Milenianews.com – Tanggal 1 Muharram atau biasa di sebut malam 1 Suro oleh sebagian masyarakat Jawa, dianggap malam yang sakral dan memiliki makna mendalam. Itu terlihat dari berbagai tradisi atau peristiwa yang dilakukan saat malam 1 Suro.
Masih banyak orang Jawa yang memegang teguh tradisi dalam menyambut 1 Muharram. Semua aktivitas yang dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri pada sang Maha Pencipta. Dalam melakukan tradisi ini, biasanya dilakukan saat matahari mulai terbenam dan langit menjadi gelap.
Baca Juga : Rempug Tarung, Tradisi Perang Tomat untuk Buang Sial
Karena malam pergantian di bulan Islam, ditandai di saat matahari telah terbenam di sore hari, atau sesudah Maghrib. Di momen yang demikian ini, masyarakat sudah bersiap akan melakukan berbagai ritual.
Berikut beberapa tradisi yang sering dilakukan saat malam 1 Suro:
Tradisi Kirab Kebo Bule dan Senjata Pusaka

Tradisi ini biasa dilakukan di Keraton Kasunan Surakarta setiap malam 1 Suro. Tradisi ini pun mengundang banyak perhatian masyarakat yang ingin menontonnya. Selain itu, tak sedikit juga wisatawan yang datang melihat.
Dalam proses kirab, pihak Keraton juga membawa beberapa senjata pusaka yang akan diarak di sepanjang jalan. Kirab kebo bule diawali dengan berdoa, lalu menaburkan bunga saat menyambut kebo bule keluar dari kandangnya.
Jika kebo enggan untuk keluar kandang dengan sendirinya, maka kirab belum bisa dimulai juga tidak ada seorang pun yang berani memaksa kebo keluar dari kandangnya, karena Kebo Bule tersebut merupakan keturunan Kyai Slamet.
Tradisi Kirab Kepala Kerbau

Kirab kepala kerbau menjadi tradisi yang dilakukan di wilayah Boyolali, Jawa Tengah pada saat 1 Suro. Tujuannya untuk minta keselamatan sekaligus berkah hidup di dunia. Sebanyak 41 warga akan berjalan sejauh 4 kilometer menuju puncak Merapi untuk melakukan prosesi pelarungan kepala kerbau.
Kepala kerbau akan ditutup oleh kain putih, sebagai simbol rasa hormat kepada sang Penguasa. Acara ini biasa dikenal dengan sedekah gunung. Menariknya, masyarakat yang ikut dalam arak-arakan tersebut akan menggunakan baju adat khas Jawa yang sebelumnya juga melakukan prosesi doa sekaligus nyanyian jawa.
Tradisi Tirakat Mubeng Benteng
Tradisi ini dilakukan di Kebeng Keraton, Yogyakarta. Dalam tradisi tersebut, masyarakat yang ikutan, akan mengelilingi sebuah benteng tanpa berbicara sedikitpun. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perenungan atas perjalanan hidup selama satu tahun lamanya.
Mandi dan Berdoa di sebuah mata air

Di Keraton Kasunan, juga ada tradisi lain dalam menyambut malam 1 Muharram (1 Suro). Tradisi ini yaitu melakukan aktivitas berendam di kolam mata air bersejarah sembari berdoa. Masyarakat yang melangsungkan prosesi tersebut percaya, bahwa bulan Suro menjadi bulan mustajabnya doa.
Baca Juga : Orang yang Beruntung di 10 Hari Awal Bulan Dzulhijah
Tak hanya itu, tradisi unik menyambut 1 Muharram lainnya biasa digelar dengan gelaran wayang kulit semalam suntuk. Hal ini selalu mendapatkan perhatian dari masyarakat setempat yang selalu berdoa demi mengharapkan kesejahteraan dan ketenangan dalam menjalani hidup. (Rifqi Firdaus)
Sumber : www.gotravelly.com