Milenianews.com, Mata Akademisi– Seperti yang kita katahui, olahraga memanah adalah salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda, “Ajarkan anak-anak berenang, berkuda, dan memanah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Olahraga memanah tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan jiwa, tetapi juga memiliki nilai ibadah dan sejarah yang erat dengan peradaban Islam.
Namun, olahraga memanah di zaman Rasulullah SAW dan di zaman modern sekarang ini tentu memiliki perbedaan-perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi tujuan, peralatan, teknik, dan metode memanah. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan-perbedaan tersebut:
- Tujuan Memanah
Di zaman Rasulullah SAW, tujuan utama memanah adalah untuk membela Islam dengan cara berperang melawan musuh-musuh Allah SWT. Memanah juga dapat digunakan untuk berburu hewan-hewan yang halal untuk dimakan. Rasulullah SAW sendiri pernah berburu unta dengan menggunakan panah. Selain itu, memanah juga merupakan salah satu bentuk latihan fisik dan mental bagi para sahabat Nabi.
Di zaman modern sekarang ini, tujuan memanah lebih bervariasi. Memanah dapat dilakukan untuk rekreasi, hobi, olahraga, pendidikan, kompetisi, atau bahkan terapi. Memanah juga tidak lagi terbatas pada kaum Muslimin saja, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang dari berbagai agama, ras, budaya, dan negara. Memanah juga menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang-ajang olahraga internasional, seperti Olimpiade, Asian Games, SEA Games, dan Islamic Solidarity Games.
- Peralatan Memanah
Di zaman Rasulullah SAW, peralatan memanah yang digunakan adalah busur dan anak panah yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kayu, bambu, bulu burung, tanduk binatang, atau logam. Busur dan anak panah tersebut dibuat dengan cara manual oleh para ahli memanah atau tukang senjata. Busur dan anak panah tersebut juga memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan para pemanah.
Di zaman modern sekarang ini, peralatan memanah yang digunakan adalah busur dan anak panah yang terbuat dari bahan-bahan sintetis, seperti plastik, fiberglass, karbon, atau aluminium. Busur dan anak panah tersebut dibuat dengan cara mesin oleh pabrik-pabrik senjata. Busur dan anak panah tersebut juga memiliki bentuk dan ukuran yang lebih standar dan seragam sesuai dengan aturan-aturan olahraga memanah.
- Teknik Memanah
Di zaman Rasulullah SAW, teknik memanah yang digunakan adalah teknik tradisional yang berasal dari berbagai mahzab atau aliran memanah dalam Islam. Beberapa mahzab tersebut adalah mahzab Persia Sasaniyyah yang dipelopori oleh Abu Hasyim Al Mawardi (wafat 1058 M), mahzab Khurasaniyyah yang dipelopori oleh Thahir Al Balkhi (wafat 796 M), dan mahzab Abbasiyyah yang dipelopori oleh Ishaq Al Raqqi (wafat 857 M). Teknik-teknik tersebut meliputi cara memegang busur dan anak panah, cara menarik tali busur, cara melepaskan anak panah, cara mengenai sasaran, dan lain-lain.
Di zaman modern sekarang ini, teknik memanah yang digunakan adalah teknik modern yang berasal dari berbagai negara atau organisasi olahraga memanah dunia. Beberapa negara atau organisasi tersebut adalah Amerika Serikat (USA Archery), Inggris (Archery GB), Korea Selatan (Korea Archery Association), dan Federasi Panahan Internasional (World Archery Federation). Teknik-teknik tersebut meliputi cara memilih busur dan anak panah yang sesuai, cara mengatur postur tubuh, cara mengatur napas, cara mengatur fokus, cara mengatasi stres, dan lain-lain.
- Metode Memanah
Di zaman Rasulullah SAW, metode memanah yang digunakan adalah metode yang berdasarkan pada pengalaman, tradisi, dan intuisi para pemanah. Metode-metode tersebut tidak terlalu mengikuti aturan-aturan yang baku atau ilmiah, tetapi lebih mengandalkan keahlian dan kecerdasan para pemanah. Metode-metode tersebut juga bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan, cuaca, musuh, atau sasaran.
Di zaman modern sekarang ini, metode memanah yang digunakan adalah metode yang berdasarkan pada penelitian, teori, dan analisis para ahli. Metode-metode tersebut mengikuti aturan-aturan yang baku dan ilmiah, seperti fisika, matematika, biomekanika, psikologi, atau statistik. Metode-metode tersebut juga bersifat kaku dan harus dipatuhi oleh para pemanah. Metode-metode tersebut juga membutuhkan alat-alat bantu yang canggih, seperti komputer, kamera, sensor, atau software.
Penulis: Asma Khodijah, Mahasiswa STEI SEBI Depok