Milenianews.com – Investasi adalah langkah penting dalam mengelola keuangan, dan banyak pemula mungkin merasa bingung saat memilih instrumen investasi yang tepat. Di antara berbagai pilihan, reksadana pasar uang, obligasi, dan saham adalah tiga jenis investasi yang umumnya dijelajahi.
Mari kita bahas perbedaan antara ketiganya dan pertimbangan mana yang dapat menjadi pilihan terbaik untuk pemula. Berikut ulasan lengkapnya seputar instrumen investasi reksadana yang telah Mile rangkum dari beberapa sumber.
Baca Juga : Pentingnya Pengetahuan Investasi bagi Generasi Z
Instrumen Investasi Reksadana
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah instrumen investasi yang umumnya dianggap sebagai pilihan yang lebih aman dan stabil. Instrumen reksadana ini menginvestasikan dana dalam instrumen pasar uang seperti deposito, surat berharga jangka pendek, dan instrumen utang dengan jangka waktu singkat.
Keuntungan utama dari instumen ini adalah risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi dan saham.
Kamu mungkin akan menemukan reksadana pasar uang cocok jika kamu mencari investasi yang relatif aman dan likuiditas tinggi. Meskipun imbal hasilnya biasanya lebih rendah daripada obligasi atau saham, reksadana pasar uang dapat menjadi pilihan yang baik untuk tujuan keuangan jangka pendek atau sebagai tempat “parkir” dana darurat.
2. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mengumpulkan dana. Ketika kamu membeli obligasi, kamu sebenarnya memberikan pinjaman kepada penerbit obligasi dan menerima pembayaran bunga secara berkala serta pengembalian pokok pada jatuh tempo.
Obligasi dianggap sebagai investasi dengan risiko sedang. Hal itu karena imbal hasilnya lebih tinggi daripada reksadana pasar uang, tetapi lebih rendah daripada saham.
Bagi kamu yang menginginkan tingkat keamanan yang lebih tinggi daripada saham dan memiliki toleransi risiko yang sedang, obligasi mungkin menjadi pilihan yang baik. Meskipun perubahan suku bunga dapat mempengaruhi pergerakan harga obligasi, secara umum banyak yang beranggapan bahwa obligasi merupakan instrumen yang lebih stabil daripada saham.
Baca Juga : Merancang Masa depan Dengan Investasi Pasar Modal Syariah
3. Saham
Saham merupakan kepemilikan dalam sebuah perusahaan, dan investasi ini dapat memberikan potensi imbal hasil yang tinggi sekaligus risiko yang signifikan. Instrumen saham cenderung lebih volatil daripada obligasi dan reksadana pasar uang. Pasalnya, banyak berbagai faktor, termasuk kinerja perusahaan, kondisi ekonomi, dan sentimen pasar dapat mempengaruhi pergerakan harga saham.
Jika kamu memiliki toleransi risiko yang tinggi dan tujuan investasi jangka panjang, saham mungkin menjadi pilihan yang menarik. Namun, kamu perlu siap menghadapi fluktuasi harga yang mungkin terjadi dalam jangka pendek.
Jadi, mana Investasi yang Paling Baik untuk Pemula?
Pilihan instrumen investasi terbaik untuk pemula sebenarnya tergantung pada tujuan keuangan, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi. Reksadana pasar uang dapat menjadi pilihan yang aman untuk memulai. Hal itu terutama jika kamu memiliki tujuan keuangan jangka pendek atau butuh likuiditas tinggi.
Kemudian, untuk Obligasi sendiri sangat cocok bagi mereka yang mencari keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Sedangkan, saham lebih cocok untuk pemula yang siap menanggung risiko jangka panjang.
Baca Juga : Investasi Syariah: Prinsip, Potensi, dan Kinerja
Namun, di samping itu semua sangat penting bagi Sobat Milenia untuk melakukan riset lebih lanjut. Jika memungkinkan, sobat bisa berkonsultasi langsung dengan profesional keuangan sebelum membuat keputusan investasi.
Ingatlah bahwa diversifikasi, atau penyebaran investasi kamu di berbagai jenis aset dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai portofolio yang seimbang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kamu. Semoga bermanfaat!!
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.