Milenianews.com – Belakangan ini konten mengenai bunuh diri sedang menjadi bahan perbincangan, karena sudah ada beberapa korban dari kejadian tersebut. Salah satunya terjadi pada W (21), gadis asal Kabupaten Bogor yang mencoba membuat konten bunuh diri, namun akhirnya ia benar-benar meninggal.
Retno Lelyani Dewi, psikolog yang juga pendiri Biro Psikologi Rumah Cinta, mengungkap jika penyebab kejadian ini ialah kecenderungan ingin menjadi terkenal, namun justru menjadi bencana. “Ini karena adanya kecenderungan ingin terkenal. Pada beberapa kasus merupakan dan dorongan ingin ngetop,” ungkap Retno, mengutip dari Kompas, Minggu (5/3).
Baca juga : WHO Mencatat, Setiap Satu Detik Satu Orang Bunuh Diri
Di Jepang, Bunuh Diri Dinilai Lebih Terhormat??
Taukah sobat milenia jaman duilu di Jepang Bunuh diri di nilai lebih terhormat daripada hihup tapi tidak menjadi siapapun. Yes Benar sekali, kata Seppu dan harakiri yang memiliki arti yang hampir sama, yaitu mengeluarkan isi perut.
Seppuku berlangsung sejak lama, bermula pada Abad 12 menghindari kekalahan yang memalukan dalam perang. Samurai Jepang melakukan bunuh diri untuk membayar kesalahan mereka dan mengembalikan kehormatan mereka.
Kemudian Harakiri berarti memotong perut dalam bahasa Jepang, yang mana “hara” berarti perut dan “kiri” berarti memotong. Namun Masyarakat Jepang lebih senang untuk menyebutnya dengan Seppuku. Seppuku pertama kali terjadi yaitu oleh Minamoto no Yorimasa selama Pertempuran Uji pada tahun 1180.
Sejak saat itu, seppuku menjadi bagian penting dari kode bushido atau prajurit samurai. Seorang samurai kuno yang pergi berperang biasa melakukan seppuku saat musuh terpojok. Tradisi kuno bunuh diri dilakukan untuk menghindari jatuh ke tangan mereka, untuk mengurangi rasa malu dan menghindari kemungkinan siksaan di tangan musuh jika tertangkap.
Baca juga : Aktor Attack on Titan, Haruma Miura Meninggal Karena Bunuh Diri
Daimyo (penguasa feodal) mereka juga bisa memerintahkan seorang samurai untuk melakukan seppuku. Seorang samurai atau daimyo akan melakukan seppuku berdasarkan perjanjian damai mereka. Perjanjian damai seppuku diyakini akan melemahkan pihak yang kalah sehingga menyebabkan perlawanan terhenti.
Dalam istilah barat, istilah seppuku pertama kali muncul pada tahun 1882 dalam sebuah teks yang berkaitan dengan penghukuman bagi para penjahat. Harakiri mengacu pada berkorban, yang melakukannya akan sukarela untuk melakukannya tanpa ada paksaan. Sedangkan seppuku menggambarkan sebuah tindakan sebagai bentuk rasa bersalah mereka.
Selain itu juga Tsunetomo, dalam Geisha World menyebutkan
“Alasan untuk ini adalah bahwa seseorang tidak akan memperoleh ketenaran, bahkan jika pekerjaannya dilakukan dengan baik. Sementara, jika seseorang melakukan kesalahan, itu menjadi aib seumur hidup,” ujarnya
Itu kenapa, dulunya bunuh diri di Jepang di nilai lebih terhormat daripada harus menjadi aib bagi negara.