Oleh: Arsiya Oganara
Di balik wajah adam nan sendu
Tersimpan pikiran memalukan
Perlahan tapi pasti, kau katakan pikiran itu
Perlahan tapi pasti, kau wujudkan pikiran itu.
Dibalik simbol di kepalamu
Tersimpan penentangan pada llahi
Nafas risalah-Nya dengan susah payah kau rekayasa dan menyesatkan
Larangan-Nya dengan sigap dan bangga kau syiarkan.
Dibalik lembut wajahmu
Tersimpan imajinasi dua dimensi
Puspa hatimu kau tentang
Nun jauh di sana kau sanjung.
Dibalik senyum mu
Tersimpan sasar yang nyata
Idemu ditentang, namun mereka kau rangkul
Idemu diikuti, namun tali jiwa kau sisihkan.
Tuhan Maha Penyayang
Engakau berikan tanda pada abdi-Mu
Kini, corda itu lemah, menurun, dan tiada teratur
Tiada mampu berdiri saat berdilog dengan-Mu
Namun, sahaya-Mu masih saja terlena.
Tuhan Maha Pengasih
Perlahan Engaku kirimkan peringatan itu
Jalan menuju ridho-Mu selalu disampaikan
Namun, hamba-Mu keras hati.
Tuhan, pintu hidayah-Mu selalu terbuka
Kunci itu ada pada setiap hamba
Sinyal penyesalan dari lubuk hati yang paling dalam
Maka, perlahan Engkau bimbing setiap sahaya membuka pintu itu.
Namun, bagi hamba yang mencuaikan kunci-Nya
Tiada guna corda lemah, tiada guna risalah disampaikan
Dia Maha Membolak-balikkan hati
Tuhan, tuntunlah kami ke jalan lurus-Mu
Bandar Lampung, 6 Januari 2025