Milenianews.com, Mata Akademisi – Pengetahuan merupakan salah satu tema penting dalam filsafat, terutama ketika membahas bagaimana manusia memahami dunia dan dirinya sendiri. Menurut Langeveld, pengetahuan adalah hasil dari hubungan antara subjek sebagai pihak yang mengetahui dan objek sebagai hal yang diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari, proses mengetahui ini tidak hanya terjadi melalui pengamatan terhadap dunia luar, tetapi juga melalui kemampuan seseorang untuk mengenali dirinya sendiri. Pengetahuan tentang diri inilah yang sering kali menjadi dasar paling kuat dalam pengambilan keputusan serta menentukan arah kehidupan seseorang. Melalui pengetahuan diri, manusia dapat memahami batas kemampuannya, kebutuhannya, keinginannya, hingga cara terbaik menjalani aktivitas hariannya.
Dalam konteks kehidupan saya sehari-hari, pengetahuan diri menjadi bagian yang sangat berpengaruh, terutama dalam proses belajar, menghafal Al-Qur’an, mengatur waktu, dan mengambil keputusan penting. Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki kondisifisik dan mental yang berbeda, dan pengetahuan terhadap kondisi ini tidak datang dari teori, melainkan dari pengalaman langsung. Contohnya, saya mengetahui bahwa saya seringmerasa mengantuk dan kurang fokus ketika menghafal di pagi hari. Pengetahuan ini bukan berasal dari apa yang orang katakan, tetapi dari pengalaman berulang yang saya alamisendiri. Hal sederhana seperti ini ternyata sangat berguna, karena membuat saya mampu mengatur waktu belajar dengan lebih realistis dan sesuai kebutuhan tubuh saya. Di sini terlihat bahwa pengetahuan diri memiliki peran penting dalam membantu seseorang menjalani aktivitas secara efektif.
Baca juga: Dari Barat Ke Indonesia: Sekularisasi Sebagai Fenomena Global Dan Lokal
Selain itu, pengetahuan diri juga muncul ketika saya mengenali batas kemampuan saya dalam menghafal. Dalam beberapa keadaan, saya merasamampu menyetor setengah juz per hari, terutama untuk juz-juz awal yang sudah sering sayamurajaah.Namun,padabagian juz 6 sampai 10, saya menyadari bahwa hafalan saya belum terlalu kuat, sehingga kemampuan saya menurun menjadi 5 halaman per hari.Pengetahuantentangkemampuanini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses mencoba, refleksi, dan menyadari mana bagian yang sulit dan mana yang mudah. Jika saya memaksa diri untuk melampaui batas kemampuan tersebut, hasilnya justru membuat sayastresataukelelahan.Makadariitu, pengetahuan diri membantu saya untuk bersikap jujur terhadap diri sendiri dan mengambil keputusan yang lebih bijaksana.
Pengetahuan diri juga membantu saya dalam menangani persoalan sosial, terutama ketika berada dalam lingkungan yang kurang nyaman. Contohnya, ketika saya tinggal di mabit, saya mulai merasakan tidak cocokan dengan suasananya. Meskipun tidak ada konflik besar, hati saya merasa tidak nyaman dan tidak tenang dalam menghafal. Di sisi lain, saya merasa bahwa sistem hafalan dengan privasi lebih baik untuk saya, seperti belajar di rumah.
Tahfiz dengan satu guru dan lingkungan yang lebih tenang. Perasaan tidak nyaman itu, yang sering kali muncul tanpa alasan yang terlihat jelas, sebenarnya adalah bentuk pengetahuan intuitif. Intuisi ini menunjukkan bahwa kadang pengetahuan tidak selalu diperoleh dari data atau bukti konkret, tetapi juga dari perasaan batin dan kepekaan diri. Dalam filsafat, intuisi merupakan salah satu sumber pengetahuan yang diterima karena mampu memberikan pemahaman langsung tanpa melalui proses berpikir panjang.
Pengetahuan diri juga berkaitan erat dengan kemampuan seseorang membaca kondisi mental dan emosinya. Ada saat-saat ketika saya merasa lelah, tertekan, atau jenuh dalam menghafal Al-Qur’an. Jika saya mengabaikan kondisi ini, pekerjaan saya justru menjadi tidak efektif dan hasil hafalan saya berantakan. Pengetahuan mengenai keadaan emosional ini membuat saya sadar bahwa istirahat juga bagian dari ibadah dan proses belajar. Saya belajar menerima bahwa manusia memang memiliki keterbatasan, dan memahami keterbatasan itu adalah bentuk pengetahuan yang sangat penting. Filsafat menekankan bahwa pengetahuan tidak hanya berkaitan dengan hal-hal objektif, tetapi juga subjektif, yaitu bagaimana manusia mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk yang berpikir, merasa, dan memiliki kebutuhan tertentu.
Tidak hanya itu, pengetahuan diri juga berperan dalam pengambilan keputusan moral. Saya mengetahui bahwa saya cenderung memprioritaskan keluarga dalam situasi moral tertentu dan berani mengambil keputusan sulit demi kebaikan orang lain meskipun mungkin tidak disukai. Pengetahuan mengenai nilai dan prinsip diri ini sangat berharga dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami nilai diri sendiri, seseorang dapat bertindak sesuai dengan nurani dan tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh luar. Dalam filsafat moral, memahami alasan di balik tindakan kita merupakan bentuk pengetahuan yang menentukan apakah tindakan tersebut benar dan sesuai dengan prinsip yang kita yakini.
Baca juga: Hakikat Keberadaan Lavender Marriage: Adanya Pernikahan Karna Status Sosial
Melalui berbagai pengalaman tersebut, saya menyadari bahwa pengetahuan diri bukan hanya sekadar memahami apa yang saya sukai atau tidak sukai. Pengetahuan diri mencakup kesadaran akan kondisi fisik, kemampuan mental, keadaan emosional, nilai moral, cara belajar, lingkungan terbaik, hingga tujuan hidup. Semua ini terbentuk melalui proses interaksi antara saya sebagai subjek dan pengalaman yang saya hadapi sebagai objek pengetahuan. Proses ini juga memperlihatkan bahwa pengetahuan tidak pernah berhenti berkembang. Setiap hari, manusia dapat memperoleh pengetahuan baru tentang dirinya sendiri melalui pengalaman, refleksi, dan intuisi.
Kesimpulannya, pengetahuan diri adalah bagian penting dari pengetahuan manusia secara keseluruhan. Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan diri membantu seseorang mengatur waktu, mengambil keputusan, menjaga kesehatan mental, dan memahami batas kemampuan. Pengetahuan ini tidak hanya berasal dari teori atau ajaran orang lain, tetapi juga dari pengalaman langsung dan intuisi pribadi. Pengetahuan diri membuat manusia lebih mampu menjalani hidup secara autentik dan sesuai dengan kebutuhan dirinya sendiri. Melalui pengetahuan diri inilah seseorang dapat mencapai kebijaksanaan, karena pada akhirnya. Mengenal diri sendiri adalah langkah awal untuk mengenal dunia dan memahami tujuan hidup dengan lebih jelas.
Penulis: Fatiah Al Muhibbah, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.













