Milenianews.com, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini telah menyatakan wabah mpox yang sedang berlangsung di Afrika sebagai darurat kesehatan global (status tertinggi dalam hukum kesehatan internasional). Deklarasi ini menyusul pengumuman darurat kesehatan masyarakat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika sebelumnya.
Melansir CNN, Jumat (16/8), virus mpox varian clade Ib, yang lebih mematikan, sedang menyebar dengan cepat di Republik Demokratik Kongo dan telah mencapai setidaknya empat negara Afrika lainnya yang sebelumnya tidak terkena dampak. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa risiko penyebaran internasional lebih lanjut sangat mengkhawatirkan.
Sementara itu, Dimie Ogoina selaku ketua komite darurat WHO pun mengatakan, “Wabah mpox saat ini merupakan peristiwa luar biasa.” Ia menambahkan bahwa apa yang terlihat di Afrika hanyalah puncak gunung es, menunjukkan bahwa wabah ini mungkin jauh lebih besar dari yang terdeteksi.
Baca juga: Kemenkes Temukan Kasus Lumpuh Layu Akut Akibat Virus Polio
Para ahli kesehatan di seluruh dunia memantau situasi ini dengan cermat, meskipun risiko saat ini bagi Amerika Serikat dianggap rendah.
Apa yang membuat wabah Mpox di Afrika ini berbeda?
Mpox, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit virus yang berhubungan dengan virus cacar yang sudah diberantas. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat seperti sentuhan, ciuman, atau hubungan seksual, serta melalui bahan yang terkontaminasi seperti seprai dan pakaian.
Gejala awal mpox biasanya mirip flu, diikuti oleh ruam yang menyakitkan atau gatal dengan lesi yang kemudian mengeras dan sembuh dalam beberapa minggu. Wabah saat ini terutama didorong oleh varian clade I, yang menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Subtipe clade Ib, yang relatif baru, telah muncul sebagai mutasi yang lebih adaptif pada manusia dan sedang menyebar dengan cepat di berbagai negara Afrika.
Baca juga: Ilmuwan Mengatakan Virus HIV Bisa Disembuhkan dengan Teknologi Crispr
Meskipun wabah sebelumnya dari clade I memiliki tingkat kematian hingga 10%, wabah terbaru menunjukkan tingkat kematian yang lebih rendah. Namun, bayi, orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah, dan wanita hamil tetap berisiko tinggi mengalami infeksi yang parah.
Vaksin mpox memang tersedia, tetapi distribusinya di Afrika masih sangat terbatas. WHO menekankan bahwa selain vaksinasi, diperlukan peningkatan pengawasan, diagnosis, dan penelitian untuk menahan penyebaran wabah ini. WHO juga telah merencanakan respons regional yang memerlukan dana $15 juta untuk mengatasi situasi ini, dengan fokus awal di Republik Demokratik Kongo dan Nigeria.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.