News  

Tupperware Ajukan Kebangkrutan Setelah Mengalami Penurunan Popularitas dan Keuangan

Milenianews.com – Tupperware, merek yang terkenal secara global untuk produk wadah penyimpanan makanan plastiknya, telah mengajukan kebangkrutan setelah bertahun-tahun menghadapi penurunan popularitas dan masalah keuangan. Perusahaan ini telah berjuang melawan tantangan ekonomi makro yang semakin memengaruhi posisinya di pasar.

“Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan sangat terpengaruh oleh lingkungan makroekonomi yang menantang,” kata Laurie Ann Goldman, presiden dan CEO Tupperware Brands Corporation, dalam sebuah pernyataan resmi pada Selasa (17/9) malam.

Baca juga: Pengaruh Riba Terhadap Inflasi

Melansir dari CNN, Tupperware mengajukan kebangkrutan di bawah Chapter 11, yang memungkinkan perusahaan melakukan restrukturisasi untuk mengatasi masalah keuangan.

“Proses ini dirancang untuk memberikan kami fleksibilitas penting saat kami mengejar alternatif strategis guna mendukung transformasi menjadi perusahaan berbasis digital dan teknologi,” tambah Goldman.

Tupperware berjuang ambil alih pasar lagi, tetapi tak sanggup

Tupperware, yang secara historis menjual produknya melalui penjualan langsung atau “pesta Tupperware”, baru memulai penjualan di ritel besar seperti Target pada tahun 2022.

Model bisnis perusahaan sebelumnya serupa dengan Avon, yang juga mengandalkan penjualan langsung. Merek ini telah lama dikenal sebagai platform bagi perempuan untuk memulai karier di bidang penjualan.

Namun, di era yang semakin didorong oleh kesadaran lingkungan, produk plastik seperti yang dijual Tupperware menghadapi tantangan besar.

“Pesta Tupperware sudah berakhir,” kata Susannah Streeter, kepala divisi uang dan pasar di platform investasi Hargreaves Lansdown.

“Meskipun masih ada peluang untuk menemukan pembeli bagi perusahaan ini, revitalisasi merek akan menjadi tantangan berat di tengah meningkatnya kesadaran akan dampak negatif plastik di kalangan konsumen yang peduli lingkungan”.

Popularitas Tupperware yang menurun di kalangan konsumen muda, terutama di tengah persaingan dengan produk yang lebih modern dan ramah lingkungan, semakin memperburuk situasi.

Pada April 2023, Tupperware pertama kali mengeluarkan peringatan bahwa mereka bisa berhenti beroperasi jika tidak menemukan sumber pendanaan tambahan.

Kebangkrutan Tupperware dan upaya penutupan pabrik

Tupperware berhasil mencapai kesepakatan dengan para kreditur pada Agustus 2023 untuk mengurangi beban bunga sebesar USD150 juta. Mereka juga mendapatkan tambahan USD21 juta dalam pendanaan, perpanjangan tenggat waktu pembayaran utang sebesar USD348 juta, dan pengurangan utang sebesar USD55 juta. Meskipun demikian, kondisi keuangan perusahaan tetap memburuk setelah kesepakatan tersebut.

Baca juga: The Pokemon Company Hadirkan Festival Penggemar Pikachu

Pada tahun 2024, Tupperware menutup satu-satunya pabrik di Amerika Serikat, yang berada di Carolina Selatan, dan menyebabkan 148 pekerja kehilangan pekerjaan.

Perusahaan kini berharap mendapatkan persetujuan dari pengadilan kebangkrutan agar tetap bisa beroperasi selama proses restrukturisasi berlangsung.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *