Milenianews.com, Mata Akademisi- Yamaha telah tumbuh menjadi salah satu pembuat alat musik umum teratas sejak didirikan pada tahun 1887. Terobosan besar perusahaan adalah pembuatan organ alat musik. Pada saat itu, kreativitas perusahaan melampaui dari membuat instrumen musik, dan meluas ke peluang-peluang lain. Teknologi yang Yamaha kembangkan sepanjang sejarah digunakan untuk berbagai bisnis seperti alat musik, peralatan akustik, dan suku cadang interior mobil.
Inspirasi ini yang mendasari para mahasiswa Program Doktor Manajemen dan Bisnis Sekolah Bisnis IPB University (DMB 18) sejumlah 32 orang dan dosen pembimbing untuk berkunjung serta belajar langsung dari Yamaha. Kunjungan ke Yamaha ini merupakan rangkaian dari program Eksposur Internasional Bisnis dan Manajemen (EIBM) yang bertujuan untuk memberikan pengalaman berharga bagi para kandidat doktor ini untuk belajar langsung dari expert.
Perjalanan tiga hari pada pertengahan Mei 2023 itu dimulai dari hotel yang berada di kawasan Sunshine City menuju markas Yamaha di Kakegawa, Shizuoka, Jepang. Walau perjalanan hampir memakan waktu empat jam itu tidak bisa dibilang pendek, namun tidak menyurutkan semangat untuk menuju lokasi.
Sesampainya dilokasi, dengan protokol ketat yang sudah dibuat oleh Yamaha, para mahasiswa satu persatu memasuki ruang pameran Yamaha. Ruang pameran ini dibagi menjadi 12 area, dan memperkenalkan produk-produk favorit Yamaha, perkembangan inovatifnya, dan teknologi terkini. Selain itu, para mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung belajar cara memainkan atau mengoperasikan sebagian besar instrumen atau produk. Para mahasiswa bisa juga memainkan piano yang dipajang di area alat musik seharga puluhan juta yen, dan merasakan perbedaan karakteristik antar-alat musik.
Di Yamaha Innovation Road, para mahasiswa tidak hanya dapat melihat dan menyentuh berbagai produk yang dibuat oleh Yamaha selama beberapa dekade, tetapi musisi dapat memainkan hampir semua alat musik Yamaha. Merasakan pengalaman bermain grand piano aula konser atau “biola senyap” yang unik, juga ddidapatkan dalam kesempatan ini.
Alat musik yang dibongkar menjadi part kecil dipamerkan, perpaduan keterampilan tradisional, mesin, dan keahlian diperkenalkan di sini. Peserta juga bisa melihat kemampuan manufaktur Yamaha yang kuat. Walau sebagian besar proses pembuatan alat musik dilakukan dengan mesin yang rigid dan presisi, pelibatan “sentuhan” Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencapai 600 orang itu juga diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan karakteristik alat musik yang memiliki kekhasan dan keunikan diantara alat-alat musik tersebut.
Yamaha memiliki filosofi yang menjadi landasan manajemen bisnis di Yamaha Group. Filosofi Yamaha terdiri dari “Filosofi Perusahaan”, “Pengalaman Pelanggan”, “Kualitas Yamaha”, dan “Yamaha Way”. Filosofi Perusahaan dan Pengalaman Pelanggan mengungkapkan berbagai aspek makna di balik keberadaan Grup Yamaha, sedangkan Filosofi Yamaha berfungsi sebagai fondasinya. Kualitas Yamaha dan Yamaha Way berfungsi sebagai kekuatan pendorong di belakang Filosofi Yamaha, dan dimaksudkan untuk memberikan panduan bagi karyawan Yamaha Group dalam pekerjaan sehari-hari.
Filosofi inilah yang menempatkan Yamaha menjadi salah satu pemimpin bisnis global dalam bidang alat musik, serta menjadi referensi utama bagi perusahaan lain yang ingin berkiblat dalam hal inovasi. Tak heran, perusahaan ini mampu bertahan lebih dari satu abad, serta memiliki budaya yang kuat dan berpengaruh.
Referensi
- Yamaha Innovation Road
https://www.inhamamatsu.com/art/innovation-road.php
- The Innovative Spirit of Hamamatsu, from Japan’s First Shogun to Makers of Instruments & Motorcycles
https://voyapon.com/yaramaika-spirit-of-innovation-hamamatsu/
Penulis: Dedy Setyo Afrianto, Mahasiswa Program Doktor Manajemen dan Bisnis Sekolah Bisnis IPB University (DMB 18).