Milenianews.com, Jakarta – Ferdian Paleka telah membuat konten prank yang menganggu masyarakat. Dia tega menipu para transpuan dengan memberikan sembako berisikan sampah.
Hasilnya, dia tertangkap dan ditindaklanjuti secara hukum. Lantas apa alasannya harus melakukan hal yang merugikan orang lain dan dirinya sendiri? Apakah ada yang menyimpang dari kepribadiannya? Berikut penjelasannya oleh Haniva Hasna M. Krim, seorang Praktisi Parenting Remaja, Rabu, (13/5).
Baca Juga : Kenapa Orang-orang tak mau Nurut saat Ditegur untuk Memakai Masker?
Konten video prank Ferdian Paleka merugikan orang banyak
Haniva menjelaskan bahwa prank adalah sebuah dark humor yang mengandung konten negatif. Candaan ini sering mengundang kontroversi.
Umumnya, pelakunya adalah anak muda dari kelas menengah, tinggal di kota. Mereka mau melakukannya karena ingin menonjolkan ego dan ingin menghilangkan kejemuan.
Menurut Haniva, perbuatan Ferdian tidak bisa dikategorikan sebagai perilaku menyimpang karena tidak ada pola yang terlihat. Berbeda dengan bila dia pernah melakukan hal ini sebelumnya.
Apa yang Ferdian lakukan lebih disebut dengan perilaku tidak terhormat atau tidak terpuji. Ini karena sifatnya temporer, berdasarkan kebutuhan pasar (penonton dan kondisi yang terjadi saat ini).
Namun tentunya, tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab dampaknya bisa merugikan orang lain.
“Konten video prank yang menghibur terdapat humor atau kelucuan di dalamnya. Namun, Bila sudah ada pihak yang dirugikan, bukan prank namanya. Bisa masuk dalam ranah hukum karena sudah menyangkut perbuatan tidak menyenangkan, merugikan yang berakibat pada kemarahan (baik yang terlibat langsung maupun kemarahan masyarakat),” ujar Haniva.
Baca Juga : Meski Berniat Positif, Unggahan Foto Telanjang Tara Basro Kena UU ITE
“Tapi bila tidak dikontrol atau dikendalikan akan terjadi peniruan dan dianggap sebagai hal yang wajar dilakukan oleh remaja,” tambahnya.
Oleh karena itu, bila Anda ingin membuat konten di internet, pastikan terlebih dahulu bahwa apa yang Anda bagikan tidak merugikan masyarakat sekitar. Bijaksanalah dengan konten Anda. (afr)