Event, News  

Kenali Dinamika Industri Startup di Indonesia

Kenali Dinamika Industri Startup di Indonesia

Milenianews.com, Yogyakarta – Fenomena perkembangan ekosistem startup yang menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia menunjukkan peluang besar bagi wirausaha baru. Meski demikian, tantangan yang ada memerlukan strategi dan perhatian khusus untuk menjaga stabilitas, terutama bagi startup yang sedang berkembang.

Inisiatif forum diskusi Digitalk #58 X BUMI (Berkarya Untuk Masyarakat Indonesia) : “Memahami Peluang dan Dinamika Industri Startup” diselenggarakan oleh Center for Digital Society (CfDS) UGM bersama Intudo pada Minggu (8/9), ditujukan untuk dapat menjadi wadah bagi pelaku industri startup, pakar, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk memperkenalkan berbagai dinamika dalam ekosistem startup Indonesia dewasa ini.

Baca juga : CfDS UGM dan Meta Akademi Hadirkan Pelatihan Tentang Augmented Reality

Diskusi menghadirkan tiga key person dari tiga startup di Indonesia, yaitu Intudo, bersama Patrick Yip selaku Intudo Founding Partner, Timothy Astandu, CEO dan Co-Founder Populix, dan Kenneth Tali selaku CEO dan Co-Founder SerMorpheus.

Tidak hanya sharing session dalam format talkshow, para C-Level turut mengajak peserta lebih dekat dengan satu sama lain dalam sesi networking. Sesi ini menjadi kesempatan emas bagi para peserta dalam meraih career opportunity di startup company, juga sebagai media pengembangan SDM ‘melek digital’ yang sesuai untuk kebutuhan perusahaan saat ini. 

Syaifa Tania, Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, menyampaikan bahwa, kegiatan ini adalah upaya nyata yang CfDS UGM lakukan untuk mendukung perkembangan talenta digital Indonesia.

“Kami sangat menyambut momen ini dengan antusias. Kami aktif bekerja sama dengan mitra-mitra dari berbagai lini untuk mempertemukan mereka dengan talenta digital yang siap bersaing di industri,” ujar Tania dalam sambutannya. 

Pertumbuhan startup di Indonesia, menurut Databoks saat ini mencapai 2.483 startup, didorong oleh perkembangan teknologi jaringan, populasi yang besar, kolaborasi antara pengusaha, investor, dan pemerintah, serta minat investor dalam ekosistem startup itu sendiri.

Intudo sebagai venture capital, bersama company portfolio mereka: Populix dan SerMorpheus, hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Mereka tumbuh dari sebuah keresahan dan bermaksud untuk turut berdinamika bersama ragam startup karya anak bangsa lainnya, mendatangkan solusi lewat basis digital startup

Pada kesempatan show and tell dalam Digitalk #58 ini, Timothy Astandu selaku CEO dan Co-Founder Populix memperkenalkan startup karyanya.

“Populix merupakan startup yang dapat membantu Anda perihal kebutuhan riset, juga sebagai survey solution untuk menunjang kebutuhan individu dan akademik,” ujar Timothy.

Menceritakan pengalamannya dalam membangun startup, Timothy turut membagikan insight baru bagi para pegiat startup di luar sana.

“Berbicara mengenai membangun startup, hal tersebut tentu tidak mudah. Di dunia, pasti ada susahnya. Semua startup itu harus mulai dari titik nol. Startup harus memiliki basis teknologi kuat yang bisa membawa dampak, mendisrupsi dunia,” ujar Timothy. 

Perihal menggagas sebuah startup dalam derasnya arus perkembangan industri tersebut, kreativitas dan adaptasi tentu perlu dipertimbangkan, seperti yang diinovasikan oleh SerMorpheus. Inisiatif kreatif yang dibawa SerMorphues dimaksudkan untuk mengenalkan Web3 kepada masyarakat awam dengan model yang lebih mudah dipahami.

“SerMorpheus sebagai start-up di bidang cryptocurrency dan NFT menyajikan produk kebanggaan kami, yaitu Konser.co.id, suatu aplikasi pengorganisasian event. Lewat aplikasi ini, fokus kami adalah untuk membangun attestation dan loyalty lewat pengkoleksian ‘stiker’ layaknya NFT,” seperti yang diperkenalkan oleh Kenneth.

Dari banyaknya start-up yang turut berkontestasi dalam perkembangan e-economy, Intudo tampil sebagai pendorong kemajuan industri startup nasional.

Mereka percaya akan kehebatan para startup asal Indonesia, bahwa market mereka tak kalah kuat dengan pasar internasional. “Kita lahir di Indonesia, hanya berinvestasi di Indonesia, dan hanya untuk Indonesia,” punggah Patrick Yip.

Lewat BUMI (Berkarya Untuk Masyarakat Indonesia), Intudo menggiatkan pemberdayaan pelajar Indonesia untuk bergabung dengan ekosistem digital.

“Kami siap untuk membantu para talenta digital di Indonesia untuk bersama-sama belajar dari ahli industri, membangun relasi, dan memperluas wawasan mereka,” tutur Patrick.

Baca juga : CfDS dan Tokopedia Tekankan Pentingnya Perlindungan Data Pribadi Dengan Modul Literasi Digital

Menghadapi tantangan dan dinamika pembangunan startup, tentu di dalamnya banyak aspek yang memengaruhinya. Pertimbangan matang lewat peran tim internal menjadi salah satu faktor penting.

“Kolaborasi bersama antar stakeholder, baik dari sisi akademik, industri, swasta, serta pemerintah, diharapkan dapat mendukung persiapan masyarakat Indonesia yang lebih siap menyambut digitalisasi, AI, dan pembaharuan demi pembaharuan lain yang datang,” tutup Patrick.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *