Milenianews.com, Jakarta – Langit siang itu tampak teduh di perkampungan Kali Grogol, Jalan Jati, Jakarta Selatan. Di atas jembatan bambu yang melintasi sungai kecil, tiga anak berdiri berdampingan. Tawa mereka pecah ringan, berpadu dengan gemericik air di bawah. Jembatan itu tampak sederhana, beberapa ruas bambu mulai kusam dimakan waktu. Namun disanalah mereka meniti langkah menuju masa kecil yang sederhana, tapi penuh makna.
Dari kejauhan, pemandangan ini tampak indah. Tapi dibalik senyum mereka, tersembunyi cerita yang menjadi cermin bagi jutaan anak lain di dunia, tentang kisah masa kecil yang harus berjalan di atas keterbatasan. Hari ini, 17 Oktober, dunia memperingati Child Poverty Day atau Hari Kemiskinan Anak. Sebuah hari yang diciptakan untuk mengingat bahwa tidak semua anak tumbuh dengan kesempatan yang sama.
Baca juga: Catatan Hari Anak Nasional, Kenapa Sih Ayah Ibu Pengen Aku Jadi Orang Kaya?
Kemiskinan anak bukan sekadar tentang kekurangan uang. Ia adalah tentang kehilangan peluang untuk belajar, bermain, dan bermimpi setinggi mungkin. Di banyak tempat, termasuk di perkampungan seperti Kali Grogol, anak-anak harus menghadapi kenyataan hidup yang keras. Ada yang membantu orang tua bekerja, ada yang menempuh jalan jauh hanya untuk belajar di sekolah, ada pula yang tumbuh tanpa fasilitas dasar seperti tempat bermain yang layak.
Namun di tengah segala keterbatasan itu, anak-anak seperti mereka tetap memiliki satu hal yang tak bisa diambil, sebuah harapan. Harapan yang tumbuh dari tawa kecil, dari langkah kaki di atas bambu licin, dari impian sederhana tentang masa depan yang lebih baik.
Hari Kemiskinan Anak hadir bukan untuk menumbuhkan rasa kasihan, melainkan kesadaran. Kesadaran bahwa masa depan bangsa bergantung pada bagaimana anak-anaknya tumbuh hari ini. Mereka membutuhkan ruang untuk berkembang, pendidikan yang layak, dan lingkungan yang aman agar bisa memutus rantai kemiskinan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Di Kali Grogol, jembatan bambu itu mungkin tampak rapuh, tapi bagi anak-anak yang melintasinya setiap hari, jembatan itu adalah simbol kekuatan. Ia menjadi pengingat bahwa sekecil apa pun langkah yang diambil, setiap langkah adalah perjuangan menuju kehidupan yang lebih baik.
Baca juga: KB-TK Bina Insani Laksanakan Puncak Tema Keluarga (Kebutuhan)
Mereka hanya meminta sebuah kesempatan. Kesempatan untuk belajar tanpa harus mengkhawatirkan biaya, kesempatan untuk bermain tanpa rasa takut, kesempatan untuk bermimpi tanpa batasan. Di tengah derasnya arus kemajuan dunia, Hari Kemiskinan Anak menjadi seruan agar tak ada satu pun masa kecil yang terabaikan.
Di atas jembatan bambu, tiga anak itu mungkin masih belum mengerti arti dari kemiskinan dan perjuangan. Tapi dari sana, kita belajar bahwa harapan bisa tumbuh di mana saja, bahkan di tengah keterbatasan.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.