News  

Mahfud MD : Penerapan New Normal, tidak Dilakukan dengan Pendekatan Ekonomi

Penerapan New Normal tida dengan pendekatan Ekonomi

Milenianews.com, Jakarta – Dalam seminar virtual Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Mahfud MD menyebut, penerapan new normal bukan semata dilakukan dengan pendekatan ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) ini mengatakan bahwa kesehatan lebih penting bagi masyarakat. “Kesejahteraan itu indikatornya dalam pembangunan manusia kan ada tiga,” katanya, di Jakarta, Sabtu (30/5).

Baca Juga : Facebook sediakan Peta Penyebaran Pergerakan Masyarakat saat PSBB

Indikator yang pertama adalah kesehatan yang baik, kedua ekonomi dan ketiga adalah pendidikan yang baik. Ia juga menyebut bahwa tujuan negara itu adalah membangun kesejahteraan.

Berbicara mengenai New Normal, tidak membicarakan soal pendekatan ekonomi semata, namun penerapan protokol kesehatan di kampus-kampus harus terlaksana sesuai standar WHO.

“Jadi, misalnya di sekolah Bapak, itu akan diatur. Nanti harus pakai masker, yang menyediakan masker siapa, tempat cuci tangan ada di sudut mana saja? Itu akan diatur semua. Kemudian jarak, tempat duduk kuliah dan sebagainya, nanti pasti akan diatur semua. Sehingga kita tidak pertimbangan ekonomi semata-mata,” kata Mahfud, mencontohkan.

Pemerintah sudah gesit dalam penanganan Covid-19

Lebih jelas, perangkat hukum yang mengatur standar protokol di berbagai sektor telah dikeluarkan Menteri Kesehatan seminggu yang lalu. 

Peraturan yang diterapkan tentunya disesuaikan. “Kalau di industri ini standar kesehatan, kalau di kantor pemerintah begini, kalau di mal begini, kalau di warung ini, kalau di pabrik ini. Sudah dibuat semua standarnya,” ujarnya.

Ia pun menyebut, bahwa pemerintah sangat gesit dalam penanganan Covid-19 ini. Bahkan sampai perhitungan detil pun dengan menggunakan pendekatan keilmuan sudah dilakukan. 

“Pemerintah saat ini juga sudah mampu mengukur tingkat penularan virus corona di setiap daerah menggunakan pendekatan keilmuan, Ro dan Rt,” jelasnya.

Ro merupakan indeks rata-rata orang yang ditularkan oleh satu orang yang terinfeksi. Perkiraan WHO sendiri, Ro global saat ini antara 1,4 sampai 2,5.

Sedangkan Rt adalah indeks awal penularan virus Corona sebelum pemerintah melakukan berbagai langkah intervensi untuk menekan penyebaran.

Baca Juga : Tiga Syarat New Normal belum dapat Dipenuhi Indonesia

Untuk penyebarannya sendiri, Covid-19 tidak bisa diprediksi. Salah satu daerah bisa menjadi yang paling banyak tertular hari ini, namun beberapa hari sebelumnya daerah lain yang paling banyak terinfeksi. 

“Kita sudah bisa mengukur semua. Satu orang menulari dua, tiga, itu sudah bisa diukur ‘scientific‘-nya. Itu ada istilah Rt ada istilah Ro. Kita setiap minggu akan meng-update. Sudah kita ukur semua,” katanya. (Ikok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *