Ilmu Kalam di Pusaran Pluralisme dan Liberalisme Global

ilmu kalam/teologi islam

Tantangan Liberalisme di Masa Kini

Setelah isu pluralitas agama, tantangan yang tak kalah penting berikutnya yaitu bagaimana mempertahankan nilai-nilai tradisi agama dengan derasnya arus pemikiran liberal modern. Liberalisme yang merupakan tradisi dari dunia Barat, yang mengedepankan atau lebih tepatnya menekankan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti politik, sosial dan agama. Pemikiran ini turut ikut memengaruhi cara pandang dan pola pikir. Sebagian umat Islam terhadap agamanya, Islam sendiri mengakui adanya kebebasan tersebut tetapi tidak besifat mutlak dalam liberalisme, melainkan ada batasan tertentu yang sesuai dengan syariat.

Menurut analisis Hidayatullah dalam jurnal Yaqzhan, Hasan Hanafi menanggapi tantangan ini, melalui gagasannya tentang pemikiran kiri islam. Sebagaimana dinyatakan dalam jurnal tersebut “pemikiran kiri Islam Hanafi yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kebanggaan terhadap tradisi umat Islam sebagai reaksi terhadap pengaruh dandominasi Barat di dunia Timur” (Yaqzhan, 2024, 10(1) hlm. 46).

Prinsip ini memiliki beberapa aspek yang utama yaitu salah satunya menghidupkan Kembali nilai-nilai dasar Islam agar relevan dengan kondisi zaman sekarang seperti nilai keadilan, toleransi, serta keseimbangan antara spiritualitas dan kemajuan kehidupan modern. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya kajian kritis dalam memilih nilai-nilai positif dan menghilangkan aspek-aspek negatif yang mampu mendorong kemajuan guna menjawab tantangan global. Dengan paradigma baru ini, Islam dapat tetap relevan dalam mengahadapi tantangan global tanpa kehilangan esensinya.

Baca juga: Ilmu Kalam: Fondasi Rasional Dalam Teologi Islam

Ilmu Kalam di era globalisasi dituntut untuk merespons tantangan pluralitas agama dan pengaruh liberalisme dengan pendekatan yang bijak dan sesuai dengan kondisi zaman. Solusinya terletak pada tiga kerangka utama: pertama, pemahaman ulang ajaran-ajaran pokok Islam yang tetap menjaga prinsip tauhid namun juga relevan dengan kehidupan masyarakat yang beragam; kedua, pengembangan cara berdialog antaragama secara terbuka dan saling menghormati (tasamuh) tanpa mengorbankan keyakinan; dan ketiga, menyeimbangkan antara nilai-nilai warisan Islam dengan kebutuhan zaman modern melalui pemikiran baru yang sesuai dengan zaman.

Dengan pendekatan ini, Ilmu Kalam tidak hanya menjadi pelindung akidah, tetapi juga menjadi jembatan pemikiran yang menghubungkan ajaran Islam dengan tantangan dunia masa kini. Keberhasilan Ilmu Kalam kontemporer pada akhirnya dinilai dari kemampuannya menjaga prinsip dasar Islam sambil tetap terbuka terhadap perubahan, sehingga Islam terus hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam dalam masyarakat global yang terus berkembang.

Penulis: Mujiburrohman, Dosen serta Alni Nur Sakinah Mawaddah, Nissa Amalia, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *