan lingkungan masih menjadi isu serius. Kondisi tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga oleh perilaku manusia yang kurang menjaga keseimbangan lingkungan, seperti pengelolaan sampah yang tidak optimal dan rendahnya kepedulian terhadap alam.

Kesadaran Lingkungan dan Tantangan Nasional

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen masyarakat Indonesia masih belum peduli terhadap pengelolaan sampah. Pernyataan ini disampaikan oleh Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya Direktorat Penanganan Sampah Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Edward Nixon Pakpahan, pada 4 Oktober 2024. Fakta tersebut menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

Kerusakan lingkungan tidak hanya berdampak pada menurunnya keanekaragaman flora dan fauna, tetapi juga memicu bencana seperti longsor, banjir, dan erosi. Sampah yang menumpuk dapat menyebabkan pendangkalan sungai, berkurangnya kadar oksigen bagi mikroorganisme air, serta pencemaran laut akibat limbah cair dan aktivitas manusia lainnya.

Pandawara Group sebagai Role Model Generasi Z

Oleh karena itu, sebelum bencana alam semakin sering terjadi, kesadaran kolektif untuk menjaga dan peduli terhadap lingkungan harus terus ditumbuhkan. Pandawara Group dapat dijadikan role model, terutama bagi Generasi Z, yang memiliki kedekatan dengan media sosial dan lebih mudah terlibat dalam gerakan peduli lingkungan.

Langkah-langkah sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah, menghemat air dan energi, menggunakan produk daur ulang, menanam pohon, serta menolak perburuan liar dapat menjadi awal perubahan. Prinsip bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati perlu dijadikan pedoman bersama.

Kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemuda seperti Pandawara Group, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat dari berbagai usia dan latar belakang. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab manusia terhadap alam yang telah dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan memahami aksiologi, manusia diharapkan mampu menggunakan pengetahuan dan kesadarannya untuk menjaga lingkungan secara berkelanjutan. Kepedulian terhadap alam tidak hanya menjadi tindakan sosial semata, tetapi juga wujud penerapan nilai kebaikan yang membawa manfaat bagi kehidupan saat ini dan generasi mendatang.

Penulis: Hilda Mailatun Najah, Mahasiswi Institut Ilmu Alquran Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *