Kurma dalam al-Qur’an

Dr. KH. Syamsul Yakin MA., (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Allah berfirman, “Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.” (QS. al-Rahman/55: 11). Ayat ini,  bagi al-Maraghi,  menunjukkan keistimewaan kurma karena disebut secara khusus, padahal kurma termasuk ragam buah-buahan.

Berdasar statistik, kurma disebutkan sebanyak 20 kali dalam al-Qur’an yang terdapat pada 16 surah. Pertama, “Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. al-Baqarah/2; 266). Dalam ayat ini kurma disandingkan dengan anggur.

Kedua, pada  ayat berikut ini juga Allah masih menyandingkan kurma dan anggur yang tumbuh karena bantuan air. “Lalu dengan (air) itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur; di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari (buah-buahan) itu kamu makan.”  (QS. al-Mu’minun/23: 19).

Ketiga,  lagi-lagi Allah menyandingkan kurma dan anggur, “Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air.” (QS. Yasin/36: 34). Ayat ini mempertegas bahwa untuk pohon kurma dan anggur Allah yang menyiapkan irigasinya.

Keempat, “Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan.” (QS. al-Nahl/16: 11). Dalam ayat ini, Allah menyebut kurma, zaitun, dan anggur. Tentu masing-masing memiliki manfaat luar biasa bagi manusia.

Kelima, lebih spesifik tentang kurma dan anggur, Allah memberi informasi, “Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik.”(QS. al-Nahl/16: 69). Dalam pandangan pengarang Tafsir Jalalain ayat ini turun sebelum khamar yang terbuat dari anggur diharamkan.

Keenam, pada ayat berikut Allah membicarakan secara lebih spesifik tentang pohon kurma, “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya.” (QS. al-Ra’d/13:4).

Keenam ayat di atas menggunakan diksi “al-Nakhil” yang tepat diterjemahkan sebagai pohon kurma. Begitu juga  penyebutan “al-Nakhl” dalam ayat ini masih bernama pohon kurma. Secara bahasa, kurma yang matang di pohon disebut “al-Ruthab” dan yang berbentuk manisan disebut “al-Tamr”. Yang disebut terakhir inilah yang paling sering dikonsumsi.

Ketujuh, pada ayat ini Allah menyebutkan buah lain selain kurma dalam satu ayat, yakni zaitun dan delima. “Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak.” (QS. al-An’am/6: 99). Keadaan fisik pohon kurma disebutkan dalam ayat ini.

Kedelapan, Allah kali ini menyebutkan anggur, zaitun, dan delima yang diketahui sebagai jenis pohon berbatang atau tidak merambat. “Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya).” (QS. al-An’am/6: 141).

Kesembilan, “Dan berikanlah (Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, dua orang laki-laki, yang seorang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara keduanya (kebun itu) Kami buatkan ladang.” (QS. al-Kahfi/:18: 32). Ayat ini memberi informasi tentang sistem tumpang sari antara pohon kurma dan anggur.

Kesepuluh, dalam sejarah ternyata pohon kurma digunakan Fir’aun untuk tempat penyiksaan. “Maka sungguh, akan kupotong tangan dan kakimu secara bersilang, dan sungguh, akan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma dan sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.” (QS. Thaha/20: 71).

Kesebelas, ayat berikut ini mempertegas ayat dalam surah al-Rahman di atas. “Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” (QS. Qaf/50: 10). Menurut pengarang Tafsir Jalalain, yang dimaksud mayang yang bersusun-susun adalah bertumpuk di atas sebagian yang lain.

Kedua belas, ayat ini juga mengulangi surah al-Rahman, pohon kurma disebut lagi setelah Allah menyebut tanaman-tanaman, padahal pohon kurma adalah tanaman. “Dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut.” (QS. al-Syu’ara/26: 148).

Ketiga belas, ternyata kurma adalah buah surga, sebagaimana juga delima. “Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.” (QS. al-Rahman/55: 68). Menurut pengarang Tafsir Jalalain, buah kurma dan delima yang ada di bumi, menurut suatu pendapat, adalah sebagaimana yang asli yang ada di surga, tetapi menurut pendapat yang lain tidak demikian.

Masih ada lagi ayat terkait dengan kurma. Di sini dikemukakan lebih dari setengah yang termaktub di dalam al-Qur’an yang dianggap terkait dengan kurma, baik  sebagai pohon maupun buah.

Penulis: Dr. KH.  Syamsul Yakin  MA.,  Dai Lembaga Dakwah Darul Akhyar (LDDA) Kota Depok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *