Milenianews.com, Bekasi – Suasana riuh ribuan mahasiswa baru SEMOT 2025 memenuhi aula, sorak sorai dan tepuk tangan menggema di setiap sudut. Namun, kegaduhan itu tidak sedikitpun menggentarkan Patricia Dyah Ayu Sekar Pinasthi, mahasiswi Prodi Akuntansi di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), saat ia melangkah ke panggung. Dengan senyum percaya diri dan suara tegas, Patricia mulai membagikan pengalamannya mengikuti program International Student Mobility, membuka kisah tentang keberanian menembus zona nyaman dan menghadapi tantangan yang sebelumnya terasa menakutkan.
Sebagai mahasiswa, Patricia tidak hanya aktif di kampus tetapi juga berani mengambil peluang di luar negeri. Dari proses pendaftaran hingga kegiatan di ISM, ia berbagi setiap pengalaman yang membentuk wawasannya. Ia menekankan pentingnya persiapan bahasa, mental, dan keberanian, sambil menyoroti tantangan yang ia hadapi, mulai dari urusan paspor hingga adaptasi budaya, yang semuanya membuahkan pengalaman global yang memperluas jaringan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Baca juga: Mahasiswa Berprestasi! Juara 2 Cheerleading All Star Thailand 2024 Berbagi Cerita di SEMOT UBSI 2025
Patricia mengawali ceritanya dari proses pendaftaran program International Student Mobility. Menurutnya, persiapan sejak awal adalah kunci. “Persiapkan bahasa Inggris minimal atau bahasa lain yang diperlukan, rajin gali informasi dari kampus atau lembaga, dan jangan ragu untuk meminta bimbingan dari pihak kampus. Mental yang siap dan rasa percaya diri juga penting banget,” ujarnya dalam wawancara via daring pada Kamis (25/9).
Namun, perjalanan Patricia tidak selalu mulus. Tantangan terbesar justru datang dari urusan administratif, terutama proses pembuatan paspor yang sempat memakan waktu lebih lama dari perkiraan. Ia mengakali hal itu dengan rutin menghubungi pihak imigrasi dan terus berkoordinasi dengan pembimbing program. “Kuncinya adalah sabar, telaten, dan tidak takut untuk bertanya atau minta arahan,” katanya.
Setibanya di negara tujuan, Patricia menghadapi tantangan baru: adaptasi dengan bahasa, budaya, dan sistem belajar yang berbeda. Dari pengalaman itu, ia belajar banyak hal, termasuk cara berkomunikasi lintas budaya dan membangun jaringan pertemanan global. Setiap kegiatan, mulai dari kuliah hingga kegiatan ekstrakurikuler, memberikan wawasan baru yang tidak ia dapatkan di kampus.
Patricia juga menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman. Menurutnya, dunia ini penuh peluang, dan kesempatan seperti pertukaran pelajar bisa membuka perspektif baru. “Nikmati masa kuliah dan jangan takut keluar dari zona nyaman. Kalau ada kesempatan, ambil! Manfaatnya jauh lebih besar daripada rasa takutnya,” tuturnya.
Baca juga: UBSI Sukses Gelar SEMOT 2025, Seru dan Penuh Energi!
Pengalaman Patricia tidak hanya memperluas wawasan, tapi juga membentuk rasa percaya diri yang kuat. Ia berharap kisahnya dapat menginspirasi mahasiswa baru untuk berani mencoba hal-hal baru, mempersiapkan diri sebaik mungkin, dan tidak takut menghadapi tantangan, sekecil atau sebesar apapun.
Ini bukan sekadar cerita tentang pertukaran pelajar, tapi juga tentang keberanian, persiapan, dan mengambil peluang. Patricia membuktikan bahwa pengalaman internasional bisa membuka wawasan, membangun jaringan global, dan meningkatkan kepercayaan diri, sesuatu yang tidak bisa didapatkan hanya dengan duduk di kelas. Bagi mahasiswa baru, pesannya jelas: dunia itu luas, peluang ada di mana-mana, dan langkah pertama memang menantang, tapi hasilnya sepadan dengan keberanian yang diambil.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.













