Milenianews.com, Jakarta – Dokter Budi Rahmat, seorang mahasiswa Program Doktor di Universitas Indonesia, telah menemukan teknik baru untuk operasi katup jantung pada anak-anak. Temuan ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kebocoran katup mitral setelah operasi.
Penelitian ini dijelaskan dalam disertasi Budi Rahmat yang berjudul “Teknik Elevasi Anulus Posterior dalam Mengurangi Regurgitasi Residual pada Perbaikan Katup Mitral Pasien Anak”.
Baca juga : Keren! Dosen UGM Ciptakan Aplikasi Penanganan Henti Jantung
Profesor Bambang Budi Siswanto, sebagai promotor Budi Rahmat, menjelaskan bahwa teknik baru ini merupakan terobosan dalam operasi katup jantung anak-anak. Teknik elevasi anulus posterior ini dapat mengurangi risiko kebocoran katup mitral setelah operasi pada pasien anak-anak.
Operasi jantung anak
Kebocoran katup jantung anak usai operasi
Jika terjadi kebocoran atau regurgitasi pada katup mitral, hal ini dapat menyebabkan penyakit gagal jantung. Katup mitral berperan dalam menghubungkan serambi kiri dan bilik kiri jantung. Keadaan tersebut dapat mengganggu pompa darah dari bilik kiri jantung, meningkatkan beban kerja otot jantung, dan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh.
Dr. Rahmat menemukan bahwa insiden sisa kebocoran katup mitral setelah operasi masih cukup tinggi. Dalam penelitian sebelumnya, dilaporkan bahwa dengan menggunakan teknik operasi konvensional, insiden tersebut terjadi sebanyak 62,3%. Data dari Unit Bedah Jantung Anak di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita juga melaporkan insiden sebanyak 49%.
“Itu terjadi dikarenakan daerah pertemuan antara kedua daun katup mitral yang tidak optimal. Regurgitasi residual katup mitral pasca-operasi dapat memberikan dampak negatif, yakni timbulnya gagal jantung, rusaknya sel-sel darah dan menghambat proses perbaikan fungsi otot jantung pasca-operasi,” ujar dr Budi dalam keterangannya.
Penanganan
Menurut penjelasan dr. Budi, dalam penanganan regurgitasi katup mitral, operasi dilakukan dengan mengganti katup mitral yang bocor dengan katup prostetik. Namun, dengan perkembangan pemahaman tentang anatomi, fungsi, dan patofisiologi katup mitral, strategi operasi telah bergeser ke arah perbaikan katup.
Baca juga : Rutin Makan Sayuran Hijau bisa Bantu Jaga Kesehatan Jantung
Perbaikan katup ini memberikan manfaat yang lebih luas, termasuk tingkat kematian yang lebih rendah. Selain itu, perbaikan katup juga dapat mempertahankan fungsi bilik kiri yang lebih baik, mengurangi risiko pembekuan darah, komplikasi terkait penggunaan obat antikoagulan, dan infeksi pada jantung.
Teknik Elevasi Anulus Posterior Katup Mitral
Budi Rahmat melakukan penelitian tentang operasi katup mitral pada anak-anak dengan menggunakan teknik elevasi anulus posterior. Tujuannya adalah untuk mengurangi kebocoran katup mitral setelah operasi.
Dalam penelitian tersebut, dr. Budi melibatkan 64 pasien dan membagi mereka menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menjalani operasi dengan teknik elevasi anulus posterior, sedangkan kelompok kedua menggunakan teknik konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik elevasi anulus posterior efektif dalam mengurangi kebocoran katup mitral. Selain itu, teknik ini juga dapat meningkatkan hasil operasi jangka panjang.
Baca juga : Ternyata, Makan Tahu Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung Lho!
Menariknya, penggunaan bahan tambahan dalam teknik ini tidak menyebabkan efek samping yang signifikan. Ini berarti operasi katup mitral dengan teknik elevasi anulus posterior dapat menjadi alternatif yang aman dan efektif untuk mengatasi masalah kebocoran katup mitral pada anak-anak.
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.