Milenianews.com, Samarkand, Uzbekistan – Dr. Romlah Widayati, M.Ag., wakil rektor I Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, menjadi salah satu pembicara utama dalam International Conference: Imam Bukhari and Scholarship in the Muslim World yang berlangsung di Imam al-Bukhari Conference Hall, Samarkand, Uzbekistan, Selasa, 28 Oktober 2025.
Kegiatan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IIQ Jakarta, dan Imam Bukhari International Scientific Research Center (IBISRC) Samarkand, serta diikuti berbagai akademisi dari Indonesia, Uzbekistan, dan negara Muslim lainnya. 

Dalam presentasinya yang berjudul “Kajian Qiraat dalam Kitab Sahih al-Bukhari dan Pengaruhnya Terhadap Tafsir Al-Qur’an”, Dr. Romlah menekankan pentingnya pemahaman terhadap variasi bacaan (qira’at) Al-Qur’an yang diriwayatkan dalam kitab Shahih al-Bukhari. Ia menjelaskan bahwa Imam al-Bukhari, sebagai salah satu muhaddits terbesar, menerapkan standar ketat dalam seleksi riwayat qira’at untuk menjaga validitas dan autentisitas bacaan Al-Qur’an. Hadis-hadis tentang qira’at Al-Qur’an dalam kitab tersebut hanya diterima apabila memiliki sanad sahih dan sesuai dengan kaidah tata bahasa Arab yang benar.
Baca Juga : KemenPSDM DEMA IIQ Jakarta Gelar Pelatihan MAHESA 2025 untuk Mahasiswa Baru
Lebih lanjut, Dr. Romlah menyoroti bahwa tidak semua riwayat tentang qira’at dalam Shahih al-Bukhari selalu sejalan dengan rasm mushaf Utsmani. Hal ini karena riwayat sahih dalam hadis tidak seluruhnya mencakup aspek lafaz dan makna yang identik dengan sabda Nabi, bahkan sangat sedikit riwayat yang lafaznya persis sama dengan yang diucapkan beliau.
Sementara itu, Al-Qur’an memiliki karakteristik khusus di mana seluruh lafaznya bersumber langsung dari Allah. Oleh sebab itu, terdapat sejumlah riwayat qira’at sahih yang tidak sesuai dengan rasm mushaf Utsmani, namun tetap dihimpun oleh Imam al-Bukhari sebagai upaya untuk memperkaya kajian qira’at dan memberikan landasan yang lebih luas bagi penafsiran Al-Qur’an.

Penelitian yang dipaparkan Dr. Romlah menekankan bahwa keragaman qira’at memiliki dampak signifikan terhadap metodologi penafsiran Al-Qur’an, menghadirkan ruang tafsir yang lebih inklusif dan relevan dengan kondisi sosial. Salah satu contoh aplikatif adanya variasi bacaan ayat fidyah di QS. al-Baqarah ayat 184 dijelaskan dapat memperluas pemahaman fiqh dan memberikan kemudahan bagi umat Islam.
Menurut Dr. Romlah, menjaga keaslian sanad qira’at merupakan langkah penting dalam merumuskan tafsir yang valid, komprehensif, dan kontekstual di era modern. Ia berharap agar kajian perbandingan sanad dan pemanfaatan teknologi digital dapat terus dikembangkan oleh generasi akademisi berikutnya.
Konferensi internasional ini menjadi salah satu agenda penting dalam memperkuat jejaring akademik dan diplomasi budaya antara Indonesia dan Uzbekistan serta mempertegas peran Indonesia dalam pengembangan studi hadis dan Al-Qur’an di tingkat global.



 











