News, Tokoh  

Kisah Inspiratif Gunawan, Ketika Beasiswa Mengubah Hidupnya

Kisah Inspiratif Gunawan
Dok. Gunawan

Milenianews.com – Tidak semua orang lahir dengan jalan pendidikan yang mulus. Ada yang harus melewati jalan terjal penuh keterbatasan, namun justru dari situlah lahir keteguhan hati dan semangat pantang menyerah. Kisah Inspiratif Gunawan, seorang pria yang kini berkarier sebagai dosen sekaligus Koordinator Marketing Communication (Marcom) di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Sukabumi, adalah bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjuangan menuju kesuksesan.

Kehilangan Ayah di Usia Muda

Gunawan lahir dari keluarga sederhana. Sejak ayahnya meninggal ketika ia duduk di bangku kelas 2 SMP, keluarga mereka hanya bergantung pada sang ibu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Ia adalah anak kedua dari dua bersaudara, dengan seorang kakak perempuan yang saat itu sudah lebih dulu menempuh pendidikan tinggi.

Baca juga: Kisah Inspiratif dari Mojokerto: Siswa MI Tahfidz Yaa Bunayya Galang Dana untuk Palestina Melalui BMH

“Setelah ayah meninggal, kondisi ekonomi drop banget. Ibu hanya bisa memperjuangkan saya untuk lanjut sekolah sampai SMK, tapi untuk kuliah sudah tidak sanggup lagi,” kenang Gunawan.

Sementara itu, kakaknya yang kala itu sudah lulus kuliah dan bekerja sebagai guru honorer juga belum mampu memberikan banyak dukungan finansial. Jalan untuk melanjutkan pendidikan tinggi terasa semakin jauh dari jangkauan.

Antara Kuliah atau Langsung Kerja

Sejak awal, ibunya sudah berpesan bahwa setelah lulus SMK, Gunawan sebaiknya langsung bekerja. Dengan latar belakang ekonomi keluarga yang berat, kuliah bukanlah pilihan realistis. Gunawan pun menerima pesan itu dengan lapang dada.

Namun jauh di dalam hatinya, ada keinginan besar untuk tetap melanjutkan pendidikan tinggi. “Walaupun sudah pasrah harus kerja, saya masih punya niat kalau ada rezeki, saya ingin lanjut kuliah agar bisa memperbaiki keadaan keluarga,” ujarnya.

Jalan Tak Terduga: Beasiswa dari Yayasan BSI

Takdir berkata lain. Menjelang kelulusan SMK, Gunawan mendapat informasi dari seorang teman yang mendengar kabar beasiswa prestasi dari guru BK. Beasiswa kuliah ini diberikan oleh Yayasan Bina Sarana Informatika (BSI) dan bisa menanggung biaya kuliah hingga S2.

Awalnya, Gunawan tak terlalu berharap. Ia hanya mencoba mendaftar sekadar mengisi waktu luang sambil menunggu panggilan kerja. Namun nasib baik berpihak padanya. Ia berhasil lolos tahap seleksi akademik, lalu lanjut ke tahap wawancara.

“Awalnya saya bingung bagaimana nanti soal biaya lain-lain, karena walaupun kuliah gratis, tetap perlu uang transportasi. Tapi ternyata, penerima beasiswa juga mendapat uang saku setiap bulan. Walaupun tidak besar, itu cukup untuk biaya transportasi ke kampus,” tuturnya.

Kabar kelulusan itu menjadi titik balik hidupnya. Meski sempat ragu, akhirnya sang ibu merestui langkah Gunawan. “Mamah bilang, kalau anaknya bisa kuliah, mungkin kariernya bisa lebih baik. Soal biaya, mamah berpasrah pada rezeki dari Allah,” kenangnya haru.

Baca juga: Kisah Inspiratif Wiwil, Seorang Gadis Desa yang Sukses Kuliah S3 dengan Beasiswa

Bertahan di Tengah Keterbatasan

Di kisah inspiratif ini, perjalanan kuliah seorang Gunawan dengan beasiswa masih belum aman. Uang jajan yang kadang ada, kadang tidak, hingga transportasi yang hanya mengandalkan uang saku dari beasiswa, turut menghiasi perjuangannya. “Saya harus pintar-pintar mengatur. Kadang jalan kaki lebih jauh supaya hemat ongkos,” katanya.

Namun, keterbatasan itu tidak membuatnya patah semangat. Justru ia jadikan sebagai motivasi untuk terus belajar, mengasah kemampuan hard skill maupun soft skill, dan membuktikan bahwa ia mampu bersaing.

Dari Mahasiswa Hingga Dosen

Setelah lulus kuliah, Gunawan tetap konsisten mengembangkan diri. Ia melalui proses panjang sebelum akhirnya dipercaya menjadi karyawan di UBSI. Tidak mudah, karena ada tahapan seleksi dan masa tunggu. Beberapa temannya memilih menyerah, namun Gunawan bertahan.

“Banyak yang gugur dan tidak melanjutkan. Saya pun hampir mengikuti langkah itu. Tapi saya percaya, kalau konsisten dan mau terus belajar, pasti ada jalan,” ujarnya.

Keyakinan itu berbuah manis. Kini, Gunawan tidak hanya berhasil menuntaskan pendidikan tinggi hingga S2, tapi juga berkarier sebagai dosen dan Koordinator Marcom di UBSI kampus Sukabumi, kampus tempat ia dulu menimba ilmu.

Arti Pendidikan Tinggi

Bagi Gunawan, pendidikan tinggi bukan hanya soal kecerdasan intelektual (IQ), tapi juga tentang membentuk karakter melalui kecerdasan emosional (EQ) dan spiritual (SQ). “Pendidikan bukan hanya soal kuliah, tapi bagaimana kita dibentuk secara menyeluruh. Itu yang membuat saya bisa bertahan melewati masa-masa sulit,” katanya.

Kini, Gunawan ingin terus menginspirasi mahasiswa, keluarga, dan masyarakat luas. Ia berharap keberhasilannya bisa menjadi bukti bahwa keterbatasan ekonomi tidak boleh menjadi penghalang untuk meraih mimpi.

Baca juga: Dari Pengalaman ke Penghargaan: Kisah Inspiratif Hanum Usai Terima Penghargaan Internasional

Pesan Inspiratif dari Kisah ini

Menutup kisah inspiratif ini, Gunawan memberikan pesan penuh makna bagi anak-anak muda yang mungkin sedang berada dalam posisi seperti dirinya dulu.

“Jangan pernah menyerah. Upgrade skill terus, khususnya pola pikir. Karena kalau pola pikir kita hanya mengeluh, sulit untuk maju. Tapi kalau kita punya mindset yang kuat, keterbatasan justru bisa menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan,” pungkasnya.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *