Milenianews.com – Robo-robo merupakan tradisi tolak bala dari masyarakat Kalimantan Barat, khususnya Mempawah, yang masih terjaga kelestariannya hingga kini. Tradisi ini rutin setiap tahunnya terselenggara pada bulan Syafar dalam kalender Islam di hari Rabu.
Bulan Syafar, sebagai bulan keberkahan sekaligus ada yang beranggapan sebagai bulan pembawa musibah. Sehingga robo-robo bertujuan untuk memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa agar selamat dari musibah dan ungkapan rasa syukur akan rezeki yang telah diberikan.
Baca Juga : Tradisi menyambut 1 Muharram dalam Tradisi Jawa
Selain itu, robo-robo juga menjadi tradisi penyambutan Raja Pertama Mempawah, Opu Daeng Menambon dari Sulawesi yang menyebarkan agama Islam di tanah Mempawah.
Dalam tradisi ini, ada ritual buang-buang yaitu membuang beberapa jenis makanan agar hanyut terbawa air sungai. Masyarakat percaya hal ini, sebagai rasa syukur terhadap Tuhan yang telah memberikan alam terutama sungai sebagai kekayaan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Gelaran tradisi Robo-Robo
Setelah itu pembacaan doa-doa dan makan bersama atau saprahan. Saprahan merupakan makan bersama antara masyarakat dengan pejabat dan keluarga kerajaan secara lesehan.
Masyarakat melakukan Saprahan di lapangan, tepi jalan, di dalam gang atau halaman masjid. Keunikan dari saprahan ini adalah masyarakat berbondong-bondong membawa makanan dari rumah masing-masing, lalu akan memakannya bersama. Hal ini membuat silaturahim antara masyarakat menjadi sangat erat karena saling berbagi tanpa memandang status dengan makan bersama.
Tak ayal, tradisi robo-robo juga menjadi ajang festival yang dapat mengangkat nilai luhur adat istiadat dan agama yang harus dilestarikan sebagai bentuk kekayaan budaya Indonesia. Dalam festival ini, ada hiburan tradisional berupa tari jepin, tundang atau pantun berdendang. Ada juga lomba perahu bidar, dan atraksi penampilan berbagai macam adat budaya Melayu di Mempawah.
Baca Juga : Mengenal Tradisi Kawin Lari ‘Merarik’ ala Suku Sasak
Selain itu, dalam tradisi robo-robo, ada juga kirab pusaka kerajaan dan ziarah akbar ke makam-makam Raja Mempawah. Sehingga dalam satu bulan pelaksanaan festival robo-robo, penuh dengan berbagai hiburan rakyat, pagelaran lomba budaya, dan pasar malam.(Lady Agustin)