Pesona Gunung Tambora

pesona gunung tambora
pesona gunung tambora

Milenianews.com, Nusa Tenggara Timur – Pesona gunung Tambora yang tak akan habis dan lekang oleh zaman. Memiliki ketinggian 2.851 meter di atas permukaan laut, terletak di Pulau Sumbawa.

200 tahun lalu, pada 10 April 1815, silam gunung Tambora pernah meletus, dengan kekuatan yang maha dahsyat. Sepanjang sejarah manusia, kekuatan letusannya mencapai level 7 Volcanic Explosivity Index. Dampak dari letusan ini pun menyebar hingga ke seluruh belahan dunia.

Di Eropa, dampak letusan gunung Tambaro hingga menyebabkan sebagaian kawasan tidak terkena sinar matahari selama satu tahun, terjadi badai salju hingga gagal panen.

Baca juga: 4 Tempat Wisata di Gunung Merapi yang Tetap Buka, Meski Bersatus Siaga

Gunung Tambora yang mempesona

gunung tambora
gunung tambora

Kini, setiap bulan April selalu digelar Festival Pesona Tambora untuk memperingati peristiwa tak terlupakan itu.

Pesona gunung Tambora menjadi nilai aset yang mendunia bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Selain letusannya yang banyak menyimpan ragam misteri, pesona alam yang begitu indah mengelilingi Tambora.

Hamparan savana, pantai, kultur dan kulinernya mempunyai daya tarik yang mempesona.

Tempat ini memiliki prospek wisata yang cukup baik. Pembangunan destinasi wisata kawasan gunung Tambora mendorong pertumbuhan pembangunan sektor pariwisata juga penginapan.

Dari malapetaka yang maha dahsyat hingga ke seluruh dunia, letusan gunung Tambora mengakibatkan terbentuknya kaldera berdiameter hingga 7 meter persegi dengan kedalaman 1 kilometer.

Kaldera Tambora menjadi salah satu kaldera terluas di dunia. Jika melihat ke dalam perut Tambora terlihat kawah doro afi toi dengan telaga berwarna hijau mempesona.

Kisah alam yang murka

murka tambora
Letusan gunung tambora

Tambora masuk dalam stratovolcano aktif, satu dari 452 gunung api yang membentuk Pacific Ring of Fire. Sabuk gunung api yang memagari Samudera Pasifik dari Selandia Baru, Indonesia ke Utara menuju Philipina, Jepang kemudian belok ke Amerika dan berujung di Chili.

Sejatinya Tambora merupakan kisah alam yang murka. Dahulu menjulang tinggi hingga 4000 meter, kemudian mengerang keras seperti monster tua yang mau keluar dari dasar bumi, dengan sebelumnya mengeluarkan getaran berupa rentetan gempa yang mengguncang dahsyat. 

Raungannya terus menyambung hingga akhirnya tak kuasa memuntahkan amarahnya  hingga enam malam kemudian, menimbulkan akibat yang maha dahsyat hingga seluruh dunia.

Baca juga: Gunung Kidul Masih Batasi Kegiatan Seni Budaya

Pada 10, 11 dan 12 April gemuruh yang memekakan telinga itu turun bersama maut, lalu langit pun menghitam tertimbun abu, batu berguguran dari langit, menghujam apapun yang ada di daratan. Amarah yang membabi buta hingga berakibat pada seluruh alam sekitar.

Ledakan yang super kolosal dengan muntahan material terbesar, 10 kali lebih besar dari Krakatau yang meledak di Selat Sunda 68 tahun kemudian, memakan korban ribuan jiwa.

Kini bagi manusia modern, amarah Tambora meninggalkan kisah dan pesona yang begitu indah. Pesonanya terpancar hingga mancanegara dan tak lekang oleh zaman.(Umi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *