Oleh: Siti Fadilatunnisa Annadzira Teruntuk Sang Tawa Kala Kecilku Pemilik Senyuman Penangkis Sendu Pena…
Puisi

Samar, Tenggelam dalam Pilihan
Oleh: Dea Affriyanti Buku nya tak lagi usang Ditengah ramai nya gugusan bintang Perjuangan…

Ruang Tunggu
Oleh: Dea Affriyanti Relawan hati penuh ironi, Sang merpati yang berlagak indah bak karya…

Palestina, Gencatan Senjata
Oleh: Arsiya Oganara Berawal dari serangan tujuh Oktober dua ribu dua puluh tiga, menjadi semaian…

Tak Ingin Sekadar ‘Ingin’
Oleh: Dea Affriyanti Guratan ini hampir saja lenyap perlahan Bukan karena pena yang tak…

Kami Senang Mendaki Bukit-bukti Rohani
Oleh: Pulo Lasman Simanjuntak Kami senang Mendaki bukit-bukit rohani Sepanjang dua puluh enam tahun Keluar…

Berdiri di Kaki Sendiri
Oleh: Arsiya Oganara Hai pemuda-pemudi Indonesia Getarkan semangat di dada dengan karya nyata Semangat, do’a,…

Keabadian Cinta
Oleh: Arsiya Oganara Taj Mahal lambang cinta Keajaiban cinta diantara lekukan dan aliran sungai…

Ruh, Genosida Rakyat Palestina
Oleh: Arsiya Oganara Ruh, bayi cantik lahir dari rahim sang ibu hamil dua ratus sepuluh …

Rindu yang Tak Berujung
Oleh: Hadi Suroso Lagi-lagi aku kembali ke tempat ini. Tempat dimana dulu kita biasa habiskan…

Pergantian Malam dan Siang
Oleh: Arsiya Heni Puspita Allah menjadikan malam dan siang silih berganti sebagai kemurahan-Nya Berpangkal dari…

Kabar Pena
Oleh: TeHera Kubaca kembali suratmu sayang Coretan pena seputar khabar Khabar hati dan kisah…
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.