UNESCO Ungkap Reog Ponorogo dan Kebaya Sebagai Kekayaan Kebudayaan Indonesia

Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Indonesia
Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Indonesia

Milenianews.com, Jakarta – Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa mengungkapkan bahwa pengakuan UNESCO terhadap Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) merupakan bukti akan kekayaan budaya Indonesia yang diakui di tingkat global.

“Kami mengapresiasi dan bangga sekali Reog Ponorogo bisa masuk ke UNESCO. Ini semakin membuat kita percaya diri bahwa kita itu memang kaya akan budaya,” kata Ni Luh, kepada media, dikutip pada Jumat (6/12).

Ni Luh menyampaikan bahwa selain Reog Ponorogo, Indonesia masih memiliki banyak budaya, tradisi, dan seni lainnya yang dapat diajukan kepada UNESCO. Bahkan Kebaya juga sudah masuk WBTb.

“Pak Menteri Kebudayaan (Fadli Zon) juga berkata akan terus mendorong lebih banyak lagi warisan budaya tak benda,” ucapnya.

Baca juga: UNESCO Soroti Tekanan Jurnalis Dalam Meliput Krisis Lingkungan

Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk mengembangkan semua destinasi wisata yang ada di wilayah tersebut

Terkait dengan rencana pengembangan pariwisata di Ponorogo, Jawa Timur, Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk mengembangkan semua destinasi wisata yang ada di wilayah tersebut. Komitmen ini juga berlaku untuk destinasi di daerah lainnya.

“Kalau untuk pengembangan (destinasi wisata), semua daerah terus kita berusaha kembangkan, jadi saya rasa itu sudah menjadi komitmen bersama antara semuanya,” ujarnya.

Sementara itu, Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan di Kemenparekraf, menyatakan bahwa Reog Ponorogo memiliki daya tarik yang unik dan karismatik. Sehingga sangat pantas untuk di tetapkan sebagai salah satu Karisma Nusantara pada tahun 2025.

“Terkait dengan Reog Ponorogo, saya juga baru rapat pleno, penetapan event-event Karismatik Nusantara. Kita melihat bahwa Reog Ponorogo adalah suatu budaya yang betul-betul punya karisma,” ujarnya.

Ni Made Ayu Marthini, Deputi Pemasaran Kemenparekraf, menambahkan bahwa saat ini sekitar 968 juta orang di seluruh dunia telah mencari informasi mengenai Indonesia. Mereka tertarik pada berbagai hal, seperti acara menarik dan destinasi yang indah serta bersih.

Dengan memanfaatkan perkembangan digital yang pesat, seluruh masyarakat Indonesia memiliki peluang untuk memperkenalkan kebudayaan sebagai salah satu daya tarik utama pariwisata tanah air.

“Kami ingin menginspirasi orang-orang. Sebelum ini, dia tidak mengetahui tentang Reog Ponorogo. Namun, setelah Reog Ponorogo diakui oleh UNESCO, dia mulai belajar dan berkeinginan untuk datang. Inilah salah satu dampak kecil dari digitalisasi,” ujar Made.

Baca juga: Dosen UBSI Berbagi Pengalaman Budaya Amerika Serikat dengan Mahasiswa Sastra Inggris USD

Reog Ponorogo resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO, dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding, yang berlangsung pada Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di Asunción, di Paraguay, pada tanggal 3 Desember 2024.

Menteri Fadli Zon menekankan bahwa inskripsi Reog Ponorogo sebagai Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding oleh UNESCO merupakan momen penting bagi Indonesia dalam pelestarian seni budaya tradisional yang berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan semangat gotong royong.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *