Milenianews.com, Mata Akademisi – Berbicara tentang tata krama atau sopan santun, menjadi hal yang jarang kita temukan pada generasi muda hari ini.
Melansir dari The British School of Ettiquette, tata krama yaitu pedoman sikap awam dalam korelasi antar manusia seperti menghormati orang yang lebih tua, serta tidak menyela saat seseorang berbicara.
Baca Juga : Cara Chat ke Dosen, yang Sopan dan Sesuai Tata Krama
Namun banyak dari kita, masih hanya sebatas tahu apa itu tata krama, tanpa ingin tahu makna sebenarnya apa.
Tata krama sangat penting untuk ditanamkan pada setiap pribadi seseorang, terutama saat masih mengenyam pendidikan sekolah dasar, lebih rendah lagi di usia taman kanak-kanak. Karena sopan santun akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap saat dewasa.
Adapun dasar-dasar tata krama sebagai berikut :
1. Saling menghormati dan menghargai sesama.
2. Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.
3. Memberi perhatian kepada orang lain.
4. Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain dengan menjaga perkataan dan perbuatan.
5. Bersikap ingin membantu.
6. Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Tahun 2020 adalah tahun dimana Indonesia terkena wabah Corona yang menyebabkan semua orang bekerja dan bersekolah dari rumah. Dengan memanfaatkan teknologi untuk saling berkomunikasi.
Hal ini menyebabkan orang-orang sibuk dengan gawai, sehingga waktu untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung sangatlah sedikit.
Lalu adakah hubungannya tata krama anak sekolah dengan wabah corona?
Jadi karena anak lebih banyak melakukan kegiatan di dalam rumah sambil bermain gawai, akan membuat anak menjadi malas, jarang mengerjakan tugas, jarang mengikuti pembelajaran, lebih memilih game atau media sosial yang menyajikan visual lebih menarik.
Meski sudah di tegur, namun ada sebagian anak yang tidak memerdulikan teguran itu karena menganggap hal yang sepele. Kebiasaan ini yang menjadi pemicu hilangnya tata krama saat pembelajaran tatap muka dimulai, lagi.
Salah satu penyebab hilangnya tata krama juga karena kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya dan lebih memilih ngasih gawai kepada anaknya, dan terkadang suka kurang pengawasan juga.
Apalagi gen Z saat ini, minim karakter. Tidak sedikit fenomena anak remaja bersikap tidak sopan terhadap guru. Banyak dari mereka menyepelekan orang yang lebih tua. Contohnya, saat guru menerangkan di kelas, mereka bicara sendiri, saat guru menegur, mereka menjawab dengan kata-kata yang berkesan tidak peduli.
Di zaman sekarang, penggunaan platform digital segalanya. Meski segalanya, tapi kita harus mengontrol penggunaannya. Hal yang paling sederhana adalah, menuruti perintah di kelas, saat guru tidak membolehkan mainin gawai.
Sangat tidak sopan bukan jika ada seseorang yang sedang berbicara, tetapi lawan bicaranya malah sibuk dengan ponsel.
Sering kali kita jumpai anak zaman sekarang yang saat diberi perintah oleh Ibunya untuk ke warung, pasti ada saja alasan untuk menolaknya. “Lagi main game, nanggung bentar lagi menang,” dan blablabla.
Tanpa kita sadari bahwa hal seperti itu bukti hilangnya pendidikan karakter dari gen Z. Tak jarang juga saat berbicara dengan orang tua menggunakan bahasa yang kurang sopan. Dari kebanyakan mereka menganggap karena sudah dekat jadi berbicara santai saja. Padahal tetap saja, meski sudah dekat, hubungannya tetap orang tua dan anak.
Hal yang sama juga sering terjadi di sekolah. Tata krama tidak hanya dilakukan kepada orang yang lebih tua saja, kepada teman juga kita harus menerapkan tata krama, kita bisa menjaga lisan saat berbicara dengan teman.
Tidak menggunakan kata-kata yang kasar dan juga menyakiti hati karena sejatinya setiap orang itu berbeda-beda.
Anak zaman sekarang ucapannya nyelekit sekali saat mengakatan sesuatu pada temannya. Jika temannya sakit hati malah dibilang baperan dan lain sebagainya, jangan bersembunyi di balik kata bercanda karena tidak semua orang bisa dibercandain dan juga tidak semua perkataan layak dijadikan candaan.
Selain itu gen Z juga sudah menelan sikap 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun). Senyumnya hilang saat bertemu dengan teman, tidak menyapa jika bertemu teman lama.
Saat kita belum akrab dengan media sosial, kita selalu menerapkan 5S kepada siapapun, terhadap orang yang belum kenal.
Namun sekarang, mereka memilih diam dan tidak peduli saat berpapasan dengan orang lain. Budaya 5S ini seakan menghilang dari kehidupan, bahkan semakin kesini semakin pudar.
Kejadian ini tidak hanya terjadi di kota besar saja. Di kalangan remaja pedesaan pun sekarang sudah mulai lengah akan tata krama. Gen Z menggunakan kata-kata yang gaul saat berbicara. Padahal tidak semua kata gaul itu mengandung arti yang baik.
Jadi jangan sembarang menggunakan kata gaul itu saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Jadilah gen z yang kece dan paham tata krama.
Manfaat Tata Krama
1. Menciptakan kehidupan yang damai, aman, dan tenteram.
2. Memperkuat jalinan kerukunan.
3. Memperkecil munculnya konflik.
4. Mempermudah pergaulan di masyarakat.
Allah SWT mencintai sikap santun sebagaimana tertuang dalam hadist berikut ini:
Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Al Asyaj Al ‘Ashri: Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” (H.R. Ibnu Majah)
Pada intinya, semakin mengarah pada perubahan zaman yang kian hari kian mengikis pikiran anak muda, itu semua menanggapi bagaimana mereka bersikap yang seharusnya.
Baca Juga : Wisata Malam Yogyakarta, Wajib Sobat Kunjungi
Tidak hanya tata krama saja, perilaku, tindakan, ucapan, tentu patut dirubah dan diperbaiki dari kesadaran diri masing masing. Maka disinilah peran orang tua dan juga guru sangat penting dalam menghadirkan tata krama bagi gen Z.
Selain itu, penanaman etika dan moral harus diajarkan sejak dini agar dapat terserap dan terbiasa. Namun jika kurang efektif, baiknya memang ditegaskan akan perlakuan moral yang baik bagi tiap anak.
Penulis : Dita Ria Cahya Ningsih
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.