UT Datangi Masyarakat: Wisata Bahari, Kreativitas Pemuda, dan Harapan Nelayan di Untung Jawa, Kepulauan Seribu

Universitas Terbuka (UT) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kepulauan Seribu, Pulau Untung Jawa melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM (Foto: Dok UT)

Milenianews.com, Jakarta– Kepulauan Seribu, Pulau Untung Jawa kembali mencuri perhatian sebagai salah satu destinasi bahari terdekat dari Jakarta dan Tangerang. Meski ukurannya kecil, pulau ini menyimpan pesona besar: jembatan lengkung yang membelah laut, siluet bakau yang kokoh di senja hari, hingga panorama sunrise yang berpendar dari kejauhan gedung-gedung Ancol dan PIK (Pantai Indah Kapuk).

Di samping wisata memancing,  hutan mangrove, snorkling, jetsky, banana boat dan arena permainan anak-anak di pasir putih menjadi daya tarik Untung Jawa. Sabda alam memancarkan keindahan,  ketenangan, dan kesunyian dalam bias  hiruk-pikuk  kehidupan kota metropolitan. Ini bukti bahwa di setiap penjuru ala mini, sabda hadir sebagai petunjuk dan memanggil wisatawan untuk datang, beristirahat, dan merasakan kedamaian.

Di balik keelokan itu, masyarakat Untung Jawa menghadapi berbagai tantangan. Punahnya terumbuh karang membuat populasi ikan menurun drastis. Bagi nelayan dan pengelola wisata bahari di Untung Jawa, memancing salah satu daya tarik utama, kondisi ini ikut menggerus pendapatan. “Ikan sudah tidak punya rumah,” begitu ungkap nelayan setempat.

Untuk menguatkan  asa  dan meningkatkan kesejahteraan warga,  Universitas Terbuka (UT) hadir melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tahun 2025 sejak beberapa bulan lalu sampai saat ini. Empat tim dosen diterjunkan untuk memperkuat literasi digital, atribut baru pengembangan wisata, ketahanan pangan, hingga pengelolaan ekonomi kreatif masyarakat.

 

 

Rumpon “Rumah Ikan” pengganti terumbu karang yang sudah punah.

“Rumah Ikan” (Rumpon) sebagai Harapan

Pemasangan rumpon (rumah ikan buatan) menjadi program yang paling dirasakan dampaknya oleh nelayan. Struktur bambu dan pepohonan itu menjadi tempat ikan berkumpul kembali, menggantikan terumbu karang yang telah hilang.

“Rumpon ini seperti memberi napas baru bagi laut kami. Ikan mulai kembali, kami bisa memenuhi kebutuhan keluarga, dan wisatawan pemancing pun kembali puas”, ujar Munim Ikhwanun, sekretaris organisasi nelayan.

Hal serupa juga ungkap nelayan senior Khairul Zaman. “Wisata memancing adalah identitas Untung Jawa. Tanpa rumpon, tamu datang tapi pulang kecewa. Kini kami punya harapan lagi,”  ujarnya.

Hal ini ditegaskan juga oleh H. Ardi. “Laut berubah jauh dibanding dulu. Rumpon membantu menghidupkan kembali ruang-ruang yang hilang. Hasil tangkapan membaik, dan wisata memancing kembali hidup,”  tuturnya.

 

Kolaborasi Kreatif: Pemuda, Digital, dan Ekonomi Pulau

Untung Jawa juga memiliki generasi muda kreatif, seperti komunitas Bilalu Art, yang mengolah biota dan “sampah” laut menjadi lampu hias, pajangan, tirai pintu, tempat perhiasan, miniatur kapal pinisi dan berbagai kerajinan bernilai jual. Kreativitas ini menjadi bagian dari identitas baru pulau, sekaligus memperkuat sektor ekonomi kreatif. “Semua ini hasil karya anak-anak pulau dengan bahan baku diambil dari sekitar pulau ini,”  ungkap Rendi Suryadi, pemilik BIlalu Art.

Mengingat potensi alam yang luar biasa tersebut, perlu pemberdayaan masyarakat melalui berbagai aktivitas, di  antaranya peningkatan kemampuan promosi digital para pengelola wisata  melalui pelatihan literasi digital. Langkah ini penting mengingat kunjungan wisatawan kini sangat dipengaruhi oleh media sosial, ulasan wisata, serta konten visual yang menarik.

Empat tim PKM UT berkolaborasi dengan masyarakat untuk:

(1) Meningkatkan keterampilan digital dalam mempromosikan wisata oleh Tim Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP);

(2) Mengukur indeks kepuasan wisatawan dan pengembangan atribut wisata (Tim Fakultas Sains dan Teknologi dan Direktorat Sistem Informasi (DSI);

(3) Memperkuat ketahanan pangan keluarga oleh Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM);

(4) Memperbaiki tata kelola keuangan UMKM dan usaha wisata oleh Tim Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)

Seluruh program ini dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SENMASTER) 2025, ajang terbesar UT untuk berbagi praktik baik kepada publik. “Tahun ini, SENMASTER menghadirkan lebih dari 136 pemakalah dan 90 peserta gelar hasil dari berbagai daerah”, ungkap Ketua LPPM UT, Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri, M.A., Ph.D.,

“UT mendatangi masyarakat bukan hanya membawa akademik, tetapi juga membawa inovasi pemberdayaan,” tegas Rektor UT, Prof. Dr. Ali Muktiyanto.

Dengan kolaborasi masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintah, Pulau Untung Jawa memiliki peluang besar untuk menjadi ikon wisata bahari berbasis komunitas yang bukan hanya indah dipandang, tetapi juga menyejahterakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *