Milenianews.com – Belakangan ini, kamu mungkin sering mendengar kata skena muncul di TikTok atau Instagram. Menurut laman Kumparan, dalam bahasa gaul, skena adalah singkatan dari tiga kata: sua, cengkrama, dan kelana. Sua berarti bertemu atau berkumpul, cengkrama berarti bercanda atau berbincang, dan kelana artinya berkelana tanpa tujuan. Jadi, “skena” mencerminkan suasana anak muda yang suka nongkrong, ngobrol, dan jalan bersama.
Baca juga: Sejarah Skenaska Surabaya Tertulis Lewat Single Baru IPC Berjudul “Skartajaya”
Secara etimologis, istilah ini merupakan pinjaman dari kata Scene, yang berlaku sejak tahun 1940-an untuk menunjukkan komunitas seni atau subkultur. Dalam konteks masa kini, “skena” merujuk pada komunitas anak muda yang berbagi referensi musik, gaya hidup, dan estetika tertentu.
Ciri khas anak skena modern sering terlihat dari gaya mereka: kaus oversize, celana cargo, sepasang sepatu Doc Martens atau boots, serta tote bag penuh stiker. Mereka juga biasanya penggemar musik indie atau underground, serta suka nongkrong di kafe yang estetik.
Namun ingat, ada juga fenomena yang disebut “polisi skena”. Ini adalah istilah untuk orang yang merasa benar-benar menguasai kebenaran tentang “skena”, hingga menghakimi selera musik atau gaya orang lain secara berlebihan sesuatu yang bertentangan dengan semangat inklusif skena itu sendiri.
Baca juga: Inspirasi Outfit Buat Kamu yang Siap ke Kampus
Pada dasarnya, skena bukan sekedar tren fashion atau musik. Ia merupakan simbol identitas bagi komunitas yang menghargai ekspresi, kreativitas, dan kebebasan berekspresi. Keberadaan “anak skena” di medsos bukan hanya soal tampilan, namun juga rasa “bersama” dalam budaya pop urban.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.
