Kenapa Kita Cenderung Percaya pada Cerita? Ini Penjelasan tentang Narrative Bias

Milenianews.com – Pernahkah Anda merasa lebih mudah percaya pada sebuah cerita dibandingkan dengan data atau statistik? Fenomena ini disebut sebagai narrative bias, yaitu kecenderungan manusia untuk lebih menerima informasi yang disajikan dalam bentuk cerita daripada dalam bentuk data yang kaku. Bias ini berakar dari cara otak kita memproses informasi, di mana narasi lebih mudah dipahami dan diingat.

Baca juga: Kidulting: Nostalgia Jadi Obat Stres Ala Gen Z dan Milenial

Dikutip dari Wikipedia, narrative bias adalah kecenderungan kognitif yang membuat individu lebih mempercayai informasi yang disampaikan dalam bentuk cerita atau narasi, dibandingkan dengan data kompleks atau bentuk informasi lainnya. Artinya, informasi yang disampaikan dengan cara bercerita lebih mungkin membentuk opini seseorang dibandingkan dengan fakta kering yang disajikan secara objektif.

Cerita sudah jadi alat komunikasi sejak zaman nenek moyang

Secara alami, manusia telah menggunakan cerita sejak zaman dahulu sebagai alat komunikasi utama. Cerita membantu menyusun pengalaman dan memberi makna pada kejadian di sekitar kita. Hal ini membuat otak lebih responsif terhadap narasi dibandingkan dengan angka atau fakta yang bersifat abstrak. Akibatnya, seseorang cenderung lebih mempercayai informasi yang dikemas dalam bentuk cerita meskipun kebenarannya belum tentu akurat.

Bias ini juga sering dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti pemasaran, politik, hingga media. Dalam dunia pemasaran, misalnya, merek yang membangun cerita emosional tentang produknya sering kali lebih sukses menarik perhatian konsumen. Begitu juga dalam politik, di mana kandidat yang mampu menyampaikan visi mereka melalui cerita lebih mungkin mendapatkan simpati dari pemilih.

Narrative bias bisa menyesatkan kalau nggak disadari

Namun, narrative bias juga bisa berbahaya jika tidak disadari. Misalnya, dalam dunia kesehatan, banyak orang lebih percaya pada kisah seseorang yang mengklaim sembuh dari penyakit tertentu dengan metode alternatif, dibandingkan dengan penelitian ilmiah yang berbasis bukti. Ini bisa menyebabkan penyebaran informasi yang keliru dan berpotensi membahayakan.

Untuk menghindari jebakan bias ini, penting bagi kita untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayainya. Memeriksa sumber, melihat data pendukung, dan membandingkan berbagai perspektif adalah langkah penting agar kita tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang belum tentu benar.

Baca juga: Kenapa Ada Orang yang Lebih Suka Bekerja di Malam Hari?

Jadi, meskipun cerita memiliki daya tarik yang kuat, kita tetap harus kritis dalam menerima informasi. Jangan sampai hanya karena sesuatu terdengar menarik, kita langsung menganggapnya sebagai kebenaran mutlak.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *