Milenianews.com, Mata Akademisi — Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membantu manusia agar dapat hidup secara lebih bijak dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Filsafat dan kehidupan manusia memiliki hubungan yang sangat erat, karena filsafat menjadi dasar cara manusia berpikir. Dari filsafat inilah lahir berbagai ilmu pengetahuan yang kemudian berkembang menjadi beragam cabang keilmuan. Dengan demikian, semua ilmu yang dipelajari manusia saat ini sejatinya berakar dari pemikiran filsafat.
Filsafat Ilmu sebagai Cara Memahami Pengetahuan
Filsafat ilmu dapat dipahami sebagai upaya untuk memikirkan ilmu secara lebih mendalam dan kritis. Di dalam filsafat ilmu terdapat tiga pokok pembahasan utama, yaitu bagaimana pengetahuan diperoleh (epistemologi), apa hakikat pengetahuan itu sendiri (ontologi), dan apa manfaat pengetahuan bagi kehidupan manusia (aksiologi). Ketiga aspek ini membantu manusia memahami ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Sejak lama, para pemikir telah membahas filsafat ilmu. Mereka berusaha memahami bagaimana ilmu berkembang dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan manusia. Ilmu yang terus mengalami kemajuan memang dapat membawa banyak manfaat, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah apabila digunakan tanpa kebijaksanaan.
Ilmu Alam dan Ilmu Sosial dalam Kehidupan Manusia
Ilmu alam dan ilmu sosial pada dasarnya sama-sama merupakan ilmu pengetahuan, perbedaannya terletak pada objek kajiannya. Ilmu alam mempelajari fenomena alam, sedangkan ilmu sosial mempelajari manusia dan masyarakat. Meskipun berbeda, keduanya memiliki peran yang sama penting dalam membantu manusia memahami dunia dan kehidupannya.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, cara pandang manusia terhadap dunia juga ikut berubah. Namun, kemajuan tersebut terkadang mendorong munculnya sifat serakah dan keinginan untuk menguasai banyak hal. Apabila ilmu digunakan secara keliru, kerusakan dan sikap yang tidak manusiawi dapat terjadi. Pada masa kini, teknologi yang semakin canggih bahkan sering kali membuat manusia melupakan hubungan sosial dengan sesamanya.
Kemajuan Teknologi dan Krisis Nilai Kemanusiaan
Banyak orang kini lebih sibuk dengan telepon genggam dibandingkan berinteraksi langsung dengan orang di sekitarnya. Kehidupan sosial pun menjadi kurang harmonis. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya digunakan secara bijak agar tetap membawa manfaat bagi manusia.
Kemajuan ilmu dan teknologi memang mempermudah kehidupan dan memenuhi kebutuhan jasmani manusia. Namun demikian, banyak orang tetap merasa sulit meraih kebahagiaan meskipun hidup serba mudah. Permasalahan manusia modern lebih banyak bersumber dari hati dan pikiran, bukan semata-mata dari kekurangan materi.
Kondisi ini terjadi karena perkembangan ilmu berjalan sangat cepat, sementara perkembangan akhlak manusia tidak selalu mengimbanginya. Manusia dapat berada di tempat yang sama, duduk berdekatan, tetapi tidak saling berinteraksi karena lebih fokus pada gawai masing-masing. Sikap seperti ini secara perlahan dapat merusak kebersamaan dan nilai kemanusiaan.
Baca juga: Qirā’at QS. Al-Ahzab: 33 dan Ruang Karir Perempuan dalam Perspektif Matan Syatibi
Ilmu Pengetahuan, Epistemologi, dan Aksiologi
Di sisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi sejatinya mampu membantu manusia mengatasi berbagai persoalan. Namun faktanya, di dunia ini masih banyak orang yang mengalami kelaparan, kemiskinan, penyakit, dan konflik bersenjata. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak serta-merta menghapus persoalan kemanusiaan.
Sebagian ilmuwan bahkan merasa prihatin karena teknologi dan senjata yang diciptakan manusia justru dapat merusak bumi dan mengancam masa depan. Oleh sebab itu, mereka mulai mengkaji kembali bagaimana pengetahuan diperoleh secara benar, yang dikenal sebagai epistemologi. Selain itu, aksiologi dalam filsafat ilmu membahas tentang manfaat dan tujuan penggunaan ilmu pengetahuan.
Ilmu memiliki peran yang sangat penting karena mampu mempermudah kehidupan manusia, mulai dari pengobatan penyakit, transportasi, pendidikan, hingga akses informasi. Namun, ilmu harus digunakan untuk tujuan yang baik. Apabila ilmu dimanfaatkan untuk hal-hal yang merusak, seperti pembuatan senjata pemusnah, maka dampaknya akan sangat membahayakan manusia.
Tantangan Moral di Era Globalisasi
Di era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Banyak persoalan hidup dapat diselesaikan dengan bantuan alat-alat modern. Akan tetapi, kemajuan tersebut tidak selalu diiringi dengan kematangan sikap dan hati manusia.
Masih banyak individu yang melupakan kejujuran, kebaikan, dan keadilan. Di berbagai tempat, termasuk di Indonesia, tindakan penipuan, kebohongan, dan perbuatan merugikan orang lain semakin sering terjadi. Sikap mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman.
Bahkan, ada pula kelompok yang rela bekerja sama untuk melakukan tindakan yang salah demi kepentingan pribadi atau golongan. Dari kondisi ini, manusia perlu belajar untuk tetap menjaga sikap baik, saling membantu, dan menghormati sesama agar tercipta lingkungan sosial yang lebih sehat.
Filsafat sebagai Bekal Menghadapi Zaman Modern
Sejak revolusi industri pada abad ke-17, berbagai pemikiran baru bermunculan dan memengaruhi cara hidup masyarakat modern. Filsafat tetap dianggap penting karena mampu melatih manusia berpikir kritis, terbuka, dan bijaksana dalam menghadapi perubahan zaman.
Pemikiran tokoh-tokoh seperti Descartes, Locke, Kant, dan Comte menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan modern. Namun, kebenaran tidak dapat dinilai hanya dari hal-hal yang bersifat empiris semata. Perilaku dan makna tindakan manusia juga perlu dipahami secara mendalam.
Manusia adalah makhluk yang selalu berpikir dan mencari kebenaran. Dengan berpikir, manusia dapat membedakan antara kenyataan dan ilusi, serta menghadapi persoalan hidup secara lebih dewasa. Oleh karena itu, mempelajari filsafat di tengah masyarakat modern menjadi sangat penting, karena filsafat membantu manusia berpikir lebih arif, bijaksana, dan bertanggung jawab.
Penulis: Ratu Salsabila Rahmah, Mahasiswa Semester 1 Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IAT)
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.













