Pengrajin di Yogyakarta Ciptakan Kue Lebaran Bermotif Virus Corona

kue lebaran

Milenianews.com, Yogyakarta – Pengusaha pengrajin kue kering khas Lebaran turut terkena imbas minimnya pesanan di tengah pendemi covid-19 (corona). Pengrajin kue kering di Yogyakarta mensiasati dengan mengkreasikan kue khas Lebaran dengan motif yang bertemakan covid-19.

Nur Wahyuni tak terbesit akan memproduksi kue kering dalam jumlah besar pada pekan awal Ramadan 2020. Ia sadar banyak tak warga yang tak berkumpul untuk Lebaran tahun ini karena pandemi covid-19.

“Awalnya mau enggak buat. Apalagi ada imbauan pemerintah enggak boleh kumpul. Berarti kan enggak ada tamu yang akan datang pas lebaran,” kata Wahyuni dilansir dari Medcom, Sabtu, (16/5).

Namun, perempuan 44 tahun justru mendapat pesanan dari para pengecer kue kering di Jakarta dan Surabaya. Ia berinisiatif mengkreasikan kue kering dengan motif bertemekan covid-19 agar cepat laku di pasaran.

“Akhirnya berpikir, apa yang bisa dijual cepat. Di musim pandemi korona ini, akhirnya kepikiran motif tentang covid-19. Mikir semalam itu,” katanya.

Ada beberapa motif kue kering bertema covid-19 yang Wahyuni produksi. Mulai dari bertema masker, hand sanitizer, sabun, obat, baju dokter, hingga hati dengan detak jantung. Satu toples kue kering bermotif wajah bermasker, disebut dengan kue ‘Gemas’.

Baca Juga : Filosofi Ketupat Lebaran

“Harga setengah kilogram atau satu toples berkisar Rp65 ribu sampai Rp80 ribu. Tergantung karakternya dan bahan membuat kue. Ada juga nastar keju Rp70 ribu per toples dan fondan Rp80 ribu per toples,” katanya.

Wahyuni mengakui pendapatan usaha produksi kue kering yang sudah digeluti sejak 2002 anjlok tahun ini. Tahun lalu, ia sudah kebaanjiran pesanan dua bulan sebelum memasuki Ramadan.

Ia berharap besar agar wabah korona segera hilang. Ia merasa sudah sangat besar dampak covid-19 menyasar di hampir setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan dunia.

“Covid-19 ini kan berpengaruh ke semua aspek. Semoga ke depan ada solusi setelah wabah selesai. Banyak pekerjaan yang terhenti,” kata dia.(afr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *